lima puluh

5.9K 375 7
                                    

Happy reading 🐣

°°°°°

      seharusnya malam seperti ini bumi sudah kembali mencari uang dan pulang pada dini hari,namun mengapa malam ini perasaannya sangat tidak enak.dia sempat beberapa kali menyenggol kaki meja atau menjatuhkan benda dalam genggamannya,bumi merasa sangat cemas bercampur kesedihan mendalam namun tidak tau untuk hal apa.diliriknya jam sekali lagi untuk memastikan kapan angkasa akan datang kerumah sesuai janji pemuda itu.bumi sudah sangat maklum jika angkasa akan selalu telat dari waktu yang ditentukan.

"ibu mau lagi?cokelatnya masih sisa banyak,nanti angkasa kesini katanya mau bawain ibu cokelat lagi"bumi menunggu wanita yang asik mengunyah dengan sabar untuk menjawab tanya darinya.

"aaa...ibu mau lagi,enak hehehe"
kekeh wanita itu pelan dan kembali membuka mulutnya lebar seperti bocah yang minta disuapi.
"ibu sehat terus ya,bumi bertahan sampai sekarang cuma karena ibu"
usapan lembut diberikan untuk mengambil noda cokelat disisi bibir ibunya.ditatap wajah wanitanya sekali lagi,namun bukannya tenang seperti biasanya kali ini bumi merasa cemas berkali-kali lipat.

pintu rumah diketuk hingga sosok jangkung angkasa memasuki rumah,sudah seperti rumah sendiri.
"heii kenapa?lo kok kayak gelisah gitu?"baru saja datang namun angkasa sudah bisa membaca gerak tubuhnya,bumi hanya menggeleng pelan dan memberikan senyuman manis.
"kebiasaan lo,telat terus perasaan"ucap bumi dan bergeser memberikan angkasa sedikit tempat untuk duduk.

"biasa,gue kelupaan kunci motor terus"jawab angkasa disertai cengiran bodoh.pemuda itu beralih memandangi wajah bumi yang terus mengajak ibunya berbincang meski jawaban yang diberi wanita itu sama sekali tidak nyambung.pundak bumi diraih untuk dipijat lunak, angkasa tau jika bumi setiap harinya akan kelelahan namun sangat menolak uluran tangan darinya.
"gak kumpul sama anak-anak?"tanya bumi dibalas gelengan singkat,angkasa hanya ingin selalu berdekatan dengan belahan jiwanya dia takut jik bumi kembali menjauh.

baik angkasa maupun bumi sama-sama diam mendengar setiap ocehan ibunya,tangan angkasa selalu berada dibelakang leher bumi dan mengusapnya pelan.ketiga orang tersebut reflek menoleh kearah pintu masuk saat bunyi gedoran kuat datang entah dari siapa.bumi bangkit disusul angkasa untuk melihat orang gila mana lagi yang menggedor sekeras itu.

"ada ap_?!"bibir itu seketika tertutup dengan mata yang memicing tajam tidak menerima kehadiran orang yang sudah masuk daftar hitamnya,bumi berdecih sebal dan akan menutup pintu sebelum papanya mendobrak pintu dengan kuat.
angkasa akan bergerak maju namun tangan bumi terangkat menghentikan,dia harus menyelesaikan masalah dengan si tua bangka tak tau diri ini agar tidak terus-terusan di teror.

"mau apa anda kesini?!bukannya anda tau jika anda tidak diterima?!"pertanyaan itu hampir bernada makian sangking kesalnya bumi melihat bajingan buruk itu berani mendatangi kediamannya.

"jadi memang benar tempat kumuh sempit ini yang kalian tinggali?ckkk...sudah saya bilang kalau mau hidup enak tinggal menurut saja"
matanya mengamati seluruh isi ruangan dan sesekali akan berdecih hina.

"om saya minta tolong pergi saja dari sini, sebelum
rasa hormat saya sama om hilang"
giginya bergemelatuk menahan amarah,dia tidak mau lagi buminya dihina sedemikian buruk.
"kamu diam!ini masalah saya dengan dia!"
hardik papa bumi keras,angkasa yang akan menyahut kembali terhenti saat bumi menggeleng kecil.

"jadi,kenapa anda datang ketempat kotor ini?"
tanya bumi santai dengan tangan berkacak pinggang seakan tidak peduli dengan hal besar apa yang membawa bajingan tua ini kerumahnya.
"saya tidak akan berlama-lama,saya tanya kamu apakan Istri saya hah?!kamu gila sampai membawa-bawa orang yang tidak bersalah?!"
maki papanya keras,bumi berdecih singkat dan meludah tepat didepan orang yang pernah dia panggil ayah.

"jadi dia tidak bersalah?oh...saya paham sekarang,
semua kekacauan ini memang berasal dari tua bangka menjijikkan seperti anda!barang layu ini selalu minta dijilat oleh pelacur,benarkan?!"
angkasa mengepalkan tangan untuk menutupi mulut agar tawanya tidak terlepas dan mengacaukan suasana tegang mereka,sungguh mulut bumi memang patut diacungi jempol.itu dia prianya.

plakk....
"saya sudah berbaik hati tidak langsung menyeret kamu!mulut busuk itu memang perlu diajari!"
maki papanya setelah puas menampar pipi bumi hingga cetakan tangan jelas disana,sedang bumi hanya tersenyum miring dengan tangan senantiasa menahan angkasa agar tidak meledak.

"silahkan anda lihat sendiri perilaku pelacur itu dan saya minta anda segera angkat kaki dari sini!"
ponsel yang bergetar diraihnya cepat,mata itu terbelalak kaget mendapati foto tanpa busana istrinya juga beberapa video panas Teresa dengan beberapa orang pria.

wajah itu memerah karena marah,urat lehernya juga nampak mencuat keluar menandatakan betapa panasnya kepala si tua saat ini.

"bumi...siapa dia?itu papa kamu?"
oh tidak,jangan sampai ibunya mengenali pria buruk yang sudah mencampakkan mereka.
ibu bumi segera berlari menerjang papanya yang sudah akan pergi meninggalkan rumah dan memeluk tubuh itu erat seakan lupa kesakitan yang selama ini dirasa.
"ibu lepas ya,dia bukan papa"
suara bumi kembali melembut dan meraih tangan ibunya agar segera melepaskan tangan papanya,tidak ingin ibunya tertular kotoran.

"lepas!saya tidak mau ikut-ikutan gila seperti kamu!"mendengar kalimat tersebut tentunya emosi bumi langsung tersulut, langkahnya bergerak cepat ingin memukuli papanya yang bergerak mundur merasa terancam.angkasa masih membujuk ibu bumi agar kembali ke kamarnya namun saat melihat sang suami yang berlari ketakutan akan dihajar bumi,wanita renta itu ikutan berlari mengejar dari belakang.

"ibu! berhenti ibu... kita kembali ke kamar"
bumi dan angkasa ikutan berlarian,entah siapa yang ketakutan sekarang ini karena mereka sudah seperti kucing sedang berkelahi.
langkah papanya semakin cepat entah apa yang sangat ditakuti saat sang mantan istri mengejar tak kalah cepat,bayangkan seorang perempuan tua memakai dress putih dengan rambut terurai berlarian mengejar dan berteriak heboh memintanya untuk berhenti,bukannya berhenti papa bumi malah merasa kakinya semakin keram.

"tidak ...ibu!"
tepat saat teriakan bumi menggema,tubuh kedua orang dewasa didepan sana terpelanting kuat dihantam badan truk hingga cairan merah kental membasuh jalanan malam.
"ibu...gak mungkin ibu,ibu bisa dengar bumi kan bu?"bumi melangkah menghampiri ibunya yang sudah terbujur kaku bermandikan darah,tubuhnya bergetar dengan mulut terbuka tidak percaya jika hal tragis akan menghampirinya malam ini.
"tenang dulu...kita panggil ambulans dan bawa ibu kerumah sakit, jangan panik sayang"
angkasa juga tidak bisa untuk tidak panik sementara bumi masih mencoba membangunkan perempuan yang sudah memucat dipangkuannya.

tangan itu bergetar hebat namun tetap memaksakan menghubungi rumah sakit lalu kembali beralih mendekap bumi kuat.tangisan bumi mengalun menghantarkan mimpi buruk bagi angkasa yang sama bingungnya ingin berbuat apa selain menunggu tim medis segera datang.
"sa...ibu saa! gue udah gak punya siapa-siapa lagi sa!"
suara itu bergetar lirih membuat angkasa ikut meneteskan air matanya,sebisa mungkin angkasa menggigit bibir agar menjadi sosok kuat yang bisa menenangkan buminya.
"tenang,ibu akan baik-baik aja"

tbc....
 

ALEXANDRIO         (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang