"Thank you so much udah mau baca cerita aku ya guys! Jangan lupa jika berkenan untuk vote dan komen, ya. Lop<3."
Niolip
.Seorang lelaki yang tadinya tampak acuh kini dengan cepat memberhentikan langkahnya tepat di depan beberapa siswi yang sibuk saling berbincang satu sama lain. Langkah kasar diambilnya, "Siapa?" tanyanya mendadak dengan wajah serius.
"Adrian ... Apaan, sih, lo! Lo kalau penasaran sama adik kelas yang nyerang lo waktu ini, liat akun gosipnya Wahyu aja." Nada tinggi diucapkan oleh seorang gadis di depan Andrian, kini ia langsung berjalan pergi diikuti oleh temannya yang lain.
Adrian yang masih berdiri disudutan lorong inipun, mengambil ponselnya cepat dan mencoba mencari jawaban atas rasa penasarannya. Pasalnya sejak ia memasuki lorong lantai dua ini, indra pendengarannya mendengar sebuah nama yang terus menjadi bahan perbincangan. "Kayrena, kenapa lagi?" ucapnya membatin, seraya menggulir layar mencari sebuah postingan.
Betapa terkejutnya ia, mendapati sebuah berita baru pada layar ponselnya. Kedua bola matanya membulat sempurna dan tanpa berpikir lagi ia langsung bergegas berlari darisana menuju ruang kelas. Dirinya mengambil langkah panjang bersamaan dengan membuat kepalan tangan yang kuat, tanda kalau yang mengekspresikan rasa marah.
Kakinya mendarat pada ruang kelas miliknya sendiri, dan mendapati suasana kelas tengah ricuh. Dan sudah pasti karena berita baru yang baru saja beredar ini.
"Gue akuin emang lo nggak ada tandingannya soal nyari berita terakurat dan terpanas!" Seseorang berseru kepada salah seorang temannya yang bernama Wahyu–terlihat sedang duduk di atas meja sembari mengulas senyumannya.
"Haha! Bisa aja lo! Gue juga seneng banget, grafik akun gue langsung naik drastis. Habis ini auto banyak endorse, sih!" Wahyu begitu senang menjawabnya, "Padahal, bukan gue yang–" kalimatnya tertahan saat dirinya merasa sesuatu menarik tubuhnya dengan kuat.
Bug!
Tubuh Wahyu terpental serta tersungkur ke permukaan lantai. Ia mengangkat kepalanya dan melihat siapa yang berani menyentuhnya secara kasar seperti ini. "Bangsa*."
Dengan gesit, Wahyu langsung memposisikan tubuhnya untuk berdiri, mengabaikan rasa sakit pada punggungnya. "Maksud lo apa narik gue, anjing!" Teriakannya menggema kepada sosok Adrian yang tampak berdiri dengan tatapan marah dihadapannya.
Enggan untuk menjawab, Adrian memilih langsung melayangkan pukulan tepat kepipi Wahyu.
Bug!
Satu kelas menjerit histeris, suasana pun menjadi senyap seketika. "Hapus!" Adrian mendengkik, lalu melangkah maju ke arah Wahyu yang masih memegangi rahangnya.
Wahyu mendongakkan kepalanya, mendapati kerahnya telah dicengkram oleh Adrian dengan begitu kuat. "Kurang ajar banget, lo. Mainnya tiba-tiba." Ia berkata seraya menampilkan senyuman tipis semampu yang ia bisa, "Apa urusan lo, hah?"
Adrian semakin geram dengan tatapan Wahyu yang menurutnya begitu menjijikan. Kekesalannya yang memuncak, membuatnya begitu ingin melayangkan pukulan kembali.
"Pukul gue sepuas lo!" Wahyu menantang, karena pikirnya Adrian tidak akan berani untuk melayangkan pukulan dua kali.
Bug!
KAMU SEDANG MEMBACA
ADKA
Teen Fiction"𝐓𝐞𝐫𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐀𝐝𝐫𝐢𝐚𝐧, 𝐬𝐢 𝐩𝐞𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤 𝐤𝐞𝐭𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧. 𝐌𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢𝐤𝐚𝐧𝐦𝐮 𝐨𝐛𝐚𝐭, 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐛𝐞𝐬𝐚𝐫𝐤𝐮 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐮𝐚𝐭𝐤𝐮 𝐭𝐞𝐧𝐠𝐠𝐞𝐥𝐚𝐦 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐤𝐞𝐜𝐚𝐧𝐝𝐮𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧...