tujuh

8.8K 554 3
                                    

happy reading 🐣

°°°°

    "heh lo!...sini duduk sama kita"dendi mengibaskan tangannya agar orang yang dipanggil segera mendekat pada kelompoknya.
"ada apa ya?"balas nya tetap menunduk tidak melihat pada kelompok dendi yang tentunya juga ada angkasa disana.mereka duduk memenuhi meja panjang ditengah kantin,memang biasanya para pria akan duduk disana untuk mencari perhatian para gadis bukan.

"nama lo siapa cupu?"
dendi mengamati pemuda culun itu dengan pandangan menilai sembari mengingat sesuatu.suasana kantin yang ramai tidak membuat mereka terganggu untuk terus bermain dengan siswa cupu itu.
"aku alex,siswa pindahan"
pemuda yang mengaku bernama alex itu terus berdiri menunggu apalagi yang akan mereka katakan padanya, sebetulnya perut sudah minta diisi namun dia tentu saja tidak bisa langsung berjalan pergi dari hadapan kaum elit sekolah ini.
Wajah itu semakin menunduk saat banyak pasang mata yang menatap penasaran apa yang dilakukannya dengan para elit sekolah.

"nama lo gak sebanding sama wajah jelek lo, harusnya nama lo itu joko"
angkasa menimpali setelah terdiam cukup lama.diletakkan ponsel dan segera mengamati lagi wajah yang dipenuhi gurat tidak nyaman.sebelum ini pikirannya penuh dengan pemuda yang kalah balapan dengannya malam itu,entah bagaimana nasibnya yang mungkin diamuk oleh polisi yang berhasil menyergap mereka.

"ya aku minta maaf untuk itu"
cicitnya pelan lalu berusaha menegakkan kepala agar melihat pada angkasa.
"Berani lo liat gue hmm?!nunduk lagi gak lo!"ucap angkasa kasar tak peduli bisikan-bisikan murid yang tertawa melihat si cupu murid baru dibentak.

"Ckk...lo pergi beli minum buat gue, jangan lama-lama atau kepala lo berakhir dikaki gue mau?"
ucap angkasa datar membuat pemuda cupu itu berlari cepat kearah mesin minuman.awalnya ingin berbalik meminta uang namun dia takut diamuk angkasa lagi

"Kita jadiin pembantu aja gimana sa??"
dean menaik turunkan alisnya yang dibalas anggukan oleh mereka semua.sementara keyla hanya diam dipojok sembari memakan nasi gorengnya, tidak berniat untuk ikut-ikutan membuli si cupu.beginilah jika bergaul dengan laki-laki,mereka selalu bertingkah konyol dan sedikit gila.

semakin lama kantin semakin ramai dan sesak membuat alex buru-buru menghampiri meja angkasa untuk menyerahkan minuman kaleng.tubuhnya didesak sana sini dan terdorong hingga selalu ada siswa yang menerobos antrian untuk membayar.angkasa tidak melirik namun tangannya langsung menarik pesanan dari alex.
"siapa bilang lo bisa pergi? sekarang lo duduk dilantai,dibawah kaki gue.pijatin kaki gue pegal"
teman-teman angkasa bersorak girang saat angkasa  sendiri mulai tertarik membuli si cupu.

"hah? aku harus duduk dibawah?"tanya alex serius.

"selain jelek lo tuli juga ya"
fahri ikut mengejek alex yang masih diam kaku didepan mereka.pelan-pelan alex menekuk lututnya dan  mulai berjongkok  bersiap untuk melantai di bawah sana.angkasa menendang lipatan lutut alex hingga seketika pemuda itu terjatuh membungkuk dengan kedua tangan menyentuh lantai.

"pantat lo boleh juga,semok"
telapak lebar angkasa tak segan meraih buntalan yang tercetak itu lalu memukulnya kencang hingga tanpa sadar alex tercekat kaget dan menepis tangannya cukup kuat.

"wah...berani dia sama lo sa"
dendi menjadi kompor yang baik hingga angkasa kepalang panas dan marah lalu segera berdiri dan menyeret alex ikut bersamanya.

angkasa menyeret tangan pemuda culun itu menuju toilet pria membuat alex segera meronta ingin dilepaskan.tidak lagi,jangan toilet pikirnya kalut.
"berani lo sama gue hmm?"
angkasa memenjarakan tubuh yang hampir sama tinggi dengannya, perbedaan mereka sangat jelas.angkasa yang nampak seperti pangeran berbanding dengan alex yang seperti bawahan sanga pangeran. Mata itu terus mengejar tatapan alex yang selalu menghindari matanya sementara kakinya meraih sebuah ember didekat pintu.entah larutan apa isinya,yang jelas itu sangat keruh dengan bayangan minyak yang tercampur.

byurrr....
basah sudah seragam sekolah alex hingga mencetak pada tubuhnya.air kotor yang berbau tajam itu menetes banyak dari rambut alex hingga  menampakkan keningnya.dengan segera alex memperbaiki rambut serta seragamnya dan berbalik pergi meninggalkan angkasa tanpa sepatah katapun.dia kaget juga tidak bisa berkata apa-apa lagi atau angkasa akan memukulinya disini, begitulah isi pikirannya mengenai pemuda yang sangat merajalela.

"orang kampungan gak akan bisa bertahan lama disini"

°°°°°

alex berjalan pelan memasuki kelas setelah berganti pakaian yang layak,tentu saja dia harus membelinya di koperasi sekolah lebih dulu dan membilas tubuhnya secepat mungkin.tak masalah dengan sedikit bau yang tinggal karena alex tidak punya waktu untuk bergosok lama.

"kamu anak baru kok bisa-bisanya telat masuk jam pelajaran saya?"
sepertinya tidak hanya murid disini saja yang kurang respek padanya,namun dari kalangan guru juga berlaku demikian.maklum saja zaman sekarang penampilan memang nomor satu.

"maaf bu, tidak akan saya ulangi lagi"
ucap alex cepat dan berlari kecil kearah mejanya setelah mendapat izin masuk.masih setengah jam pelajaran berlangsung namun setan-setan didepan belakang dan kiri kanannya sudah grasak-grusuk melemparkan bulatan kertas padanya,ada juga yang bermain dengan kursi yang tengah diduduki,tubuhnya bergoyang dihantam lemah dari belakang sana.

"cupu...lo kerjain tugas gue juga nih"
fahri menyodorkan buku latihan penuh coretan kegabutan miliknya pada alex yang diterimanya baik sembari mengamati guru didepan sana takut ketauan. sekarang jam pelajaran matematika dan sungguh alex sangat tidak memahami pelajaran yang satu ini, yang lain juga sih sebenarnya namun daripada semakin dibuli ada baiknya alex mulai berpikir sedikit.

wajah serius berpikir pemuda culun itu tentunya memang menarik minat mereka karena bibir plum itu sibuk menggerutu, mencoret kertas buram dan memindahkan hasilnya pada buku latihan milik fahri.

"waktu kalian habis, sekarang kumpulkan kedepan"
mereka semua segera kedepan dengan tergesa-gesa karena takut kena semprot oleh guru yang terkenal killer itu.fahri sudah duduk manis dan senyum-senyum memikirkan pasti nilainya tinggi karena tugas miliknya dikerjakan oleh sicupu.menurut sebagian cerita pastilah semua kutu buku akan berotak encer.

alex melirik sekilas pada angkasa yang menyorot tajam padanya namun beberapa saat kemudian pemuda itu menggeleng cepat guna mengusir pikiran anehnya.

"nama-nama yang saya sebut silahkan kedepan,nilai kalian tidak tuntas dan akan diadakan remedi"
ucap guru matematika itu dengan raut tidak puas.

angkasa tidak peduli dengan apa yang diucapkan guru tersebut karena dia sangat yakin dengan kemampuan berpikirnya,ilmu terbaik pemberian guru les privatnya sudah sangat lekat diotak.
katakanlah angkasa kesekolah hanya untuk mencari ijazah karena sedikit pun tidak ada dia belajar serius dikelas melainkan mengeja pelajaran dengan giat dirumahnya.

"......   ......   lean    fahri.......   ......   alex.....dendi kalian kedepan ambil buku latihan kalian dan kita akan adakan remedi Minggu depan"
fahri yang awalnya duduk santai bercanda asik dengan Keyla langsung saja terloncat sedikit dikursinya.bagaimana bisa namanya juga disebutkan atau jangan-jangan si cupu itu mengerjainya?

"oii...lo ngasal kan jawab punya gue cupu?!"
bisik fahri saat berada disamping alex yang juga mengambil buku miliknya.
"bukan,aku juga ikut remedi"balas alex cepat,bukunya ikut dibuka agar fahri dengan jelas melihat nilainya yang juga hancur.matanya membulat mengatakan jika dia serius saat mengisi tugas Fahri tadi.

"salah gue minta jawaban sama cowok goblok"ringis fahri yang ditertawai oleh Keyla.

"lo sendiri juga begok malah gak nyadar diri "
balas Keyla disertai kekehan senang,ada baiknya juga siswa baru itu pikir Keyla geli.
sementara mereka berdua ribut,alex diam-diam mengambil tasnya yang ringan lalu melipatnya hingga kecil,diamati kelas yang sudah mulai ribut karena pertukaran jam pelajaran lalu dia melangkah pelan agar tidak ada yang menyadari kepergiannya, sebenarnya juga tidak perlu seperti itu karena memang tidak akan ada juga yang peduli padanya.

ponselnya terus bergetar hingga alex berhenti dicelah sempit belakang sekolah dan menjawab telponnya.
"oke,gue segera kesana"
tutup alex cepat dan berlalu meninggalkan sekolah tanpa terlihat oleh siapapun.

tbc ...

ALEXANDRIO         (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang