16. Kabar Kayrena diserang

90 23 14
                                    

"Thank you for reading my story<3."

Niolip
.

"Pa ... Kay mau, papa jaga kesehatan, ok? Jangan sampai sakit! Kay pasti bakalan sering-sering kesini sama mama," kalimat seorang gadis, yang tengah berbincang kepada papanya, tampak laki-laki dihadapannya tengah memakai sebuah seragam berwarna oranye yang tak lain adalah baju tahanan. "Apalagi sekarang kita udah satu kota, pa. Kay bisa kesini habis pulang sekolah."

Laki-laki dewasa didepannya mengulas senyumannya, menatap sendu ke arah putri didepannya. Tangannya terangkat meraih surai lembut Kayrena, putri kecil yang sangat ia kasihi, "Maafin, papa ... ," nadanya pelan, "Kamu harus fokus belajar. Jangan kesini terus, ok? Jangan ganggu waktu kamu."

Kayrena menggeleng cepat, "Ngapain ketemu papa, malah ganggu waktu aku? Nggak sama sekali, pa."

Hendranatha–papanya mengangguk, "Iya ... Kamu yang semangat belajarnya, ya." Ia mengulas senyumnya lagi, lalu ia mengarahkan pandangannya ke arah wanita yang sedari tadi menonton perbincangannya dengan Kayrena. "Kamu ajak dia pulang, sana," titahnya, "Sebentar lagi waktunya udah habis."

"Iya, sayang ... Mama sama Kay, balik, ya."

Kayrena bangkit, mengikuti pergerakan mamanya. Dua perempuan ini memeluk tubuh Hendranatha bersamaan sebelum benar-benar pergi. "Kita pergi, pa. Inget! Jaga kesehatan!" jerit Kayrena memaksa.

Usai lambaian tangan, mereka berdua benar-benar menghilang dari pandangan Hendranatha. "Maafin, papa ... Dua perempuan cantik, ku."

Disisi lain, terlihat Kayrena beserta Dayu–mamanya, sedang menaiki mobil hitam mereka, "Sayang, habis ini kamu mau makan apa? Ayo kita makan, enak." Kayrena tak menghiraukan kalimat mamanya, rupanya pandangannya asik melihat layar ponsel ditangannya. "Kay? Serius banget." Dayu kembali memanggil, seraya mulai menjalankan mobilnya yang tadi terparkir.

"Iya, ma?" Kayrena menoleh cepat, lalu kembali ke layar ponsel, "Terserah mama saja."

Dayu terkekeh, "Dasar, anak remaja. Handphone terus."

Kayrena melirik sebal, "Lagi serius, ma ... ," belanya, "Gimana ceritanya, sih. Lagi-lagi berita gue yang diposting lagi sama Kak Adrian di lapangan? Cuma ngasih uang aja, bisa rame? Najis!" umpat Kayrena dibalik wajah datarnya menatap ponsel. "Padahal gue yakin nggak ada banyak orang waktu di lapangan, kan?" batinnya lagi. "Kan udah jam pulang sekolah!"

"Eh, sayang. Mama tanya daritadi mau makan, apa? Mama lagi bosen masak," keluh Dayu.

"Terserah mama, aja. Aku mau kok, apapun pilihan mama."

Dayu menyerah, mendapati putrinya yang tampaknya memang begitu sibuk. Tak perlu membutuhkan waktu lama, ia langsung memarkirkan mobilnya di sebuah rumah makan. Berhubung hari sudah mulai menggelap. mereka menjadikan waktu makan ini adalah makan malam mereka.

-

Hari dengan cepat terus berganti, tampak Kayrena sedang berdiri menunggu sebuah bus di pinggir halte. "Ini tumben banget, lama?" keluhnya. Hingga apa yang ia tunggu sedari tadi tiba. Dirinya pun langsung segera masuk ke dalam dan mencari tempat duduk usai membayar tarif busnya.

"Lo, Kayrena yang udah seminggu lebih ini booming, kan?" Kayrena yang masih dalam posisi mencari tempat duduk, terkejut saat mendengar kalimat seseorang tang terlihat berseragam sama sepertinya. "Lo, kenapa masih berani deket sama, Adrian?"

ADKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang