empat tujuh

5.3K 388 19
                                    

Happy reading 🐣

°°°°°

    pagi hari diruang makan yang awalnya diisi oleh candaan ringan dua orang dewasa sekarang berganti hening saat angkasa ikut duduk disana,setiap pasang mata tertuju pada wajah babak belur putra mereka.orangtua angkasa memang tau anaknya bergabung dengan geng motor namun belum pernah angkasa pulang membawa codet diwajahnya begini.
sudut bibir pecah dengan goresan ditulang pipi sebelah kanannya yang telah ditutupi dengan plester luka.

"kenapa wajah kamu sampai buruk seperti ini?kelahi dengan siapa lagi?"
tanya ivan disana dengan suara suram sementara sang istri beralih memijit bahunya guna merilekskan tubuh sang suami.mama angkasa tentu mengetahui permasalahan yang membuat hubungan anak dan ayah itu sedikit dingin namun dia juga tidak bisa berbuat apa-apa.

"semalam ketemu preman, pukul-pukulan dikit"
jawab angkasa santai sembari mengunyah roti bakarnya.

"biasanya kamu gak ada masalah sama preman kan?ini pasti ulah pemuda itu,udah papa bilang jauhin dia kasa!"
kembali teriakan menggema membuat selera makan angkasa hilang,pemuda itu segera berdiri meninggalkan ruang makan tanpa mendengar perintah papanya untuk melanjutkan makan.dia sangat muak.

"lihat dia,dia sudah banyak terpengaruh sama pemuda itu"
ucap papa angkasa memijit kepalanya pusing.

"bagaimana kalau kita coba menerima anak itu pa? kelihatannya angkasa memang serius kali ini"
ucap sang istri berusaha membantu anaknya, sedang yang diajak bicara hanya menghembuskan nafas lelah.

°°°°

     "lemes banget lo sa"ucap vano sembari mencolek wajah angkasa yang terluka.mereka sudah mendengar cerita versi hebohnya dari johan yang terkenal cukup kalem,namun pemuda itu bercerita menggebu mengatakan betapa hebatnya bumi membanting para preman juga dibantu angkasa.mereka sempat ingin membalas memukuli namun angkasa berkata jika masalah ini diperpanjang yang ada bumi nanti diincar.

"biasa dedek pacar izin libur jadinya lemes gak bertenaga"goda niko disusul kekehan teman-temannya.angkasa mendelik kesal lalu menidurkan kepala dilipatan tangan,dia bosan berada disekolah jika tidak ada bumi.panggilan pada nomor pemuda itu juga tidak diangkat,pesan dikirim pastinya juga tidak dibaca oleh bumi.kadang bumi memang misterius seperti ini kadang juga bisa sangat mudah ditebak.

sepulang sekolah angkasa langsung tancap gas menuju rumah bumi,dia harus memastikan langsung dimana kekasih hatinya sekarang.
'udah dibilangin jangan buat gue bingung leksa'gumamnya menahan kesal.kesal karena tidak dapat kabar juga kesal karena mungkin bumi tidak menganggap dirinya penting.

sudah tegang urat kaki angkasa berdiri didepan pintu rumah yang selalu tertutup namun tidak juga ada seorangpun yang membukakan pintu.dimana lagi bumi berada jika rumah ini adalah pencarian terakhir yang dirinya ketahui,markas sudah didatangi hanya ada beberapa teman bumi yang tiduran tidak jelas.

kembali angkasa menaiki motornya berkeliling jalanan sembari memikirkan dimana bumi,dia hampir gila tidak bisa berpikir lagi.

sekitar 100 meter sebelum melewati jembatan dia melihat anak ayam kuning yang tengah berbicara dengan seorang pria dewasa.dari pakaian yang dikenakan sepertinya pria itu seorang pekerja kantoran sama seperti papanya,tapi yang jadi pertanyaan angkasa siapa pria itu?

"sudah saya bilang dari awal,kamu jangan buat masalah lagi!kapan kamu bisa jadi anak baik hah?!selalu buat saya malu.kamu membolos,telat masuk, dihukum terus mau jadi apa kamu?!"
makinya pada bumi yang sudah mengepal beragak-agak ingin membungkam mulut papanya dengan satu pukulan kuat.

"bumi punya alasan pa..aku harus beresin ibu dirumah baru bisa pergi sekolah,aku bertanggung jawab sama ibu gak seperti papa!"
sudah cukup selama ini bumi diam saja,mau apa pun ayok saja baginya sekarang,apa yang harus dia pertahankan? tidak ada bukan,dunia terlalu kejam untuknya.

"kalian memang selalu begitu, mengutarakan banyak alasan tak masuk akal.sudah saya izinkan tinggal dirumah saya dan hidup kalian tetap saya tanggung tapi malah membelot! sekarang lihat kamu...pakai pakaian badut dan menebar brosur murahan?berapa uang yang kamu terima?cukupkah membeli sebungkus nasi untuk wanita gila itu?"

patah hati, jika kalian berada diposisi bumi mungkin kalian langsung menceburkan diri ke lautan dibawah jembatan ini dan tidak akan pernah mau melihat dunia lagi.bagaimana bisa seorang ayah melontarkan beribu kalimat menusuk dan menghina ibunya tepat didepan bumi sendiri?anak yang berjuang mati-matian mencari uang agar ibunya tidak terlantar.

"ya!gue bisa hidup sendiri tanpa bantuan dari lo bajingan!lo pikir gue masih bisa pakai pakaian badut berjalan kesana-kemari dengan sehat karena apa?karena uang kiriman lo?!salah besar... uang dari lo gak pernah gue sentuh!gue hidup diatas kaki gue sendiri,dan satu lagi jangan pernah lo sebut ibu gue dengan mulut bajingan lo!"

bughhh....
bukan bumi yang berhasil merealisasikan keinginannya untuk membogem papanya,tapi pria tua itu yang melayangkan pukulan hingga bumi tersandar meraih pagar pembatas,dia hampir terbalik.

"sudah pandai bicara kamu?sudah bisa hidup sendiri huuhh?"
kekehan itu terdengar sinis mengundang beribu emosi yang coba ditekan bumi,tangan yang tadi memukulnya kembali terangkat hendak menampar wajah bumi namun tertahan oleh genggaman kuat angkasa yang sudah mendengar sebagian cekcok antara kedua orang pria itu.

"maaf sebelumnya om,tapi saya gak akan biarin om nyakitin bumi lagi, dia sekarang tanggung jawab saya"
ucap angkasa lantang dengan nada datarnya,pria itu itu berbalik dan mengibaskan tangan angkasa.

"siapa kamu mau tanggung jawab sama dia?ooohoo...kamu suaminya?ckk.. benar-benar menjijikkan kamu bumi,sudah berapa banyak pria yang merasakan tubuh kotor ini hah?"
tawaan keras penuh sindiran semakin membuat wajah bumi menggelap, didorongnya tubuh papanya lalu segera berlalu membawa kepala anak ayam dipelukannya.

"iya saya suaminya,dan satu yang perlu om tau,cuma saya yang pernah rasain setiap inci tubuh bumi"
ucap angkasa tegas lalu berlalu mengikuti bumi yang sudah menjauh,angkasa ingin mengamuk melihat wajah sedih yang disembunyikan oleh bumi.

bumi terus berjalan menuju mall untuk mengembalikan kostum yang dipakai,dia terus berjalan tak menghiraukan panggilan angkasa yang terus memintanya untuk berhenti.
"heii!...gue bilang berhenti!lo kenapa main pergi gitu aja?!"
angkasa kesal juga kalut takut kehilangan lagi, diraihnya bahu itu dan segera membalikkan tubuh bumi untuk menghadap kearahnya.

"apa lagi?!"teriak bumi dengan wajah menunduk, hidung sudah memerah bibirnya juga digigit kuat menghindari isakan yang akan keluar.

"sayang liat gue,lepasin semuanya sama gue ya?gue disini ada buat lo"
suara itu lembut membuat bumi bergetar menekan tangisnya,dia lelah namun semua masalah selalu datang silih berganti.angkasa meraih tubuh itu kedalam dekapan hangatnya, punggung dielus ringan sembari ditepuk beberapa kali.kemana saja dia hingga baru bertemu bumi dalam kondisi terjatuhnya?dia mengira pemuda ini sangat ceria namun memendam beribu luka lara.

"mulai sekarang lo jauhin gue,jangan kangen gue,jangan cari gue lagi,jangan sapa gue.... kita gak ada hubungan apa-apa lagi,gue mohon sama lo sekali ini aja sa"
suara itu datar dengan wajah kosong,mata yang selalu dibuat bersinar ceria sekarang kehilangan cahayanya, redup dan nyaris mati.

"tapi kenapa?!...gue gak mau!gue gak bisa tanpa lo leksa....gue mohon jangan suruh gue pergi"
suaranya menggigil hebat, angkasa begitu ketakutan namun bumi semakin menarik diri meninggalkan angkasa yang terdiam kaku.

"kalau lo ikutin gue lagi,gue bisa lompat dari jembatan ini sekarang juga.atau memang lo mau liat gue gak bernyawa?!"
gertak bumi saat mendengar langkah kaki angkasa yang berusaha mendekatinya lagi.angkasa berhenti lalu menendang jalanan dengan kuat, dia kehilangan bumi dan juga hidupnya.

tbc...

ALEXANDRIO         (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang