tiga puluh delapan

5.4K 354 10
                                    

Happy reading 🐣

°°°°

"lo berdarah,dongak sekarang biar darahnya surut"
entah benar atau tidak namun yang angkasa mau agar darah yang keluar dari hidung bumi segera berhenti.nasib baik ada dahan pohon yang menyangga baju bumi hingga dia tidak meluncur jauh.goresan ringan didekat dagu serta mengeluarkan sedikit darah semakin menambah buruk keadaan bumi,tubuh itu bertambah pucat.

"sakit banget ya? istirahat dulu baru kita lanjut nanti"
tidak bisa angkasa memikirkan hal apa lagi yang akan dilakukan selanjutnya karena dengan keadaan bumi sekarang tentu saja dia tidak bisa meminta bumi agar meneruskan perjalanan.

"gue gak apa-apa cuma berdarah dikit"
bumi bersandar dibatang pohon besar,matanya melirik angkasa yang sibuk mengepalkan salju hingga berbentuk bongkahan lalu ditempelkan diatas hidung nya.

"shhhh....dingin"
sering bumi mengelak saat angkasa kembali menempelkan es kembali,itu benar-benar dingin juga perih.

"lo jangan menghindar terus,gue cuma mau bantu hentiin darahnya"
garang angkasa lalu kembali mengulang pekerjaannya.bumi mendelik sebal memilih melihat jalanan diatas mereka,jejak dia terjatuh sangat jelas.tidak ada binatang kecil atau para unggas yang mengepakkan sayap,jelas ini sudah seperti akhir dunia dan hanya ada dia bersama angkasa saja disini.

"kira-kira ada yang sadar gak ya kalau kita hilang?"
gumam bumi entah pada siapa yang jelas matanya sudah kembali fokus menatap angkasa.

"semoga aja ada"angkasa selesai dengan bongkahan esnya,juga sudah membersihkan sisa darah dengan ujung bajunya.

ternyata begini rupa jalanan terjal yang sempat membuat mereka mati kutu kemarin,memang sedikit lebih dalam dan ya menakutkan.lembah dibawah sana berisi bebatuan besar yang tertimbun salju, tidak ada sungai ataupun air yang mengalir hanya ada pohon-pohon kecil yang tumbuh tidak teratur.

ckrrrkkk...
satu kali dua kali hingga beberapa buah foto terambil dengan acak,angkasa masih menyimpan ponselnya namun sudah retak sana sini yang penting masih bisa digunakan untuk mengabadikan momen seperti ini tentunya dengan bumi.

"goblok banget"
ucap bumi tanpa suara,dia tidak ingin tau seperti apa rupanya saat difoto angkasa, biarlah orang ganteng akan tetap ganteng walau difoto bagaimanapun juga.

bumi menutup matanya perlahan saat udara dingin semakin merasuki lapisan pakaiannya,dia merasa dingin namun peluhnya mengalir deras.nampaknya sistem imun tubuh bumi sudah menambil alih hingga menaikan suhu dengan sendiri.
angkasa kembali berdebar keras saat mendapati bumi semakin melemah,serangan hipotermia bisa mengakibatkan kematian dan bersukur bumi bisa melalui sebelumnya.tapi kali ini?

"wuuuhuuu!!.....aaaaa!!!!!"
tiba-tiba angkasa berteriak kencang mengabaikan sakit tenggorokan,suaranya makin serak dan gatal tapi angkasa tidak akan berhenti sampai bumi kembali tersentak kaget.

"k-kenapa te.ri.ak?"
hanya dua kata namun bumi sudah berjuang keras mengucapkan,warna biru seperti lebam mulai timbul dibeberapa titik wajahnya,tubuh itu tak sanggup bergerak bahkan hanya mengangkat kelingking.

"jangan tinggalin gue,gue cinta lo jangan tinggalin gue leksa.."
suara parau angkasa sembari menggeleng keras agar bumi mau bertahan sebentar lagi, dia akan melakukan apapun untuk membawa bumi pergi dari neraka dingin ini, dia rela menjadi tandu agar bumi hanya berbaring diatas tubuhnya,biar dia yang melawan jalanan untuk kembali pulang.

angkasa melepas satu lilitan kain dan cepat membakarnya, untung lah pemantik api masih tersimpan dalam saku jaketnya.
biar tidak besar tapi angkasa sangat membutuhkan api untuk menghangatkan bumi juga memberi sinyal
jika saja ada yang sedang mencari mereka.
dia menggantikan posisi bumi yang bersandar dipohon lalu merangkul tubuh kaku itu untuk menciptakan kehangatan, sementara bumi sudah meringkuk didada angkasa.

potongan-potongan kenangan dari mulai mereka bertemu didepan supermarket hingga saat angkasa membulinya disekolah menyerbu ingatan bumi bak kaset rusak.ada banyak suka dan duka yang dia jalani di dunia, namun dia lebih menyukai saat suka bersana angkasa meskipun pemuda itu sangat pemaksa.

detak jantung angkasa menjadi musik pengantar tidur atau bisa disebut musik penghantar kematian karena beberapa belas detik berikutnya bumi sudah memejam lemah memeluk angkasa, dia tersenyum manis didalam dekapan pria tercinta.

°°°°

     "kita jalan lurus terus ikuti jejak ini! gue yakin ini jejak angkasa sama bumi"
teman-teman angkasa tentunya tak tinggal diam saat ponsel angkasa sudah beberapa kali dihubungi dan tak pernah menjawab.ingin hati untuk segera menyusul ketua geng mereka malam itu juga namun para guru selalu menahan dan meminta untuk menunggu hingga badai mereda.begitu subuh tadi sudah tidak ada lagi tanda-tanda jik salju akan turun mereka segera banting stir untuk balik ke penginapan guna memastikan jika angkasa memang sudah berada disana dan hanya lupa untuk menghubungi mereka.setidaknya pikiran positif itu hanya bertahan sampai mereka menemui seonggok mobil yang jelas sangat mereka kenali terdampar dengan kondisi rusak.

"kita harus hati-hati karena jalan juga masih licin,kalian semua pasang mata dan lihat tanda sekecil apapun itu"ucap lean tegas.mereka tidak banyak bicara seperti biasa karena keadaan sekarang sangat tidak memungkinkan untuk bercanda,nyawa teman mereka sedang dipertanyakan.mobil tiba-tiba berhenti mendadak membuat keenam pemuda didalam sana terjorok kedepan lalu menatap tajam si pengemudi.
"gue lihat asap tipis dibawah sana"
mereka mengalihkan pandangan pada arah telunjuk dendi, memang benar ada asap seperti yang dikatakan.

"heran juga siapa yang mau masak disana ya?atau dibawah juga ada kolam aia panas?"
terkutuklah otak random 2 GB milik niko,kenapa pula ada orang yang memasak ditengah hutan bersalju seperti ini pikir mereka jengah.

"kita turun langsung buat cari tau"
final johan yang diangguki semuanya.meskipun ragu tapi mereka juga cukup penasaran apa yang ada dibawah,semoga saja itu pertanda baik untuk mengakhiri pencarian mereka disini.
"ada orang woii! jangan-jangan mereka angkasa sama doi nya?!"
jarak jatuh bumi memang sepuluh meter dan tepi jalan bisa melihat kearah jurang.
"yaudah kita samperin,kalau angkasa ya beruntung kalau turis yang tersesat juga bisa kita tolongin sekalian"seru vano cepat.

dengan hati-hati mereka meluncur perlahan dan berhenti tepat didepan api yang dibuat angkasa,niko pertama turun dan dia pula yang pertama mengenali jika itu ketua geng mereka!
"sa!woi sa bangun!"
pekikan keras membuat teman-temannya yang lain segera menyerbu kesana.mereka berseru heboh kala melihat kondisi buruk teramat kacau angkasa dan bumi.

sedikit kesusahan para lelaki itu mengangkut kedua tubuh besar yang kehilangan kesadaran menuju mobil,angkasa juga ikut memejamkan mata setelah bumi.

pertolongan pertama yang diberikan tentunya dengan menaikkan penghangat mobil serta memasukkan botol air mineral panas kedalam jaket kedua pemuda itu,vano sibuk menggosokkan minyak angin berharap angkasa maupun bumi dapat segera tersadar sementara dendi berfokus mengendarai mobil agar segera sampai di penginapan.
"denyut mereka lemah banget astaga!sa bertahan sa,bisa gila gue"
johan terus memeriksa tubuh angkasa lalu beralih pada bumi begitu terus membuat yang lain ikut diserang panik.liburan yang harusnya menyenangkan malah membawa petaka teramat buruk bagi mereka.

tbc.....






ALEXANDRIO         (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang