lima puluh dua end

10K 485 33
                                    

Happy reading 🐣

°°°°

    Sebagai penerus tunggal aset kekayaan papanya,bumi tentu berhak melakukan apa saja sesuai keinginan dengan harta tersebut.rumah megah tempat peninggalan papanya sekarang resmi terjual pada salah seorang pengusaha kaya dengan harga yang sepadan.Bukan bermaksud apa-apa,namun bumi hanya ingin membuang kenangan pahit yang tersisa disana dan memilih tinggal dirumah kecil yang masih dia tempati sampai sekarang.tidak perlu mencari uang untuk membayar sewa bulanan lagi karena bumi sudah membeli lunas gubuk kecil itu.

mendapat warisan tidak menjadikannya bermalas-malasan dirumah atau kembali huru hara bermain tak ingat waktu,bumi masih bekerja paruh waktu seperti aktivitas hariannya,bedanya kali ini pemuda itu bisa sedikit lebih fokus pada ujian akhir yang akan diadakan seminggu dari sekarang.mati-matian di belajar bersama si cerdas angkasa namun saat tiba waktunya ujian matematika,otaknya seketika lumpuh.rumus yang semalaman dihapal menguap hilang entah kemana.

"santai banget lo van, emang udah yakin bisa lulus?"tanya fahri dengan nada mengejek,mereka sudah berada di penghujung akhir pembelajaran dan tibalah masanya pengumuman kelulusan.
"yakin dong,kan backingan kita angkasa,ya gak sa?"
ucap vano menaik turunkan alisnya sementara angkasa masih sibuk menjaili bumi yang asik bermain ponsel.

ketika pengumuman kelulusan yang ditunggu-tunggu disuarakan, seluruh siswa kelas 12 melompat girang bersukur karena tahun ini bisa lulus seratus persen.mereka membentuk lingkaran besar dan mulai berangkulan berteriak senang karena akhirnya bis menghirup udara kebebasan dari upacara bender,tugas yang menumpuk,atau kegiatan bangun pagi yang memuakkan.

"gimana?udah di markas kan semuanya?"
tanya angkasa yang dibalas anggukan semangat teman-temannya,ya mereka akan merayakan hari kelulusan sekolah dengan tour keliling kota dan nanti akan berhenti dijurang didekat lautan lepas.
"kita jalan sekarang!"
seru angkasa kembali,dilirik pemuda yang duduk di jok belakang motornya lalu tersenyum tipis.sudah lama dia menantikan masa-masa seperti ini,pergi tour dengan membawa bumi bersamanya.

"peluk gue leksa atau lo bisa jatuh"
bumi memukul bahu angkasa pelan,selalu kalimat yang sama jika angkasa meminta dipeluk olehnya.
"cari alasan lain begok"
lalu bumi tertawa pelan hingga angkasa menarik kedua tangannya untuk dikalungkan diperut yang terhalang jaket kulit khas geng motor.

rombongan geng motor itu sudah melaju memenuhi jalan raya membuat para pengguna jalan lain menatap kearah mereka penasaran, mungkin mereka pikir akan terjadi tawuran besar.

bumi menyandarkan kepalanya dibahu angkasa dan mendapati pemuda yang mengendarai sepeda motor menatapnya dari spion, dilayangkan kedipan nakal hingga angkasa membalas dengan sebuah flying kiss.anak-anak yang mendapati kelakuan kedua pemuda bucin itu bersorak heboh menggoda ketua mereka, sudah cukup bagi mereka melihat bumi yang selalu terdiam murung dan merindukan bumi versi nakalnya.

motor berbelok menuju jalanan setapak yang cukup bagus,rumput ilalang tumbuh disepanjang jalanan serta hembusan angin terasa asin.mereka sudah hampir sampai ditempat tujuan.bumi bersorak keras diikuti teman yang lain,mereka harus melepaskan semua beban hingga hari ini berakhir.

"tempat ini memang seindah difotonya,gue kira bakalan beda ternyata lebih indah kalau didatangi langsung"seru abbiel berlarian disepanjang garis jurang,percikan ombak sesekali akan mengenai mereka yang berdiri menatap indahnya lautan sore.
"keluarin catnya sekarang woii!....gue udah gak sabar!"teriak niko membuat mereka mulai mengeluarkan cat semprot yang sudah dibeli jauh hari.

angkasa duduk disebuah batu besar didekat sebatang pohon besar yang tumbuh ditepi jurang,dia menikmati cerutu sembari memeluk bumi yang duduk diantara kakinya.bumi mengambil beberapa gambar mereka berdua lalu menarik angkasa untuk bergabung dengan anak-anak yang sudah mulai bergelimang warna.baru mendekat namun pakaian mereka sudah dikerubungi untuk diberi jejak pewarna.
"kasih gue satu van"pinta angkasa,vano melemparkan sekaleng cat baru pada angkasa.ditariknya kerah baju bumi yang asik melukis sesuatu diseragam azzam,bumi tak banyak bicara dan mengikuti angkasa.

"nunduk dikit,gue juga mau gambar sesuatu buat lo"bumi menurut untuk menunduk namun angkasa semakin menekan punggungnya kebawah,bunyi kocokan cat kaleng terdengar nyaring namun bumi tidak merasakan benda dingin dipakaiannya.
"jadi gak nih?"tanyanya sembari menoleh ke belakang,angkasa tersenyum kecil lalu menempelkan telapak yang sudah ditutupi cat pada bongkahan pantat bumi.bumi tersentak kaget merasakan dagingnya perih, angkasa tidak main-main untuk meletakkan jejaknya.

"otak cabul"
umpat bumi membuat angkasa terkekeh pelan,kembali dilukisnya karakter kartun tapi kali ini dada depannya lah yang menjadi sasaran.
mereka semua menikmati momen seperti ini hingga cahaya senja mulai berganti kegelapan.

°°°°

      resmi menjadi alumni dari siswa sekolah menengah atas membuat kedua pemuda itu mendapat banyak waktu untuk bersama sebelum disibukkan mengurus berkas-berkas untuk kuliah.
sekarang bumi sedang berada dirumah angkasa,tepatnya ditaman belakang rumah yang terdapat area bermain basket berupa lapangan sempit.bumi sudah melambungkan bola basket sejak setengah jam yang lalu namun belum ada yang berhasil masuk kedalam keranjang diatas sana.angkasa yang sudah menyerah mengajari hanya duduk memandangi bumi yang masih penasaran untuk mencetak satu angka saja.

"istirahat dulu nanti kita latihan lagi"ucap angkasa yang dianggap angin lalu saja, bumi masih bertekad hingga angkasa berdecak kesal dan menghampiri bumi.diraihnya pinggang ramping yang sudah licin oleh keringat,angkasa memegang kedua tangan bumi dan mengarahkan bola kearah ring,dan hap...sangat mudah bagi pemain profesional seperti angkasa untuk mencetak angka.

"keren kan gue?pacar siapa dulu"
songongnya hingga di hadiahi sikutan pada perut.

"kita kan gak pacaran?"balas bumi menyeringai,astaga sudah cukup lama angkasa tidak melihat seringaian favoritnya itu dan hari ini kembali debut setelah beberapa waktu hilang.

"gak pacaran tapi lebih dari itu"balas angkasa tak kalah memamerkan senyum miringnya.wajah bumi sudah memerah kepanasan dengan keringat yang membasahi bajunya,sial sangat lengket batinnya risih.
"mau keatas?gue pernah janji mau ajarin lo renang kan?"
ajak angkasa yang diangguki seadanya oleh bumi,dia menurut asalkan tubuhnya bersentuhan dengan air.

setelah sampai didalam kamar angkasa,pemuda itu langsung membuka seluruh pakaian dan menyisakan boxer hitamnya.diikuti oleh bumi karena jujur tubuhnya sudah mulai gatal karena biang keringat.
"maju sini,gue mau ambil bayarannya dimuka"
bumi mengernyit heran namun masih melangkah menghampiri angkasa, seketika tubuhnya diraup kuat hingga bumi bisa merasakan lumatan lincah mengecap bibirnya.

lidah angkasa bergerak menggelitik rongga mulut bumi yang dibalas bumi tak kalah lihai.terlarut dalam suasana cukup intim,mereka tidak mendengar pintu kamar yang dibuka.
"kalian ngapain?!...anak bajingan dengan berandalan...beraninya kalian berbuat cabul!"
pekik papa angkasa dan mulai melangkah mengejar angkasa dan bumi yang sudah berlari kearah kolm renang.
"kita gak ngapa-ngapain pa...cuma icip-icip sedikit aja"seru angkasa panik dan menarik bumi untuk mencebur kedalam kolam.bumi yang tidak bisa berenang segera bergelantungan pada tubuh angkasa agar tidak tenggelam.

"kesini kalian biar papa potong burung kecil itu!"teriak papa angkasa bergerak memutari kolam namun angkasa juga cekatan berpindah posisi dengan membawa bumi digendongannya.
bumi tertawa keras sembari bertepuk tangan melihat kericuhan yang dibuat oleh ayah dan anak itu, bersukur saja dia sudah mulai diterima oleh keluarga angkasa hingga tidak terlalu merasakan
kesepian lagi.

angkasa kembali mengecup bibir bumi didepan papanya yang melotot garang,memang sifat anak dan ayah sangat dekat hingga bumi mengerti dari siapa sifat keras angkasa berasal.
suasana senja terasa menyenangkan disini meskipun diuber-uber papa angkasa.

     
                       end


ALEXANDRIO         (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang