sepuluh

9.2K 560 2
                                    

happy reading 🐣

°°°°

      lampu menyala membiarkan cahaya biru kelam menembus kaca pembatas kamar, kerlipan cahaya dari gedung-gedung tinggi diluar sana memanjakan mata kedua pemuda yang berdiri,angkasa dengan tangan terjulur memenjarakan bumi yang bersandar dikaca besar itu.
Suasana kota di malam hari sangat menarik untuk dilewatkan,tapi kehadiran pemuda didepannya jauh lebih menarik.

"sangat tampan sampai-sampai gue sering merasa iri"
kalimat halus melantun disertai elusan pada tulang rahang angkasa yang masih diam menanti hal apa lagi yang bisa bumi lakukan padanya.jakunnya naik turun merasakan setiap sentuhan kasar itu,kulitnya terasa sensitif malam ini.

"lo bisa nikmati wajah tampan gue terus kalau gitu"angkasa meraih sebotol wiski dan meminumnya langsung, setelahnya disodorkan pada bumi yang tersenyum kecil.

lidah panjang lentur itu menjilati bekas bibir angkasa dan ikut menegak isinya, membiarkan angkasa menuangkan sedikit lebih banyak hingga mengalir membasahi bajunya.
nampaknya bumi sudah sangat mabuk karena benar-benar menikmati segala hal yang dilakukan angkasa tanpa penolakan berarti.

bumi melepas Kungkungan angkasa dan berjalan mundur sembari melirik sensual pada angkasa yang menatapnya bertanya,apa lagi yang akan dilakukan bumi kali ini.
dalam cahaya redup bisa dilihat jika bumi perlahan membuka pakaiannya menyisakan celana dalam hitam yang dia kenakan.
jari-jari tangan menyugar surai halus kebelakang,sangat menyegarkan dilihat mata pemuda remaja seperti angkasa.

"ayo nikmati malam ini"
ucap bumi kian meliar,matanya berkilat dengan senyum mengejek mendapati ekspresi angkasa yang menatap penuh puja padanya.pria yang sedari diam mengamati tentu saja langsung mendekat menjawab undangan itu, perlahan ikut membuka pakaiannya agar sama-sama adil dengan bumi.

  belum sempat kedua kulit itu bersentuhan,bumi sudah mendorong angkasa hingga terduduk dipinggir ranjang,kedua kaki dibawa untuk membuka paha angkasa yang mengernyit heran.
jika bumi berpikir dia bisa mendominasinya maka terlalu tinggi rasa percaya diri bumi,karena bagaimanapun juga tidak akan pernah angkasa mau diungguli apalagi oleh pemuda seksi dan manis seperti bumi,jatuh sudah harga dirinya nanti.

angkasa memutar posisi dengan cepat hingga bumi sekarang terhimpit di bawahnya,diraihnya saku celana untuk mengambil rokok,malam ini harus berjalan panjang.

"jangan terburu-buru,kita nikmati waktu seperti ini"
ucap bumi melepaskan diri dari angkasa dan berjalan menuju balkon kamar.

angkasa mengikuti langkah oleng pemuda didepannya lalu memeluk pinggang ramping itu dengan cengkeraman kuat, tidak dibiarkan bumi berjalan semaunya lagi karena disini,dia yang mengendalikan.

"oh ayolah...lo bisa lepasin gue dulu"
bumi memutar matanya jengah,ada apa dengan pemuda ini kenapa begitu agresif pikirnya.memang ada beberapa kali wanita yang bertingkah agresif saat menginginkannya,namun sedikit aneh rasanya jika pertama kali dia bermain dengan pria lalu seakan dirinya yang berperan sebagai wanita.ini tidak benar batinnya.

angkasa mulai melepaskan satu-satunya kain yang menutupi tubuhnya,begitu juga yang dimiliki bumi dan kembali menyesap kuat rokoknya, mengabaikan bumi yang duduk dengan kaki menyilang.dia merasakan tatapan mengamati bumi pada tubuh telanjangnya hingga angkasa segera berbalik untuk mempertontonkan benda miliknya yang sudah bangun melawan gravitasi.
"seperti yang dilihat,suka?"
pertanyaan macam apa itu namun kenapa tiba-tiba aliran darah terasa pekat memenuhi wajahnya pikir bumi.

"lo gak malu dilihat sama orang?"
tanya bumi heran, biasanya kan pria akan malu jika ketahuan digagahi oleh pria lain, apalagi dengan tubuh lumayan kekar seperti angkasa.

"simpan itu buat lo"
angkasa menekan api rokok pada asbak kecil,lalu meraih dagu pemuda disampingnya hingga bibir kering mereka bersentuhan.perlahan ketegangan seksual mulai terbentuk seiring semakin dalamnya lumatan yang di berikan angkasanya.

tak mau kalah bumi mulai menjulurkan lidahnya menelusuri rongga mulut angkasa yang tersenyum miring dalam ciuman mereka,sial bumi juga sangat berpengalaman.

bumi mengerang kesusahan menerima bibir lihai angkasa yang terus menyedot mulutnya,lidahnya seakan mati rasa.

"t-tunggu...tunggu dulu"
nafasnya putus-putus namun angkasa tidak akan pernah berhenti, jarinya tetap mengusap memilin dan menarik puting bumi yang sudah menegang.

"bumi...nama lo bagus"
entah baru ingat tapi angkasa baru kali ini menyebut nama bumi langsung.kembali dia mengelus tulang punggung bumi dan meluncurkan ciuman panas disepanjang garis rahang pemuda yang sudah hilang akal itu.tangannya dibawa memijat dada keras bumi hingga saat yang ditunggu-tunggu, angkasa menyedot kuat puting itu lalu menggelitik dengan lidahnya.

hmmmm....erangan kuat tanda bumi sudah kepalang sangat menikmati sentuhan angkasa, niat awal ingin mendominasi nyatanya malah berakhir pasrah disentuh sana sini.

melihat kesempatan besar didepannya,angkasa tidak mau membuang waktu lagi.dia maju semakin memepetkan bumi pada sofa santai dan dengan tergesa-gesa membalik tubuh itu.tangannya beralih menyentuh benda sensitif bumi dan mengelusnya hingga pemuda iti menggelinjang dengan kepala tengadah.
"aku menginginkannya"ucap pria yang awal ingin memasuki angkasa.

"sangat ingin? seberapa haus lo sama gue hmm?"
sengaja angkasa mempermainkan bumi karena melihat wajah terangsang itu rasanya ingin dia rekam dan menjadikan bahan untuk fantasinya nanti.

"ya sangat ingin,ayolah..."
angkasa yakin jika alkohol benar-benar mempengaruhi bumi karena dia tidak lagi melihat pemuda arogan yang sebelumnya, melainkan seorang yang sangat haus akan dirinya.
bumi memejamkan mata merasakan elusan yang semakin cepat membuang sesuatu dibawah sana berkedut,sedang angkasa memilih menjilati leher hingga bahu bumi terus kesepanjang tulang punggungnya, berakhir pada bulatan sintal itu.

"Aaaa!! sakit bajingan!"
teriak histeris bumi saat angkasa tergoda menggigit permukaan pipi pantatnya.cetakan gigi jelas menghiasi daging kenyal itu membuat angkasa tertawa lirih.

bumi melirik angkasa lalu segera menyatukan bibir keduanya lagi,beralih menjilati dan menggigit bibir bwah angkasa.pemuda yang dibutakan nafsu kembali menyentuh setiap inci kulit bumi,meremas pinggangnya serta kembali menarik puting yang sudh memerah.

"plese....fuck me,fucking me hard!"
teriak bumi hingga tubuhnya dibalik cepat hingga pinggulnya terangkat menungging.kedua tangan berpegangan pada lengan sofa sembari melirik kebelakang, penasaran apa yang dilakukan angkasa.
"lo buat gue benar-benar gila bumi"
suaranya semakin dalam,angkasa merenggangkan kedua belahan bumi dan meludahi lubang berkerut itu.

kaki bumi dibuat mengangkang lebar dan tanpa menunggu lagi, dorongan kuat diberikan hingga nafas bumi terasa ingin meninggalkan tubuhnya.
"a-angkasaa...
gagapnya kesakitan, sial matanya memanas namun dia beralih menggigit bibir sebagai pelampiasan rasa sakit.dia tidak akan pernah menangis untuk hal kecil seperti ini.

"sialan...lo sangat panas,sangat baik"
puji angkasa yang mulai bergerak liar menyodok lubang ketat bumi.

waktu terus berjalan dihabiskan dengan meracaukan nama pasangan bercinta mereka, teriakan putus asa karena sebentar lagi akan mencapai puncak tertinggi firdaus.
angkasa merasakan miliknya semakin berdenyut kuat ingin mengeluarkan muatannya, sementara bumi sudah terkapar setelah pelepasan untuk kesekian.rambut yang acak-acakan serta tubuh penuh tanda dari angkasa menggambarkan seberapa hebat percintaan mereka.

"gue lelah... ayo keluar sekarang gue mohon.."
ucap bumi terputus,melayani tenaga besar angkasa ternyata sangat menguras energinya.

"memohon lagi..."
angkasa semakin bergerak cepat hingga bumi semakin mengetatkan lubangnya hingga milik angkasa tersedot kuat.

angkasa sangat serakah karena dia juga ingin menikmati ekspresi wajah bumi,pemuda itu kembali tersenyum memikat.
bumi menutup matanya dengan senyuman teramat mempesona, terengah-engah merasakan benda besar yang mengaduk belakangnya.

"Ya Tuhan...gue mau lebih banyak dari lo"gumam angkasa seraya menembakkan cairannya hingga memenuhi bumi yang masih setia memejamkan mata.

hahh...hahhh....
nafasnya masih tercekat namun angkasa mengernyit heran,kenapa bumi hanya diam saja.digoncangkan pipi pemuda itu namun tidak menerima reaksi yang diinginkan.
"heii....sialan!lo kenapa?apa gue terlalu berlebihan?!"
angkasa menegakkan tubuh dan perlahan menarik diri dari dalam bumi,nafas pemuda itu masih terdengar namun sangat pelan.tidak mungkin kan dia membunuh seseorang karena keenakan bercinta?

"sangat bagus...
ucap bumi sebelum kehilangan kesadaran.

tbc.....

ALEXANDRIO         (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang