empat dua

5.9K 365 6
                                    

Happy reading 🐣

°°°°

      bumi berhenti didepan rumah kecilnya diikuti oleh angkasa yang juga mematikan mesin motornya.
keningnya mengernyit heran saat angkasa juga mendorong motornya ke teras rumah dan parkir disebelah motornya.

"lo gak balik sekarang?"
tanya bumi karena kepalang penasaran mau apa lagi angkasa.jika ingin menumpang makan sangat tidak mungkin karena sebelum sampai dirumah mereka sempat mengisi perut lebih dulu.

"gue mau nginap disini,boleh ya?"
tanya angkasa membuat bumi menggaruk kepala canggung.bukannya tidak boleh tapi ranjangnya saja sudah kekecilan untuk ditempati seorang diri Sekarang ditambah lagi angkasa yang bertubuh jauh lebih besar darinya,mau tidur dimana dia? tidak mungkin mereka tidur berdempetan seperti dulu.

"lo balik aja lah,rumah gue gak nyaman.lo udah pernah kan tidur disini dempetan bareng gue,gerah juga"tolak bumi halus.

angkasa tidak menghiraukan kalimat larangan bumi dan segera meraih dua kantong plastik besar untuk dibawa masuk kedalam rumah,berjalan mendahului bumi.

belanjaan ditaruh di atas meja lalu angkasa beralih menuju sebuah kamar yang pernah dimasuki, ditangannya ada sekotak cokelat dengan ukuran kecil berbagai bentuk.
"bu...bangun dulu bu angkasa bawain ibu cokelat "
tepukan halus dibahu perempuan renta itu segera menyadarkannya dari tidur lelap,dengan rambut yang tergerai seperti biasa juga raut wajah semakin kuyu setiap harinya.

"ehh gantengnya,kamu teman bumi kan?yang kemarin juga kesini?ibu sempat lihat kamu lo"
ucap wanita tua dengan senyum hangat,entah benar dia masih mengingat angkasa atau tidak yang jelas angkasa ikut tersenyum mengangguk.

"ibu mau cokelatnya sekarang?angkasa bantu buka ya?"
suara itu selalu lembut berbeda dengan saat angkasa mode ketua geng motor,dia begitu menghormati wanita yang dicintai bumi.angkasa memijit perlahan kaki yang terjulur itu sembari mendengarkan ucapan random ibu bumi,dia sangat takjub bagaimana bumi bisa selalu ada menjaga ibunya sedang dia juga harus bekerja mencari uang.pernah angkasa tawarkan bumi untuk memakai uang miliknya jika begitu terdesak namun bumi malah berbalik memakinya.

"lo ngapain disini? gue tinggal ke kamar sebentar Lo langsung hilang kesini"
tanya bumi lalu ikut duduk disebelah ibunya.ditangan pemuda itu sudah ada sepiring nasi serta lauk untuk mengisi perut wanitanya.

"ibu,kita makan nasi dulu ya nanti cokelatnya dihabiskan lagi"
bujuk bumi lalu mulai menyuapi sang ibu,tidak butuh banyak bicara karena wanita itu cukup penurut dengan putranya.

"gue gak salah pilih lo"
angkasa berseru membuat bumi mengangguk singkat, tidak mau mendengar banyak pujian karena dia sudah begitu terbiasa dipuji orang lain.
"gue tau"jawabnya pelan,memang tipikal bumi sekali yang sangat percaya diri.

°°°°

      "loh kok barang lo dimasukin ke kulkas gue?kan besok repot mau diambil lagi?"
tanya bumi yang lagi-lagi dibuat kebingungan dengan tingkah angkasa.pemuda itu asik sendiri menyusun belanjanya seakan sudah mengenal betul seluk rumah bumi.
"ngapain repot mindahin lagi?gue beli juga buat lo"
jawab angkasa sekedarnya.dia membawa dua botol susu cokelat lalu memberikan yang satunya untuk bumi.angkasa memilih duduk sembari meminum susu sedang bumi masih berdiri mengamati.

"hmmm terserah lo"
finalnya lalu ikut meneguk isi botol minuman,angkasa sengaja menyenggol lengan bumi hingga susu itu tumpah mengalir membasahi leher.
bumi melihat angkasa yang menatapnya intens lali kembali minum tanpa menyeka tumpahan susu dilehernya.angkasa berdiri menghampiri bumi dengan senyum puas,kaki dibawa berjalan hingga berhenti dibelakang tubuh bumi.

lidah terjulur menjilati sepanjang garis leher dengan kedua tangan berpindah meremas pinggang bumi membuat tubuh itu sedikit gemetar halus.
dipaksakan tetap meneguk minumannya hingga botol susu terlepas begitu saja saat angkasa menggigit lehernya kuat.
"bagus kan gue,udah kayak alpha?"
lalu angkasa terkekeh dengan kalimatnya sendiri,kembali dijilati bekas gigitannya kemudian disesap kuat meninggalkan bekas yang terlihat jelas

"alpha..mirip lintah iya lo!"
hardik bumi lalu mendorong angkasa untuk menjauhinya.apa pemuda itu akan melakukan yang iya-iya disini?bisa saja ibunya terkena serangan jantung jika melihat mereka.

angkasa mencengkram kedua paha bumi kuat lalu mengelusnya membuat bumi merasakan sesuatu dibawah sana menjadi hangat.

"lo gak mau lakuin itu disini kan?"
serak bumi saat intinya berada dalam genggaman angkasa dan dimaju mundurkan dengan kuat.ingin rasanya berteriak sakit juga mengerang untuk mengatakan betapa dia menyukai sentuhan bumi ditubuhnya.
angkasa membungkam mulut bumi dengan bibirnya dan segera melumat kuat seakan tak ada hari esok.gigi mereka sempat berbenturan beberapa kali namun angkasa tak peduli,dia meraih lidah bumi dengan miliknya kemudian dihisap kuat, setelahnya diberikan pijatan lihai membuat bumi kepalang bernafsu.

celana bumi diturunkan sekalian dengan celana miliknya,angkasa menampar paha dalam bumi dengan benda yang sudah berdiri tegang, siap bertempur.

tengkuk bumi semakin ditekan,leher pemuda itu juga dicengkeram hingga tubuh keduanya sangat menempel tak ada celah.suhu ruangan terasa semakin panas saat angkasa menguleni pantatnya dengan kuat.entah disebut masokis atau apa,tapi yang pasti bumi sangat menyukai bila angkasa sudah bermain kasar.

"hei...gue akan sedikit keras malam ini,gue minta maaf dari awal"
suara angkasa terdengar sangat dalam,nafsu sudah membakar setiap sel tubuhnya,dia sangat menginginkan bumi sedari mereka berada dipelabuhan sore tadi.

"gue milik lo sa"
ucapan bumi diangguki sekilas lalu angkasa mengocok miliknya sebentar,diraihnya sekotak kondom yang tersimpan didalam celana dan dengan terburu-buru diraih satu dengan perasa cokelat.

"bantuinhh...bantuin gue gigit sayang"
susah payah angkasa menekan nafsunya agar bisa bersuara,bumi segera menggigit ujung segel sebuah kondom lalu membiarkan angkasa menarik isinya keluar.jari angkasa dimasukkan kemulutnya untuk menjepit lidah bumi,rongga mulut diaduk saat angkasa memasangkan pengaman itu ditongkatnya.

"akkhhh!!...sakitt!"teriakan bumi terdengar cukup kuat saat angkasa mendorong benda tumpul memasuki bagian belakangnya.
angkasa meraih paha itu untuk dipisahkan lalu segera membawa pinggulnya bergerak liar membuat bumi membelalak seketika.mata itu melebar merasakan sakit juga kebas didalam lubangnya dan rasa itu semakin berubah menyenangkan setelah angkasa semakin bergerak buas.

"lo sempit"
ucap angkasa dan semakin menekan jauh kedalam,bahu bumi digigit terus saat angkasa mencoba bergerak lebih lambat agar cairannya tidak cepat menyembur.

angkasa meringkuk dan menyedot sudut leher bumi,tangannya dibawa untuk meremas pantat itu lagi hingga bumi mengulum bibirnya menahan desahan yang akan keluar merajalela.
"ughhh...sa...
bumi mendorong-dorong tubuh angkasa saat puncaknya semakin dekat hingga cairannya menyembur kuat membuat bumi terengah-engah.tubuhnya semakin disodok kuat,dadanya tak lepas dari cengkraman kuat angkasa dan diremas bernafsu.

angkasa semakin bergerak cepat mendorong sebuah titik didalam sana hingga deru nafas keduanya bersautan menyuarakan kenikmatan.kaki bumi semakin dibuat mengangkang saat angkasa bergerak semakin kasar,tubuhnya terantuk pinggir meja namun rasa nikmat mengaburkan sakit pinggangnya.tubuh bumi didekap erat hingga angkasa mengerang keras pertanda puncaknya sudah sampai dan menembakkan cairannya didalam kondom yang sudah hampir terlepas.

"gue mau lagi"
ucap angkasa lalu segera membawa tubuh lemas bumi memasuki kamar pemuda itu,malam panas akan berjalan panjang dan bumi tidak bisa protes karena mereka berdua sama-sama menikmati.

tbc...
      

ALEXANDRIO         (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang