🍑08

64.6K 6.7K 273
                                    

Usai unjuk bakat, ternyata banyak yang belum memiliki pasangan meski sudah debutante.

Ya meski sungkan untuk diakui, Deziana cukup bangga karena mengetahui bahwa hanya dirinya yang berstatus janda. Maksudnya Alodia.

Mengamati orang-orang berdansa, Deziana sesekali mengedarkan pandangan. Sedari tadi dia tidak melihat Gava, mungkin dia sedang pergi menenangkan hatinya setelah melihat kedua pemeran tengah melakukan dansa romantis.

"Boleh gabung?"

Suara berat seseorang terdengar menyapanya. Deziana mengangkat kepalanya detik berikutnya mengerjap mendapati pria surai ungu yang berdiri di depannya.

"Kalau tidak bisa, ya sudah."

Tersadar dari keterpakuannya, Deziana segera mempersilakan pria yang mana sangat diyakininya adalah tokoh antagonis. Hebat, tanpa perlu bersusah payah mencarinya kini Oliver muncul sendiri.

"Salam Pangeran Oliver."

"Tidak perlu formal begitu," Oliver duduk di sebelah Deziana, lalu pandangannya terlempar ke depan.

Oliver sendiri merupakan pangeran dari kerajaan seberang. Tepatnya berada di wilayah timur bernama Evve.

Ughh, bila di Indonesia kerajaan Oliver pasti akan dibelokkan menjadi kata tak senonoh. Seharusnya mereka menggunakan huruf 'V' satu saja. Bila dua begitu maka konotasinya di kepala Deziana bakal berbeda.

"Kenapa tidak ikut berdansa?" Oliver bertanya sekaligus menarik kesadaran Deziana dari keterpakuannya.

Mengerjap sebentar, Deziana mengaruk wajahnya. "Habis unjuk bakat, energiku terkuras banyak." akunya mengangkat sekilas piring kecil berisi makanan. Oliver mengangguk paham.

Deziana masih tak bisa berkata-kata. Selama berada di dunia ini, baru kali ini Deziana melihat antagonis bisa seramah ini. Padahal dalam novel My Lilyza, sosok Oliver ini cenderung sedikit cuek dan memiliki banyak wajah. Beruntung Deziana sudah membaca novelnya meski tidak sampai tahap tamat.

Kini keduanya menyaksikan acara dansa berlangsung, diam-diam Deziana meliriknya. Wanita itu sadar, sedari tadi Oliver cukup menarik perhatian. Bagaimana tidak, seorang pangeran yang berasal dari kerajaan seberang datang ke debutante adik dari seorang duke muda.

Mereka tidak tau saja keluarga Oxinus dan kerajaan Evve masih memiliki hubungan keluarga meski jauh.

"Kau menyukai putriku, ya?" tebak Deziana setelah menyadari arah pandang Oliver tertuju pada Lilyza yang nampak mengobrol bersama Ezelio.

Oliver tersentak, kemudian kepalanya menggeleng pelan. "Tidak. Setelah di pikir-pikir, janda lebih menggoda dibanding perawan."

Uhuk! Uhuk! Uhuk!

Deziana tersedak makanannya menjadikan Oliver dengan gesit memberikan Deziana minum.

Usai menandaskan airnya, Deziana berganti menatap Oliver. Pandangannya menelisik dari bawah ke atas.

"Hei, Nak. Kau belum cukup umur. Seseorang sepertiku hanya membutuhkan pria dewasa yang sudah bisa angkat balok kayu. Bukan pria ecek-ecek sepertimu." tukas Deziana yang mana berhasil meloloskan satu tawa di bibir Oliver.

"Kau memang janda. Tapi yang kumaksud bukanlah dirimu."

Hah? Jadi maksudnya Deziana ge'er. Tapi kan di ruangan ini cuma dirinya saja yang berstatus janda. Maksudnya janda Alodia.

"Ada banyak janda di luaran sana. Kau pasti mengerti maksudku." Oliver mengedipkan satu mata, cukup puas melihat wajah Deziana memerah. Mungkin malu.

"O-ohh, gitu. Lain kali bicaralah dengan jelas." tutur Deziana sambil bangkit. Ada tugas yang harus dia lakukan, yakni menghibur sekaligus mencerahkan otak sesat Gava.

Ibu Tiri?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang