Delapan

8.5K 532 1
                                    

Happy reading 🐣

°°°°

       kembali dirinya harus membolos sekolah namun sebagai siswa baru dengan image berbeda tentu saja dia bukan dianggap membolos karena dia sempat mengirim pesan pada ketua kelas disana , mengatakan dia tidak enak badan dan sudah mengirim surat izin.

   baju yang awalnya bersembunyi rapi dibalik celana sekolah sekarang sudah mencuat kemana-mana.bahkan kancing baju hanya terpasang bagian bawah saja, terlihat jelas kaus tanpa lengan yang dikenakannya.
Wajah itu sudah kembali seperti biasa, memamerkan senyum mempesona tanpa ada raut bodoh penuh omong kosong.

"gimana hari lo disekolah baru adek manis?"
abbiel yang mendampingi bumi sekarang semakin tertawa sejadi-jadinya kala mengingat tampang culun bumi yang terpaksa merubah penampilannya.sungguh pemuda menyandang gelar ketua geng motor itu nampak sangat udik dan terbelakang dalam mode kunonya.

"jadi bulan-bulanan gue,sial!"
ucap bumi kesal namun tetap memberikan senyum tipis sebagai mana mestinya melekat pada diri pemuda itu.lintingan rokok terus disesap rakus,matanya nampak fokus menatap arah lawan tandingnya hari ini.

dalam sebuah ruangan tertutup,tidak cukup luas namun bisalah dipakai untuk meliukkan tubuh mencari titik lemah lawan nanti.disana mereka berdiam sembari menunggu  bumi akan bertanding nantinya.

"tahan aja dulu nanti kalau mereka udah tau siapa lo,pasti bakal mundur sendiri "
abbiel meraih rokok bumi dan beralih mengisapnya, jangan katakan mereka ada apa-apanya karena memang cukup lazim bagi para pria berbagi rokok seperti ini.
"Tinggal beberapa bulan lagi biar lulus"ucap bumi menimpali.

udara terasa kian sesak karena kapasitas ruangan hanya mampu menampung setengah dari manusia-manusia ini,namun nyatanya yang ada malah dua kali lipat.tampang mereka sudah mulai seperti pesut buruk rupa, mengais-ngais udara.sebenarnya tidak begitu buruk juga sih..

seragam yang susah payah digosok oleh salah seorang temannya sekarang dilepas dan dilipat oleh abbiel yang harus menjaga barang milik bumi selagi pemuda itu nantinya bekerja.bumi selalu menyebut segala kegiatan yang mampu menghasilkan uang sebagai suatu pekerjaan.
bumi untuk kesekian kalinya mendecakkan lidah saat orang-orang mulai bersorak untuknya,juga pada si pria yang bertubuh jauh lebih kekar darinya.

"siap patah tulang hidung bocah manis?"
pertanyaan mengejek selalu mereka layangkan padanya, bumi tersenyum lebar dan mengangkat alisnya menantang.
"tentu paman..."
jawabnya riang,kembali pada mode tak terbaca miliknya.rambut disugar kebelakang hingga para penonton disana berteriak histeris menginginkan si pemuda  yang sudah melangkah ke arena tanding dengan tubuh atasnya telanjang.

pertarungan dimulai, peraturan hanya satu yaitu mereka harus bertahan selama mungkin dalam waktu 15 menit atau akan dinyatakan kalah bila sudah menggelepar dilantai.apa yang diharapkan dari acara ilegal ini,hany orang-orang yang kuat mental yang akan mendaftar disini dengan imbalan uang tak seberapa.

dimenit-menit pertama tentu saja sudah menjadi kebiasaan bumi untuk membaca jenis serangan lawannya dan hanya bergerak menangkis saja lalu mulai berbalik menyerang bertubi-tubi.nyatanya dia tidak bisa meremehkan lawannya karena tubuhnya juga berkali-kali terbanting, namun bumi tidak akan kalah ataupun mengalah, dia selalu butuh uang dari hasil perasan keringatnya.

kembali kakinya bangkit dan bergerak melingkar sebelum telapak diayunkan sekuatnya pada perut keras pemuda yang jauh lebih tua darinya, menghasilkan teriakan nyaring kesakitan.mereka sama-sama terdiam mengatur nafas,urat leher bahkan mencetak jelas dengan keringat yang mengkilap dikulit.sebisa mungkin bumi menghindari pukulan yang beresiko membuat memar diwajahnya,atau mereka disekolah baru akan bertanya-tanya apa yang dilalui pemuda cupu sepertinya.

ayunan kaki berniat menghancurkan titik vital dadanya namun dengan segera bumi memiting kaki lawan dan diputar kuat hingga tubuh besar itu dijatuhkan.bumi berjongkok dan membenturkan sikunya pada paha pria yang sudah berteriak kesakitan memukulkan pada lantai.

Karena terlalu fokus pada pukulan dipaha bumi sedikit lengah membuat tubuhnya terpental jauh,lawannya kembali berdiri dengan kaki terpincang-pincang.
"ayo bocah! keluarkan tenagamu atau kau bisa berlari menyusu pulang pada ibumu!"
Masih saja besar mulut padahal kakinya akan segera patah hanya dengan sekali hantaman lagi.
ruangan dipenuhi gelak tawa namun pemuda yang diejek hanya tersenyum miring,sangat bodoh pikirnya menilai pria besar mulut itu.

bumi melompat tiba-tiba untuk menghindari serangan dadakan,namun belum sempat kakinya mendarat lagi sekarang lambungnya terasa bergeser akibat sebuah tendangan yang berniat mematikan sarafnya.tentu saja tubuh anak sekolahan itu kembali terpental menubruk ban roda bekas yang disusun tinggi disana.

bumi terbatuk keras,perutnya nyeri sekali.hidung mulai berdarah juga bibirnya yang tergigit tidak sengaja ikut mengeluarkan cairan basa.sekali lagi dia tidak akan menyerah,demi sekarung beras juga bahan masakan lain dirinya harus kembali bertarung meski tubuhnya sudah mulai lemas.

abbiel disana berteriak murka melihat kondisi bumi yang jauh dari kata baik-baik saja,namun dia cukup tau diri untuk tidak meminta bumi berhenti dan mengakui kekalahan karena tentu saja itu akan menyulut kemarahan temannya yang tidak pernah mau dikalahkan dalam bertarung.

memang buruk rasanya,tubuh yang tidak pernah mendapat waktu istirahat sekarang masih dihajar lagi.tapi bumi mengerahkan segala kekuatan pada otot kakinya sebelum fokus pada titik antara dada dan perut itu,dia menghantam keras ulu hati lawannya yang seketika itu tumbang begitu saja menyuarakan kesakitan yang sangat.
kemenangan telak dia dapatkan.

bumi mencari keberadaan abiel dan kemudian tersenyum manis padanya memamerkan kemampuan bela dirinya yang terus meningkat.namun sekarang bukan waktunya bagi abbiel untuk memuji karena dirinya sudah kalut setengah mati.tubuh temannya pucat sekali!
"ayok duduk disini dulu"
raih abbiel pada tangan bergetar bumi,jelas sekali pemuda itu tengah menahan jutaan rasa sakit dan mencoba tetap terlihat kuat.bodoh..bumi yang bodoh batinnya memaki.

bumi menggeleng pelan namun menerima semua bentuk perhatian abbiel,ditegaknya rakus mineral dingin dan setengah lagi digunakan membasuh kepalanya.tidak mengacuhkan gigitan rasa sakit saat kulit robek terkena air.rasanya mantap.

"bagus kan gue?udah bisa masuk mma belum?"
kekehan bumi tetap mempesona.meski mulutnya terasa perih, otot tubuhnya kejang,bumi tetap melayangkan tatapan menggoda pada gadis seksi yang menatap terpana padanya.sial,dia tau dia sangat panas namun untuk menerima ajakan bercinta gadis itu mungkin dia harus pikir-pikir dulu.dia sudah sangat lemas kecuali jika mereka mau mengambil alih sementara waktu mungkin dia akan kembali berpikir ulang.

"ini milikmu"
seorang panitia acara mendatangi bumi dan menyerahkan beberapa lembar uang ratusan yang diterima baik olehnya.
"makasih paman"
balas bumi sembari menghitung ulang jumlahnya,takutnya itu tidak sesuai dengan yang dijanjikan.

"heii paman, bukankah uangnya kurang?"
dan benar saja,uang hasil bertarungnya kurang seratus yang dibalas garuk kepala canggung pria berumur itu

"sisanya untuk biaya operasi gedung,nanti saat kau ikut lagi akan kuberi uang lebih"
balas pria itu cepat dan segera melarikan diri dari hadapan bumi.decakan kesal keluar dari mulutnya pertanda jika dia muak harus kembali dicurangi.

tidak ada yang lebih manis daripada uang,dan hanya benda kertas itulah yang mampu membuat bumi kehilangan senyum memikatnya.

"sekarang kita pulang,lo gak bawa motor kan? biar gue antar"
ucap abbiel cepat agar bumi tidak berbalik mengacau disini.sejujurnya jika melihat bumi sekilas memang tampak sangat jantan,seksi dengan tubuh dipenuhi otot kencang yang tidak mengganggu mata, namun bagi mereka yang sudah berteman lama dengan bumi tentu banyak melihat tingkah manja yang tanpa sadar pemuda itu tunjukkan, terlepas dari sifat penggodanya.

selama perjalanan pulang bumi hanya diam tak banyak bicara mungkin efek kelelahan hingga abiel juga ikut memilih diam.sebelah tangannya membawa motor dan sebelah lagi memegang erat pergelangan tangan bumi yang melingkar erat diperutnya,sedang tas pemuda itu dia sampirkan didepan tubuhnya.

"gue cuma lihat bocah kecil sekarang"
lirih abbiel yang terus mengamati bumi dari spion motor.hari sudah menjelang malam hingga kota sudah dipenuhi gemerlap lampu jalanan,semakin menambah kesan indah bagi pemuda yang bersandar lemah pada temannya.

tbc....

ALEXANDRIO         (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang