tiga puluh tiga

6.3K 388 8
                                    

Happy reading 🐣

°°°°

        para guru sudah menjadwalkan banyak hal menarik selama liburan kali ini, banyak tempat yang dapat dipilih oleh para murid sesuai keinginan mereka dengan guru-guru yang sudah dibagi untuk mengamankan.beberapa murid ada yang memilih tinggal di penginapan dan berkegiatan di daerah sekitar namun hanya sepertiga saja yang memilih pergi bermain ice skating disebuah danau yang membeku.biasanya para turis yang berlibur lebih banyak mendaki bukit untuk melihat matahari terbit dan melakukan kemah kecil-kecilan untuk melepas lelah daripada bermain ice skating.

"kita terakhir sa?kok mereka ninggalin sih?gak asik banget elah"
pertanyaan yang diiringi decakan sebal membuat para pemuda itu memutar mata,mereka ketinggalan juga karena pemuda tak tau diri ini  namun lihat lah dia yang tidak menunjukkan rasa bersalah sedikitpun.

"ee gara-gara lo juga goblok...lo ngabisin waktu lama di kamar mandi,ngapain aja hah?nyolo dulu ?"
dean menyikut rusuk vano yang masih sibuk mengoceh namun setelahnya langsung merubah eskpresi menjadi wajah bodoh minta dikasiani.

"ya mau gimana..gue masuk angin tidur disini,si dendi anjing juga narik-narik selimut gue semalam "ucap vano membela diri.

brakkk...
pintu kemudi dibanting keras,angkasa sudah muak menunggu teman-teman rempongnya itu kalau begini kapan mereka akan sampai.

"masuk gak kalian atau mau gue tinggal aja?!"
kalimat penuh ancaman membuat mereka kalang kabut meraih tas ransel dan berhamburan ke dalam mobil,angkasa jengah namun mereka tidak dapat dipisahkan.ibarat kopi campur garam,gak ada enak-enaknya,kopi entah dimana garam entah kemana.

angkasa menghitung kembali jumlah anggota yang dibagi dalam kelompoknya, ukuran mobil yang lumayan besar hingga bisa menampung 6 sampai 7 orang tapi setelah dihitung-hitung kembali rasanya kurang,dan sekali lagi pemuda itu menghitung hingga kernyitan semakin terbentuk didahinya.

"kok cuma enam?siapa lagi yang belum naik?"
tanya angkasa heran.

"cowok lo sa!..astaga sa kok kita gak nyadar dari tadi,coba lo cari didalam lagi?"
angkasa buru-buru melangkah memasuki penginapan dan benar saja, sosok terkasih masih kelimpungan memuat barang kedalam ranselnya.

"gue kira kalian udah duluan"bumi menoleh sedikit dan kembali merapikan barangnya.

"hampir lupa gue sama lo...pantas diluar rasanya ada yang kurang"
elusan diberikan dipucuk kepala bumi lalu angkasa meraih ransel sedang bumi tersenyum membiarkan angkasa memeluk pinggangnya agar berjalan berdampingan.

"gue lebih suka celupin kerupuk kedalam teh dari pada makan sarapan kayak gini, enak kagak mahal iya"tutur bumi.snack yang biasa diaduk bersamaan dengan susu hangat malah dimakan terpisah oleh bumi membuat angkasa tertawa geli,baru kali ini dia melihat orang makan sereal terpisah dan menyalahkan rasanya yang tidak enak.

"goblok banget sih lo untung gue cinta..hahaha...gimana mau enak? itu makannya harus diaduk goblok"
rengkuhan semakin erat saat angkasa mengeraskan tawanya,bumi tersinggung?oh pastinya tidak,tidak ingatkah jika hanya uang yang mampu merubah moodnya.

"campur kayak gini maksudnya?"
segenggam sereal dimasukkan kedalam mulut lalu sekotak susu ikut diminum,maklum meskipun dulu bumi juga dari keluarga berada tapi dia lebih terbiasa sarapan dengan roti berselai.
"iya.. terus diaduk kayak gini"
angkasa mengelus pipi bumi dan segera menyatukan labium mereka, lidah segera masuk mengaduk isi mulut bumi seperti ucapannya.

tengkuk semakin ditekan hingga perang lidah terjalin lama,keduanya tersenyum hingga angkasa mengakhiri dengan gigitan pada bibir bawah bumi

"enak?"
tanyanya pada pemuda yang sudah merona pekat, selama berdekatan dengan bumi baru kli ini angkasa dibuat speechless melihat wajah yang tersenyum malu itu,dan itu karena ulahnya.ditekan kan sekali lagi ITU KARENA ULAHNYA!!!! bumi juga tidak sempat mengatur ekspresi wajah dan itu sangat lucu, bagaimana mata itu tak mau bersitatap juga bumi yang memilih melangkah lebih dulu.

"bahaya banget lo bumi...gimana gue gak khilaf tiap hari kalau begini ceritanya"gumam angkasa.

"tadi marah-marah kitanya lama sekarang lo yang lama sa,hayo ngapain kalian didalam hmm?"
sumpah teman-teman angkasa memang selalu rusuh tidak beda jauh dengan teman gengnya,namun bumi
memilih acuh dengan godaan mereka.

"eh ngapain duduk disini?lo sama angkasa didepan"
mereka kembali mendorong bumi agar berpindah tempat dikursi samping angkasa.

"udah gak ada lagi yang ketinggalan?kita mau main diluar ruangan, suhunya juga lebih rendah pastiin jaket atau apapun barang kalian udah kebawa"angkasa berseru ringan, menunggu mereka mengecek isi tas lagi.

"syalnya pakai sekarang aja,lo bawa kan?sama sarung tangannya juga"dialihkan fokus pada bumi yang duduk diam mengamati.
"gue bisa pakai nant-...."
angkasa selalu begitu,belum selesai dia bicara tapi  sudah terhenti kala pemuda itu merebut syal dipangkuan bumi.kerah baju sedikit diturunkan lalu angkasa dengan cekatan melilitkan kain berbahan wol itu pada leher yang terasa dingin.

"gue bisa sendiri sa...lo gak perlu"
bumi terdiam saat angkasa menatap tajam, terpaksa diserahkan tubuhnya agar dibaluti dengan kain,juga sarung tangan ikut menutupi kedua tangannya.

"uuhhuukk....gatall tenggorokan guee!air van gue butuh air"
Niko terbatuk-batuk keras melihat aksi romantis menggelikan didepan sana,angkasa tidak peduli dan berakhir mengecup punggung tangan bumi yang sudah dilapisi sarung membuat teriakan teman-temannya semakin menjadi.

"dasar gila lo"kekehan bumi namun berusaha terlihat santai.

"buruan berangkat sa gue udah gak sabar pengen main disana"
Vano berseru riang hingga mobil mulai bergerak menuju rute yang sudah di tentukan.sepanjang perjalanan kebisingan tidak pernah meninggalkan mereka,ada ada saja yang akan diperbincangkan dan berakhir dengan menggoda angkasa yang selalu curi-curi pandang pada bumi.
bumi juga ikut masuk kedalam obrolan mereka, tidak susah baginya karena dia tidak pernah canggung dengan siapapun itu.

"gue kira jalannya bakalan mulus-mulus aja,gak ada belokan sama pendakian terjal gini"
bumi semakin memperhatikan jalanan yang mereka lalui,ada banyak bebatuan besar serta pepohonan tinggi yang menjulang menutupi langit.ini jelas mereka memasuki kawasan hutan rimbun dibawah kaki gunung dan yang lebih mendebarkan lagi saat mobil mulai menanjak ada sekitar 10 meter jauhnya.

"gue udah lihat denah tapi gue juga gak nyangka disini juga sepi banget, mulai saat kita keluar dari area penginapan gue masih ingat gak ada lihat rumah warga disekitar sini.lo yakin kita gak tersesat sa?"
lean menanggapi dengan nada cemas,mereka sangat mengandalkan angkasa disini.

"parnoan banget,tu didepan anak-anak udah pada ngumpul"
kekeh angkasa melihat wajah tegang teman-temannya, diraih tangan bumi untuk dielus sebentar.dia tau sekuat apapun bumi mencoba mengendalikan raut cemasnya namun dia tetap merasakan jika pemuda itu sekali akan menatap padanya,mencari perlindungan dan rasa aman.dan disinilah angkasa yang akan selalu melindungi bumi.

"hahaha.... penakut lo den,gitu aja panik"
vano mencoba tertawa meledek namun selalu tidak sadar diri jika sebelumnya dialah yang bergerak paling gelisah memegangi lengan teman-temannya.

"terserah lo van gue capek"
balas dendi suram.bagaimana tidak cemas jika mereka tersisih dari rombongan dan melalui jalanan yang tidak terpikirkan sebelumnya, ditambah suhu yang terasa semakin dingin membuat nyali mereka sempat surut.

"udah udah...bawa barang kalian,kita kumpul disana juga"selalu angkasa yang menengahi.

"masih takut?mau duduk disini dulu?"
lembutnya pada bumi yang masih menautkan tangan keduanya.
"ikut mereka aja"balasnya pada angkasa.

drrtt..drrttt...
baru melangkah turun namun ponselnya sudah bergetar,bumi segera membuka notifikasi chat dari
abbiel dan mengerutkan kening.bibirnya digigit kuat lalu mengetikkan beberapa kalimat balasan.disana tertulis jika kondisi ibunya sempat kambuh dan berteriak memanggil bumi yang tak kunjung dilihat mata.bumi yang merasa sangat khawatir meminta agar mereka terus memperhatikan ibunya sampai dirinya kembali nanti.

"kenapa?"tanya angkasa melihat perubahan wajah bumi yang dibalas gelengan singkat.

"gak,gak apa-apa kok"
ucapnya sembari tersenyum kecil seperti biasa,namun angkasa sadar ada yang salah dengan senyum itu.sesulit itukah bagi bumi untuk mempercayainya?

tbc

  

ALEXANDRIO         (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang