"Thank you for read my story <3."
Niolip
."Lo udah tau belum, Shel? Untuk pertama kalinya, berita Adrian dihapus sama admin Gosip.MK." Seorang gadis memulai topik, saat temannya yang bernama Mishela baru saja datang ke dalam kelas dengan ransel yang dipeganginya. "Padahal booming banget dari kemarin, kan?" sambungnya.
Mishela yang baru saja menaruh ranselnya, langsung mengambil ponsel didalam roknya. "Sumpah? Bagus dong, kalau di hapus. Jadinya, Adrian nggak risih, kan?"
Dua teman didepan Mishela bertukar pandang sebentar, "Nah!" Satu dari mereka menepuk pelan bangku Mishela, "Itu masalahnya, Shel!" Mishela masih terdiam, tak tahu kemana arah pembicaraan. "Emang sejak kapan Adrian risih?" Mishela masih membeku. "Puluhan postingan tentang dia, bahkan yang paling booming terakhir pacaran sama lo, dia nggak ada reaksi apa-apa, kan?"
"Terus, ini gimana ceritanya dalam satu malam langsung dihapus?" Satu orang temannya lagi mengimbuhi kalimat.
Mishela berpikir sejenak, "Dewi, Sintia ... Lo berdua bener."
"Nah! Makanya gue penasaran banget!" Dewi menjerit.
Mishela menggulir layar ponselnya berulang kali di sebuah aplikasi yang sama, "Beneran dihapus, astaga," ujarnya, "Tapi, nggak apa-apa, dong?"
"Nggak apa-apa, sih iya!" Sintia tampak tak terima, "Tapi ... Ini itu aneh banget! Jangan-jangan," jedanya sejenak, "Si cewe yang nyuruh narik postingannya?"
"Ya ... Bagus, dong?" Mishela masih menyuarakan pemdapatnya.
"Yang nyuruh delete, Adrian, bego!"
Ketiga gadis di pojokkan ini, menoleh ke arah satu suara lelaki disebelahnya. "Kok bisa, Wah? Demi apa?" Mishela terkejut, bertanya kepada Wahyu, temannya.
"Gue kan salah satu adminnya, gue cek history chat tadi pagi, kemarin dia nyuruh ngapus."
Mishela terdiam, "Aneh, baru kali ini Adrian risih sama postingan tentang dia. Selama ini kan bodo amat." Ia bermonolog, mengulas sedikit senyumnya, "Kenapa waktu rumor gue sama dia pacaran, dia nggak bereaksi, bahkan nggak sampai minta hapus kayak gini?" Ia mulai tertawa kecil, tak peduli Dewi dan Sintia mulai menatapnya bingung.
"Seneng, lo?" celetuk Dewi dan Mishela mengangguk, "Jangan-jangan dia mau ngejaga perasaan, lo?" Kesimpulan Dewi menambah perasaan bahagia di hati Mishela naik. "Fix! Perjuangan lo nggak sia-sia buat deketin Adrian!"
"Sumpah ... Mishela! Dia juga suka sama, lo!" Sintia menimpali. "Dia sadar kalau lo selama ini–"
"Berisik," potong seorang laki-laki yang baru saja datang, menaruh ranselnya di sebelah kursi mereka. Hal ini membuat mereka bertiga terdiam sejenak.
"Lo, yakin ... Nggak mau nembak Mishela secepatnya? Sebelum dia di ambil orang, loh! Daripada lo peduli dalam diam kayak gini. Udah jadj rahasia umum, lo berdua saling suka." Perkataan Sintia yang panjang membuat Mishela panik, ia langsung membalikkan badannya, tak peduli kalau pipinya telah memerah seperti tomat. "Gue tau, lo udah mulai naksir sama Mishela."
"Diem ... ," bisik Mishela menoleh memberikan isyarat dalam diam.
Mereka semua tak peduli pada Adrian yang nyatanya sangat risih disana. Laki-laki ini menatap mereka satu per satu, "Nggak ada topik lain?" keluhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADKA
Teen Fiction"𝐓𝐞𝐫𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐀𝐝𝐫𝐢𝐚𝐧, 𝐬𝐢 𝐩𝐞𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤 𝐤𝐞𝐭𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧. 𝐌𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢𝐤𝐚𝐧𝐦𝐮 𝐨𝐛𝐚𝐭, 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐛𝐞𝐬𝐚𝐫𝐤𝐮 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐮𝐚𝐭𝐤𝐮 𝐭𝐞𝐧𝐠𝐠𝐞𝐥𝐚𝐦 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐤𝐞𝐜𝐚𝐧𝐝𝐮𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧...