enam

9.3K 593 8
                                    

happy reading 🐣

••••

      hari berlalu cepat namun kenangan menjijikkan malam itu masih melekat erat dikepala bumi,dia ingin mengambil sebalok kayu dan membenturkan pada kepalanya agar ingatan buruk itu segera berlalu namun dia masih punya sedikit akal,hanya sedikit lagi agar tidak benar-benar berubah gila.

bumi melangkah pelan menuju kamar sempit tempat ibunya biasa menghabiskan hari, sendirian seperti biasa.menemui ibunya setelah beribu aktivitas melelahkan semacam obat penawar dari hari buruknya.

mata sipit mengintip ibunya yang duduk membelakangi pintu masuk, tidak tertutup sepenuhnya namun masih memiliki celah agar dia bisa melihat kedalam sana.wanita dengan dress putih selutut itu bergumam lirih sembari menyisir rambut tipisnya, sebentar akan tertawa senang sebentar akan mengais-ngais udara seperti meminta agar sesuatu datang kearahnya.

awalnya memang bumi akui jika dia sedikit ketakutan dengan tingkah aneh ibunya,namun karena kata terbiasa jadinya dia sudah menyesuaikan diri.
Dulu hampir saja dia melarikan diri saat ibunya tertawa lepas menatap kosong padanya,dia hampir menumpahkan air mata ketakutan.

kresek hitam berisi banyak bingkisan cokelat kecil susuai keinginan ibunya telah berada digenggaman bumi,cukup menguras waktunya karena toko penjual yang biasa agak sedikit telat membuka toko.

"siapa yang mau cokelat...."
bumi berucap ceria mengundang perhatian ibunya yang juga memasang raut girang,wanita tua itu sedikit melompat kearahnya untuk meraih kantong berisi kudapan manis.

"wah... banyak sekali ya bumi cokelatnya,ibu sukaa"
bumi menyerahkan kantong itu pada ibunya sedang dirinya beralih mengambil sisir, perlahan dibawa kembali tubuh ibunya untuk duduk dipinggir ranjang.

"ibu sehat terus ya,ibu gak perlu mikirin masalah keuangan kita,biar aku yang kerja buat ibu"
tangan kasarnya terus mengusap rambut putih itu lembut lalu turun pada bahu, dipijatnya kulit yang sudah mulai kendur sembari memejamkan mata.bumi menunduk hingga berakhir tiduran diatas paha sang ibu,kedua tangan mengalung di pinggang ibunya.

Wajah lelah mengusak mencari kenyamanan, perut yang ditempeli terdengar gelembung halus didalam sana membangkitkan ingatan masa kecilnya dulu yang sering tertawa bila mendengar suara perut ibunya.air mata lolos namun bumi memilih acuh dan kembali mengusak lebih dalam.

"bumi buka mulut,ayo buka mulut ibu mau kasih bumbum makan"
senyumnya masih mengembang lebar menerima suapan cokelat kecil sementara sudut matanya mengalirkan sungai kecil pertanda dia sedang tidak baik-baik saja, memangnya kapan bumi baik baik saja? terkecuali saat pemuda itu mendapat uang untuk keperluan mereka tentunya.

"tangan bumi kenapa gores-gores?bumbum ibu jatuh dimana?"panik wanita tua itu.

"aku cuma jatuh saat main bu,ibu gak perlu panik oke"
bumi memegang bahu ibunya berusaha memenangkan lagi perempuan yang sudah mulai berteriak-teriak gaduh.tangan yang menjadi masalah bagi ibunya sekarang sudah hilang dibalik punggung wanita tua.kepalanya menggeleng tidak percaya hingga tubuh kurus itu ikut melonjak diatas kasur agar terlepas dari pelukan bumi.

"pergi! pergi kalian penghianat!"
pekik ibu bumi lantang, tangannya menjambak rambut pemuda yang masih setia mendekapnya erat tidak peduli kulit kepalanya akan lepas.

"mereka udah pergi ibu,ibu aman sama bumi disini "
bisikan hangat menjadi obat ampuh untuk ibunya hingga perlahan wanita itu mulai tenang dan menatap kosong pada bumi.
"ibu makan cokelat lagi ya, kasian mereka gak dihabiskan "
anggukan pelan dari ibunya membuat bumi menghela nafas lega.dia sangat takut terjadi sesuatu pada ibunya sewaktu dia pergi bekerja, apalagi saat dia pergi kepelabuhan yang jelas begitu jauh dari hunian mereka.

°°°°

        pagi ini tepatnya sudah jam delapan lewat lima belas menit disekolah menengah atas,juga sudah satu jam pelajaran berlangsung membuat para murid yang ambis dan cerdas bersemangat mendengarkan materi pelajaran sementara murid biasa-biasa saja atau ada yang berotak jenius lebih memilih tidur-tiduran diatas meja kayu mereka, hampir mati kebosanan.

suara ketukan pintu memecah keheningan didalam ruang kelas 12 itu hingga hampir setiap pasang mata menoleh kearah pintu, berharap ada keajaiban yang yang akan membebaskan mereka dari pelajaran seperti rapat dadakan misalnya.

"permisi bu saya mengantarkan murid baru"
seperti kebanyakan sekolah,murid baru pasti akan diantar langsung oleh kepala sekolah dan akan berjalan dibelakang agar membuat para murid akan penasaran dengan rupa sang murid baru.
"baik pak terimakasih"
murid yang sedari tadi berada dibelakang tubuh kepala sekolah itu melangkah masuk dengan kepala menunduk.

bwahahahaha......

belum saja guru meminta agar si murid baru memperkenalkan diri,mereka semua sudah dibuat kaget sekaligus menggelinjang geli melihat pemuda didepan.apa-apaan dengan seragam kebesaran itu,mengapa dia mau memakai baju keluaran pabrik seperti itu? benar-benar mematahkan ekspektasi tinggi mereka yang berharap dapat melihat penampilan seperti idol jeon Jungkook BTS.

"ibu tidak salah membawa masuk orang kan?kenapa ada kakek-kakek menyasar ke kelas kita bu?"
masih ingat dengan vano? itu teman satu geng angkasa yang langsung tertawa senang mendapat sesuatu yang bisa mereka jadikan mainan nantinya.pengobat rasa bosan dikelas.

benar saja,murid baru itu memasuki sekolah yang sama dengan anak-anak geng motor angkasa yang pastinya juga ada angkasa disana.

"leher lo gak kecekik karena kancing kemeja sampai keatas?sini abang bantu bukain dek manis"
satu lagi teman jahil angkasa yang terang-terangan menyuarakan gelak tawa hingga menepuk-nepuk pahanya, sementara pemuda didepan hanya semakin menunduk.

"sudah,kalian jangan gangguin dia lagi.kamu cepat duduk dimeja kosong itu ya,kalau ada yang jahil lagi kamu bisa lapor pada ibu"
mungkin karena terlalu banyak tawa mengejek hingga sang guru lupa menyuruh murid baru itu perkenalan sedikit atau karena memang penampilannya tidak menarik sehingga dilewatkan begitu saja.

pemuda itu berjalan kaku kearah  belakang dekat dengan tempat duduk geng angkasa namun sepertinya si ketua tidak terlalu tertarik untuk mencari tau siapa gerangan pemuda yang baru pindah itu hingga memilih bermain ponsel sebentar.

"muka Lo hampir ketutup semua sama kaca mata itu cupu"
sekali lagi lean mengejeknya,mencolek pinggang siswa nerd itu hingga pemuda yang tengah menunduk merasa tidak nyaman.ingin menghindar namun dia takut akan dijadikan bahan bulian.

"pakai pomade apa om?rambutnya rapi banget"
sambung alden dari arah samping,sungguh ini merupakan hari yang buruk bagi siswa baru tersebut.

"p-permisi...aku mau duduk d-disini boleh gak?"
terdengar gagap penuh kegelisahan membuat pria yang ditanya mengangkat alisnya balik bertanya.
pandangan mereka bertemu hingga membuat angkasa terpaku,mata itu seakan pernah dilihatnya namun dia lupa kapan.suaranya juga, terdengar familiar namun lagi-lagi angkasa tidak mampu mengingat kembali dimana gerangan pernah mendengarkan.

"lo... lo menjijikkan, jauh-jauh dari tempat gue"
hanya kalimat itu yang keluar sebagai jawaban dari angkasa, berdehem pelan untuk menyembunyikan getaran hatinya lalu angkasa segera menendang meja yang akan ditempati pemuda nerd agar semakin berjarak dengannya
Tidak mungkin dia suka pada si cupu bukan?

tbc....

ALEXANDRIO         (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang