dua belas

7.8K 511 0
                                    

Happy reading 🐣

°°°°

       "cupu...lo bawain semua tas kita ke parkiran sekarang"
baru saja kelas berakhir namun bermacam perintah langsung keluar dari mulut mereka.mata sipit menatap pada angkasa yang menaikkan alisnya remeh dan menjadi orang pertama yang melemparkan tas miliknya, untunglah bumi mempunyai respek tubuh yang baik.tanpa menjawab pun bumi atau yang mereka kenal dengan nama belakangnya_alex,meraih sekitar 7 buah tas milik inti geng motor itu dan disampirkan pada kedua tangannya, terakhir pada leher.keyla yang awalnya ingin membawa tasnya sendiri segera dirampas oleh vano dan dilemparkan pada alex yang terdiam.

"Apaan si van,gue bisa bawa sendiri"ucap keyla kesal dan akan meraih tas miliknya lagi.angkasa menghentikan tangan keyla dan menggeleng singkat.
"Biarin dia yang bawa"ucapnya hingga keyla hanya menaikkan alis dan ikut berjalan menuju parkiran.

"Woii...lo bisa jalan cepat gak?!panas gini malah nyaman banget dibawah matahari"
Lean menarik tangan alex agar berjalan cepat dibelakang mereka sedang angkasa hanya terkekeh geli melihat wajah suram pemuda berkacamata,dia sangat ingin menjaili bumi terus kalau segitu menyenangkannya.

"lo beneran mirip kuli angkut hahaha"
fahri yang masih dendam masalah nilai matematikanya segera mendorong alex agar berjalan kearah motor mereka.sesekali tangan kotor itu akan menarik dasi alex hingga pemuda itu tercekik.
'anjing... gue udah kayak kerbau ditarik-tarik gini'batin bumi menggerutu kesal.

"eh eh..siapa bilang lo boleh pergi, tunggu kita semua keluar dari sekolah dulu baru lo pulang"
itu angkasa yang memasang senyum miring,melihat tampang penuh kepura-puraan milik bumi membuat angkasa merindukan seringai khas pemuda itu.

"iya baik"jawab bumi sekilas.tunggu saja waktu bagi kalian untuk menerima giliran ditumbuk tapak sepatunya.

tinnn....
bumi melihat keluar pekarangan,sudah ada anak geng motornya menjemput karena dia tidak bisa membawa motor kesayangannya,image cupu sangat tidak cocok bila dipaksa membawa motor ninja itu.
"jangan ketawa lo bajingan"
peringat bumi pada temannya yang cepat-cepat mengulum senyum,kacamata besar serta dasi yang mengikat leher seperti binatang ternak sudah terlihat sangat buruk.

"apa cerita hari ini?"
azzam melirik bumi sekilas dan mulai melaju menuju markas tempat biasa mereka berkumpul sementara menyiapkan telinganya mendengar segala macam umpatan bumi mengenai kesialannya disekolah baru.
mereka awalnya sangat keberatan jika bumi pindah kesekolah lain namun bumi berkata jika itu adalah perintah papanya saat menghadiri panggilan kepolisian untuk menjaminnya dulu.

laju motor semakin pelan saat sudah sampai di markas, belum juga motor berhenti tapi gerak lincah bumi yang melompat membuat azzam sedikit oleng.
mereka menggeleng cepat,memang begitulah tingkah beragam bumi.bagaimana bisa dia menjadi ketua motor kalau kehadirannya saja cukup jarang berkumpul bersama mereka? itu karena tidak ada yang mau mengambil posisi sebagai ketua dan bumi yang tertimpa sial harus siap menanggung posisi itu.

"lo cocok juga pakai kacamata"
niat mereka ingin mengejek tapi bumi malah mengedip nakal dengan seringai khas miliknya.nampak dari luar memang bumi seperti orang tidak punya masalah,hingga mereka hampir terkecoh jika tidak benar-benar mengenal pemuda itu.

"gue makai apapun cocok, beruntung kalian punya ketua ganteng"
kemana perginya rasa malu itu karena bumi juga sudah mulai nyaman memainkan berbagai karakter,namun yang paling melekat pada dirinya adalah bumi si manipulatif penuh jerat pesona.

   "pede banget kawan lo zam,dapat dimana?"
mereka semakin riuh menggoda bumi yang selalu menjadi topik perbincangan,ya karena bumi juga tidak pernah tersinggung dengan guyonan teman-temannya.ingat hanya uang yang bisa membuat suasana hatinya kacau,juga pemuda bajingan angkasa yang berada di list nomor dua sebagai permasalahan baru yang harus dihadapinya.

"gue langsung balik deh,kasian ibu sendiri"
senyum itu sedikit memudar saat mengingat ibunya,mereka pun ikut menghentikan tawa karena bumi akan sangat marah jika ada yang menyinggung keadaan keluarganya.
"yoi bro hati-hati"
balas mereka serentak.bumi menghampiri motornya yang sengaja ditinggal disana lalu segera melaju meninggalkan markas, lambaian dengan senyum cerah kembali diberikan pada teman-temannya.

"yang searah sama dia buruan kalian jagain dari belakang,takutnya baku hantam lagi tuh bocah"
sepatutnya tubuh tinggi dan punya ilmu pertahanan yang baik tidak perlu dikhawatirkan,namun jika itu bumi maka teman-temannya akan terus memutar otak agar selalu mengawasinya meskipun dari jauh.

°°°°°

    bumi hanya bisa singgah sebentar dirumah dan menyuapi ibunya makan lalu terburu-buru bertukar pakaian santai, sweater Hoodie merah maroon dengan celana denim biru tua menjadi pilihannya.

tangannya mengamit sebuah roti dan memakannya sambil berjalan keluar rumah,hair cut teracak menjadi penambah kesan menarik dirinya tak lupa parfum beraroma manis segar disemprotkan.bumi hampir tidak pernah memasak karena pekerjaan yang berdempetan membuatnya harus pintar-pintar mengolah waktu,juga agar dirinya tidak tumbang akibat kelelahan.

tujuannya sekarang adalah sebuah mall besar milik keluarga konglomerat yang tidak dia ketahui siapa,bumi hanya perlu bekerja tanpa harus banyak bertanya sana sini siapa gerangan yang membangun?buang waktu saja.

"ini semua harus habis kak?"
Tanya nya setelah diberikan tumpukan selebaran promosi
wajah tampan tidak akan membuat bumi gengsi melakukan apapun karena yang terpenting baginya hanya mencukupi kebutuhan ibunya,tidak ada langkah mundur saat melihat tatapan mengejek para gadis, dia bisa mengolah mereka hanya dengan beberapa kalimat menggoda dan setelah itu?buumm....mendekatlah para betina!.jangan sebut dirinya perayu ulung jika tidak bisa membuat mereka suka rela menyerahkan diri,termasuk pria sekalipun.

"kalau bisa habis semua, gaji kamu akan kami beri bonus"
mendengar kata bonus berarti ada uang lebih yang akan didapatnya,sial bumi selalu tidak sabar jika itu menyangkut uang.

"baik saya mulai berganti dulu"
bumi mengangguk kecil dan undur diri menuju kamar mandi karyawan,kedua tangannya berisi setumpuk brosur pengiklanan produk juga membawa kardus berisi kostum yang harus dipakainya.
"anak ayam? terkutuklah mereka yang menyuruh anak ayam malang ini bekerja keras setiap hari"batinnya miris.

bumi mulai memakai kostum kuning itu lalu terakhir memakai kepala boneka yang lumayan besar, sedikit pengap sebenarnya.

melangkah saja susah dengan kostum bodoh ini bagaimana caranya harus menyebarkan brosur?tapi jangan anggap bumi akan menyerah secepat itu karena dia tetap memaksakan diri mendekat pada kerumunan manusia,menyerahkan satu persatu brosur pada mereka.

banyak yang langsung menerima namun tak kalah banyak yang mengacuhkannya hingga bumi terus berjalan menuju jembatan karena memang disanalah orang-orang berdiri menikmati sore.suasana sunset dikota tak kalah bagus dengan pantai, Kilauan cahaya keemasan yang dipantulkan kaca gedung-gedung besar serta banyaknya penjual street food menjadi pelengkap.

badut ayam itu tidak bisa bersuara hanya berdiri melambai-lambai dan bergerak membungkuk bila ada yang mengambil brosur darinya.

bumi yang sudah hampir pingsan kehabisan udara segera menepi ketempat yang lebih sepi,perlahan membuka kepala kuning besar itu namun entah karena tenaganya yang sudah habis atau memang kepala ayam itu sudah merasa nyaman dengannya hingga enggan meninggalkan tempatnya.

memilih menyerah,bumi hanya bersandar sembari memejamkan mata.dia akan beristirahat sebentar,kakinya juga bergetar menahan nyeri yang tak kunjung hilang.rasanya sudah cukup lama sejak kejadian kemarin malam,namun tentu saja rasa sakit tidak akan hilang semudah ia datang.

tbc....

ALEXANDRIO         (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang