empat puluh empat

5.8K 360 5
                                    

Happy reading 🐣

°°°°

  langit mendung tertutup awan hitam yang siap menurunkan hujan,angin berhembus pelan namun membawa embun air yang terasa dingin bila terkenal kulit.suasana mencekam kian terasa saat tidak ada lagi terdengar suara para siswa,maklum saja karena mereka semua sudah bergegas meninggalkan sekolah atau nanti akan terjebak hujan lebat.

disana bumi masih celingukan disamping tangga menuju rooftop sekolah menunggu seseorang yang sangat terlambat dari janji bertemu mereka.entah apa pula alasan angkasa mengajaknya bertemu dilantai teratas sekolah sampai mengancam jika dia tidak datang.

"lo gak balik?ngapain sendiri disini?gak takut sama rumor penunggu sekolah?"
pertanyaan bertubi-tubi datang dari seorang pemuda yang berjalan bersama kedua temannya,bumi kira memang hanya tinggal dia saja disana namun sukurlah masih ada manusia yang lewat.
"emm....aku lagi nunggu orang,bentar lagi balik"
jawab bumi seadanya lalu kembali menunduk menampakkan kesan cupu agar mereka segera berlalu.

"mau gue temenin gak?sampai kawan lo datang"
ucap pria tanpa nama kembali dan mengode pada kedua temannya untuk menunggu ditempat parkir saja.

tak sempat bumi menjawab namun pria tersebut sudah duduk disampingnya,melirik lama pada wajahnya hingga bumi sedikit risih.dia memang tampan namun juga risih jika terlalu diperhatikan,biasanya kan dia yang sibuk menggoda,lain lagi jika bersama angkasa.
"lo murid baru ya?kok gue gak pernah liat yang manis banget kayak gini?"
sudah terbaca,dari kalimat yang baru ditanyakan pemuda itu sudah dapat bumi simpulkan maksud si yang tidak diketahui nama itu mendekatinya.

"iya,tapi aku udah masuk lumayan lama"
jawab bumi lalu tersenyum kecil,matanya terus melirik koridor namun belum juga ada tanda jika angkasa akan menghampirinya,kemana sialan itu pergi?!

"ada sesuatu di mata lo,gue pegang ya?"
nada itu lembut penuh daya pikat namun bagi bumi yang terbiasa mengolah seseorang tentu akan merasa biasa saja,bibir tebal menyeringai tipis mengikuti permainan orang dihadapannya.biarlah sedikit bermain untuk menghilangkan bosan menunggu angkasa.

"aku gak rasain apa-apa?udah kamu ambil?"
tanya bumi bermain peran hingga kacamatanya ditarik hingga terlepas.bumi tersenyum simpul membuat pemuda itu salah tingkah,jari panjang itu akan bergerak mengelus pipi bumi sebelum tarikan kuat membuat bumi berdiri terhuyung menabrak dada bidang angkasa.

"jaga tangan lo! dia punya gue,jangan pernah lo sentuh dia sama tangan kotor lo!"
hardik angkasa lantang dengan wajah memerah emosi,tangannya mengepal menarik kerah baju pemuda yang tersentak kaget.

"gue yang duluan deketin dia disini,lo gak bisa rebut gitu aja!"
sepertinya angkasa bertemu lawan yang cukup berani,namun tidak apa dia malah semakin bersemangat untuk menghabisi pemuda ini.

"sayang...siapa duluan yang udah cium lo?siapa yang udah jilat seluruh tubuh lo?siapa yang selalu buat lo nangis keenakan dibawah gue?kasih tau dia sekarang"ucap angkasa tanpa ekspresi.
bumi memukul lengan angkasa malu lalu berjalan mengambil kacamata miliknya dari tangan pemuda yang masih tercekik tangan angkasa.
"sorry...kita cuma bisa ngobrol dikit,aku mau pergi duluan "ucap bumi singkat lalu mengedip sekilas.

"nanti gue telpon lo!"
angkasa yang sudah berjalan mengikuti langkah bumi kembali tersulut emosi,tubuhnya berbalik cepat lalu menghantamkan kakinya pada perut pemuda yang banyak bicara.
"makan kaki gue noh!"
kesal angkasa dan berlalu pergi mengejar bumi yang tak peduli dengan tingkah kedua pemuda dibelakangnya.

°°°°

   "kita ngapain kesini?hari udah mau hujan lebat sa!jangan aneh-aneh "
bumi masih mencoba membuat angkasa mau bicara dengannya namun sedari mereka keluar dari pekarangan sekolah angkasa sudah bungkam dan berakhir membawanya ke sebuah gedung kosong terbengkalai.
"ckk...lo ngasih nomor hp sama bajingan tadi?!"
ternyata masih dengan persoalan yang sama,angkasa  masih berdebat dengan pikirannya tentang pemuda yang berani mencari masalah dengannya.

"enggak...gue aja gak tau dia siapa"
yakin bumi pada angkasa, seharusnya dia yang marah karena angkasa datang telat hingga berakhir digoda pria.

angkasa berdecih sebal lalu kembali berjalan menaiki tangga menuju lantai atas dan memilih duduk bersandar di tembok pembatas.rokok dibakar namun wajahnya masih tegang nampak sekali tidak puas dengan jawaban bumi.

"heii...
colek bumi dibahu angkasa namun dia masih diabaikan.
bumi beralih duduk diatas pembatas setinggi pinggang lalu memainkan rambut pemuda dibawahnya,angkasa masih diam lalu menyodorkan sebatang rokok pada bumi.

"lo masih marah?gue udah ngomong jujur terserah lo mau percaya atau milih diam gini terus"
bumi meloncat turun dan memilih duduk dipangkuan angkasa, beberapa kali duduk dipaha itu sudah membuatnya cukup terbiasa.rokok dibakar lalu bumi meraih puncak hidung angkasa untuk dijepit kuat,dia juga kesal melihat tingkah kekanakan angkasa.

"lo milik gue,jangan buat gue cemburu lagi leksa"
suara angkasa terdengar pelan, jarinya dibawa mengelus bibir tebal bumi lalu menyatukan kedua labium mereka.bumi menghembuskan asap rokok kedalam mulut angkasa lalu tersenyum manis saat angkasa menekan tengkuknya dalam.rintikan hujan mulai turun membuat mereka menyudahi kegiatan romantis singkat itu,bumi menengadah lalu menjulurkan lidah merasakan air hujan juga diikuti angkasa.

mau bagaimanapun kerasnya dunia pada bumi namun tetap saja tidak akan bisa menghilangkan senyum manis  dari bibirnya,bumi tetaplah seorang remaja yang menginginkan hal menyenangkan dalam hidupnya.

hujan turun semakin deras namun tidak menghentikan aksi kejar-kejaran kedua pemuda yang sudah basah kuyup.angkasa terus mengejar bumi dan menggelitik perutnya hingga bumi tergelak keras.tubuh menggigil kedinginan tidak mereka pedulikan dan memilih berbaring telentang diatas lantai dengan ribuan rintik hujan yang semakin berpacu turun.
"mau balik sekarang?udah mau gelap"
tanya angkasa sembari menyisir poni bumi,mereka bertatapan lama menyampaikan rasa masing-masing.

kedua pemuda tetap berkendara dalam hujan lebat menuju markas tempat motor bumi disimpan, disana hanya ada satu dua orang teman bumi yang terjebak hujan mungkin saja akan tidur disana sampai malam nanti.
"kita pulang duluan ya, nanggung juga udah basah gini"
ucap bumi pada kedua temannya,angkasa mengangguk sekilas pada mereka hingga kedua pemuda kembali memacu motor menembus hujan.

klakson dibunyikan beberapa kali oleh angkasa saat mereka harus berpisah dipersimpangan jalan sedangkan bumi terus melaju lurus.sebenarnya ada juga untung rugi berkendara ditengah hujan seperti ini,jalanan tidak ramai namun sedikit lebih licin hingga bumi harus berhati-hati.

tepat didepan sebuah warung makan bumi menghentikan motornya dan berlalu masuk untuk membeli makanan.

tbc....

ALEXANDRIO         (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang