Gava akhirnya kembali ke Ziria setelah seminggu melakukan perjalanan bagian barat.
Turun dari kudanya, dirinya sudah disambut sosok dengan perut buncitnya di depan gerbang.
Gava mengulas senyum, kemudian menghampiri Deziana dengan langkah lebar. Tiba di depannya, seperti rutinitas, Gava akan disambut hangat darinya, namun hari ini agak berbeda.
Sang istri malah menciumnya di hadapan semua orang. Bukan Deziana sekali.
"Aku sangat merindukanmu." katanya menjauh dari Gava.
Gava terdiam sejenak, sebelum kemudian merangkul pinggang Alodia masuk.
"Kau sudah makan? Aku sangat lapar." di sela perjalanan mereka, Gava berujar.
Kali ini ia membawa langkah kakinya menuju meja makan.
"Aku tidak mau makan sebelum kau tiba." jawab Alodia kian merasakan debaran jantungnya semakin menggila. Senyumnya tak pernah surut sedari tadi.
"Harusnya kau tidak usah menungguku." Gava menggumam tetapi masih Alodia dengar.
"Aku tidak nafsu makan bila tidak ada kau di sini."
Sekali lagi Gava melihatnya kemudian menganggukan kepala paham.
Setibanya mereka di sana, Alodia bergerak cepat menyiapkan hidangan makanan untuj Gava. Dimulai dari alat makan, mengambilkan nasi serta lauknya hingga air minumnya.
"Bilang, ya kalau mau tambah." tutur Alodia tersenyum lebar.
Dia mengambil duduk, tempat di mana biasanya Deziana duduki.
"Ibu, setelah ayah datang. Ibu jadi lupa padaku."
Suara lain menyahut menjeda kegiatan Alodia yang ingin mengambil buah.
"Ya ampun, maafin Ibu. Alerion mau makan apa?" tanyanya usai memastikan anak 3 tahun itu duduk.
"Biasanya Ibu sudah tau tanpa Ale bilang." sahut Alerion sedikit bingung akan tingkah ibunya yang menurutnya aneh sejak beberapa hari ini.
"O-Oh iya. Tunggu Ibu ambilkan."
Alodia mengambil ikan bakar sekaligus udang di piring Alerion. Namun ekspresi wajah anak itu malah berubah masam.
"Ibu, kan Ale alergi makanan laut. Sama seperti ayah." seloroh Alerion menatap Gava yang juga mengamati interaksi keduanya.
"Ahahaha, aduh. Sepertinya adik mu ini membuat Ibu jadi pelupa. Maaf, ya Sayang." ujar Alodia segera memgambil ikan serta udang di piring Alerion kemudian menggantikannya menjadi sayur-sayuran.
Barulah Alerion tersenyun sumringah.
Alodia menghela napas pendek, kemudian ekor matanya melirik Gava yang kini balas menatapnya lurus.
"Makanlah, setelah itu istirahat. Kau tidak boleh kelelahan saat hamil." tutur Gava yang diangguki Alodia sebagai balasan.
🍑🍑🍑
Hari semakin larut, namun Gava masih saja sibuk dengan pekerjaannya yang menumpuk di atas meja.
Tangannya bergerak memijit pelipisnya kala pening menderanya. Tak lama, atensinya teralih oleh suara pintu yang dibuka pelan.
Sosok wanita berperut buncit masuk ke dalam ruangannya. Gava menyandarkan tubuhnya pada kursi, ia biarkan wanita itu mengelus rambutnya.
"Ini sudah malam. Kau harus istirahat." bisik Alodia yang kini beralih mengelus wajah lelah suaminya. Getaran itu sekali lagi memukul telak hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ibu Tiri?!
FantasyLAPAK INI BUKAN TEMPAT UNTUK KALIAN NYINYIR! BILA TIDAK SESUAI SELERA KALIAN, BAIK UNTUK PEMERANNYA ATAUPUN ALURNYA, TIDAK USAH DILANJUTIN BACANYA DIBANDING HARUS KECEWA KARENA GAK SESUAI EKPSPETASI KALIAN. 🍑🍑🍑 Dalam hidupnya, Deziana Lorena tak...