empat lima

5.5K 356 4
                                    

Happy reading 🐣

°°°°

     seorang pria paruh baya sudah menghabiskan makanannya,sebuah makanan legendaris yang sudah jarang dia temui di restoran mahal dan hanya beberapa warung makan saja yang masih mengetahui resep untuk membuatnya.pandangan pria yang memakai setelan jas mahal teralihkan saat seorang pemuda basah kuyup memasuki warung,dia sempat mengibaskan tetesan air dari seragam sekolahnya untuk kemudian berjalan percaya diri memesan makanan.dari gayanya bisa dinilai pria remaja itu sudah sering datang kemari karena pemiliknya juga nampak berbincang asik dan terdengar beberapa kali mengomel menanyakan kenapa si pria itu basah.

'ternyata ini orangnya,tidak buruk juga tapi latar keluarga sangat penting '
batin pria paruh baya.bumi merasa diperhatikan lalu menoleh dan menemukan pria tua menatapnya penuh selidik,dia hanya mengangguk tanda kesopanan dan kembali berbincang dengan pemilik warung.

dia pria Ivan yang juga memegang peranan sebagai papa kandung angkasa merogoh sakunya, diliriknya kembali ponsel yang diletakkan bumi diatas meja dan kembali membaca struk pembelian ditangannya yang dia dapat saat kemarin tidak sengaja jatuh dari kantung celana putranya.

'pantas saja'gumam papa angkasa lalu memilih bangkit menghampiri bumi.
"peringatan pertama anak muda"ucapnya lirih membuat bumi menyipitkan mata tidak paham, sementara papa angkasa sudah berjalan keluarga dari warung menuju mobilnya.

"faktor usia mungkin"
bumi menerima sebungkus makanan yang masih panas dan segera membayarnya,disimpan kedalam tas yang sudah dilapisi mantel tas agar tidak terkena air hujan dan dingin,dia mau yang terbaik untuk ibunya nanti.bumi kembali menghidupkan motor dan membawanya kencang,dia sudah mulai kedinginan.

°°°°

       rumah kecil didapati dalam keadaan gelap tidak disinari cahaya karena bumi baru sampai dirumah pukul tujuh malam hari,pemuda itu segera membersihkan diri dan menyiapkan makanan untuk ibunya tanpa memikirkan perut yang belum diisi makanan apapun selain beberapa potong roti yang sempat diberi angkasa.

"ibu...bumi pulang,ibu udah lapar gak?kita makan sekarang ya"
piring nasi diletakkan di atas meja lalu bumi melangkah mendekati wanita yang terdiam,hanya melihat dirinya dengan tatapan kosong.bibir tebal dikulum sedikit gugup saat ibunya masih diam tak bergerak hingga saat ibunya menegakkan tubuh,bumi tersentak kaget hingga terlonjak sedikit.

"kamu bohong sama saya!kamu pembohong!akhhh.... kamu tidak jadi mengajak saya main!saya menunggu lama disini!"

tangan ramping itu bergerak menjambak rambut belakang putranya,tubuh bumi diterjang hingga lutut ibunya menghantam perut sedikit ke ulu hati.
bumi mendongak memegang tangan ibunya lembut tidak bisa memaksa tangan ibunya terlepas,dia tidak tega jika nanti wanitanya merasa kesakitan.
"maaf bu,bumi kehujanan kita bisa main sekarang ya?"bujuk bumi dengan senyum getir.

"tidak!kamu pembohong!"
sebelah tangan dibawa mencekik leher bumi, seseorang yang memiliki gangguan tenaganya akan lebih kuat disaat-saat tertentu.

"ugghh...ibuu,tolong lepas bumi gak bisa nafas..."
suaranya lirih dan sesekali akan terbatuk,mata sudah memerah siap menumpahkan cairannya.ditatap wajah ibunya hingga perlahan tangan wanita itu melemah dan terlepas dari leher bumi yang segera ditahan bumi agar tidak membentur sisi ranjang.

"sayang...maaf ibu...ibu.."
wanita renta itu menatap tangannya dengan tubuh gemetar, kepalanya menggeleng tidak percaya lalu beralih memukul kepalanya sendiri dengan brutal.
bumi menahan kedua tangan ibunya dan membekap tubuh kurus itu dalam pelukan agar ibunya tenang,sudah lama sekali wanita itu tidak menggila namun bumi harus bisa menenangkan ibunya kembali.

"maaf bu,ini salah bumi yang pulang telat dan buat ibu nunggu lama"
air mata jatuh tak bisa ditahan lagi,hatinya terpukul melihat kondisi ibu yang semakin renta.

cukup lama bumi bisa membuat ibunya diam, sekarang pemuda itu sudah menyuapi ibunya makanan tak peduli dengan kulit kepala yang hampir lepas,tak peduli dengan bekas cakaran kuku dileher yang membuat cairan merah menghiasi kulitnya.bumi hanya mau perut ibunya terisi hingga dia juga tenang saat tertidur nanti.

setelah memastikan ibunya tertidur dan diselimuti dengan baik,bumi mulai melangkah menuju dapur untuk membereskan beberapa barang kotor.tidak banyak karena dia sangat jarang makan dirumah.
"lihat sayur yang lo beli udah kering sa"kekeh bumi pelan lalu kembali menuju kamar membawa sebotol cola.
dibukanya lemari pakaian dan meraba sisi paling bawah untuk mengambil sebotol kecil berisi obat tidur yang sudah hampir habis.

memang tidak ada yang tau jika bumi hampir setiap malam mengkonsumsi obat tersebut agar malamnya terlewati,sudah hampir setahun lamanya dn rahasia ini masih tersimpan rapi dibalik lemarinya.

diminum cola lalu dua butiran obat ikut tertelan,jika sudah begini hanya cukup beberapa menit saja bumi akan merasakan obat yang mulai bekerja hingga mata itu perlahan tertutup.

°°°°

     sebuah sedan hitam melaju perlahan mengikuti kedua motor yang melaju berdampingan didepannya.
pengendara motor nampak sesekali akan melempar gurauan disaat jalan yang mereka lalui cukup lengang.

"hadang mereka"
perintah seorang pria dari bangku belakang hingga supir yang mengendarai mobil semakin meningkatkan laju kendaraan.

kedua motor itu berhenti mendadak dengan umpatan keras pada si pemilik kendaraan beroda empat,angkasa hampir saja mengetuk kaca mobil dengan keras sebelum sosok yang teramat dikenalnya keluar dari sana.dia gugup saat pandangan sang papa menyelidik kearah bumi yang masih setia duduk di motor.

"bapak yang kemarin di warung kan?"
tanya bumi sopan namun wajah pria paruh baya yang ditanyai semakin bertambah masam.

"paa....kita bisa bicara dirumah pa, jangan bawa-bawa dia"
angkasa mencoba menahan lengan papanya agar tidak menghampiri bumi yang bertanya-tanya,kenapa wajah bapak itu seakan Ingin mengulitinya hidup-hidup?

"lepas angkasa!papa suda peringatkan dari awal tapi kamu tidak hiraukan bukan? sekarang biar papa yang meminta pada anak itu"
bumi yang dihampiri segera turun dari motor,dari percakapan yang didengar dia bisa mengetahui jika dia adalah papa angkasa.dengan hormat tangannya terjulur ingin bersalaman namun yang lebih tua menepisnya kuat.

"Jangan berlagak baik kamu berandal!saya tau semua tentang kamu,saya mau kamu jauhi angkasa jika kamu ingin masa depan putra saya baik"
ucapan pedas itu membuat telinga bumi berdengung keras,hatinya tercabik oleh fakta jika orangtua angkasa membenci kehadirannya.

"maaf sebelumnya tuan,saya merasa tidak melakukan apapun yang merugikan putra anda jadi kenapa saya harus memenuhi keinginan anda?saya dan putra anda begitu dekat,kita memiliki perasaan yang sama"
berani sekali bumi berkata demikian padahal kepalanya serasa mau pecah, dilirik angkasa yang sudah memerah karena kekecewaan pada papanya.

"berani kamu sama saya? kamu tidak tau diri bagaimana anak saya bisa memilih seseorang seperti kamu?!"
papa angkasa semakin menekan bumi dengan kalimat yang membuat pria remaja itu termenung singkat,dia menyadari semua ucapan papa angkasa adalah fakta namun dia masih belum bisa disuruh untuk menjauhi angkasa begitu saja,kemana nanti dia akan pulang?

"pa!... jangan bawa-bawa bumi dalam masalah ini,angkasa cinta dia dan papa gak bisa halangin aku buat sama dia!"
jika tidak memandang pria tua itu adalah ayahnya mungkin tangan yang mengepal sudah menghancurkan sudut bibirnya,angkasa menarik bumi agar segera meninggalkan papanya yang menatap datar kearah mereka.
sial...ada saja yang mengganggu ketenangan hubungan mereka.

tbc.....



ALEXANDRIO         (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang