Zry masuk terburu-buru mendekati Gava yang sedang membujuk Alerion.
Melihat interaksi keduanya, Zry urung memberi informasi.
"Ibu bakal pulang cepat. Ale sabar."
"Tapi ini sudah 5 hali. Ayah selalu mengatakan itu telus sejak kemalin." rengek Alerion mengehentak-hentakkan kakinya di lantai.
Gava memijit pelipisnya pelan, ternyata menghadapi anak seusia Alerion tidaklah mudah. Apakah selama ini Deziana juga mengalami hal sama?
Setelah perdebatan alot tersebut, Alerion akhirnya bisa dibujuk usai Gava menyogoknya menaiki kuda.
"Yang Mulia Kaisar."
Gava menoleh lalu mengangkat satu alisnya.
"Tadi saya mendapat informasi dari orang-orang kita bahwa mereka menemukan mayat wanita di tepi jurang. Tubuhnya terbakar hingga wajahnya sulit dikenali. Tetapi mereka mengatakan, postur tubuhnya mirip per-"
"Siapa yang memberimu informasi itu Zry? Bawa ke hadapanku sekarang juga." sela Gava yang membuat Zry meneguk ludah ketika ujung pedang Gava sudah berada di lehernya.
"Ya-Yang Mulia, saya pun tidak yakin bahwa itu adalah permaisuri. Tapi saya mengatakan agar jasad wanita itu dibawa kemari untuk memperjelas semuanya." ujar Zry yang berhasil menurunkan pedang Gava secara perlahan.
"Aku tidak membutuhkannya, karena firasatku tidak pernah meleset. Permaisuri masih hidup, dan sekarang dia berada di suatu tempat," Gava menyarungkan pedangnya dengan pandangan menerawang.
"Zry, sisir lokasi terpencil yang jarang diketahui orang-orang. Bila ada yang mencurigakan, segera lapor padaku." tambah Gava hendak berlalu namun Zry keburu menghentikannya.
"Yang Mulia, sebenarnya ada sesuatu yang ingin saya beritahu. Kemarin orang-orang kita bertemu pria bersurai ungu sedang menuju ke arah hutan bagian timur. Saat ingin ditanya, pria muda itu mengatakan buru-buru karena ingin menemui istrinya yang sakit."
"Rambut ungu? Itu berarti salah satu keluarga Girsan. Dan...." ucapan Gava menggantung, netra peraknya menyorot tajam ke depan.
"Oliver." desisnya. Entah mengapa Gava memiliki firasat kuat kepada pria yang pernah melamar istrinya serta hampir memperkosanya beberapa tahun silam.
"Sri, kerahkan bawahan ke hutan timur. Kita akan berangkat sekarang." titahnya berlalu dari sana dengan langkah lebar.
"Tidak akan kuampuni bila kau memang dalangnya, Oliver." gumam Gava dengan pandangan membunuh.
🍑🍑🍑Deziana hanya mampu menatap pemandangan langit malam dari balik jendela bertralis besi.
Pandangannya selalu kosong selama beberapa hari ini. Dia yang semula masih memiliki semangat hidup, kini lenyap bagai angin.
Biasanya kasus penculikan yang Deziana lihat ataupun baca melalui novel, maka si korban penculikan dari orang yang terobsesi dengannya maka akan diperlakukan istimewa. Memastikan agar korbannya tidak terluka.
Tetapi setelah apa yang Deziana lewati selama beberapa hari ini, dia jadi tau. Semuanya tak akan semulus seperti cerita atau filn karya seseorang.
Bukti nyata Deziana dapatkan, adalah luka fisik dan batin. Entah berapa banyak bekas luka di tubuhnya, Deziana malas melihatnya. Dia juga enggan mengobatinya.
Karena menurutnya percuma, besoknya pasti akan ada luka yang baru lagi.
Ceklek!
KAMU SEDANG MEMBACA
Ibu Tiri?!
FantasyLAPAK INI BUKAN TEMPAT UNTUK KALIAN NYINYIR! BILA TIDAK SESUAI SELERA KALIAN, BAIK UNTUK PEMERANNYA ATAUPUN ALURNYA, TIDAK USAH DILANJUTIN BACANYA DIBANDING HARUS KECEWA KARENA GAK SESUAI EKPSPETASI KALIAN. 🍑🍑🍑 Dalam hidupnya, Deziana Lorena tak...