Pengumuman yang disampaikan Gava setengah jam lalu, sukses menggemparkan seluruh negeri. Akibatnya, semua terbagi menjadi dua kubu. Ada yang menerima dan ada juga yang masih tidak menerima.
Tentulah Deziana yang sebagai objek perhatian itu nyaris ingin pingsan. Rasa-rasanya kepala tak seberapanya ini bisa meledak sewaktu-waktu.
"Yang Mulia, Anda pernah mengatakan bahwa tahanan perang yang melarikan diri maka dia akan menjadi pengabdi alias menjadi pelayan di istana. Satu lagi, tawanan perang tidak boleh menikah lagi."
Saat ini Deziana berhasil menyeret Gava berbicara secara 4 mata di ruangan kerja pria itu usai kehebohan mulai mereda. Dia harus meluruskan segala kekacauan yang pria itu buat, namun alih-alih mencari jalan keluar, Gava dengan se-enak udelnya tersenyum.
"Memang. Dan peraturan itu masih berlaku sampai sekarang."
"Lalu, kenapa Yang Mulia mengatakan kebohongan besar ini? Bagaimana tanggapan rakyat Ziria? Tindakan Anda bisa memicu pemberontakan." sahut Deziana.
Apa Gava lupa bahwa dulu sebagian rakyat Ziria tidak menyukainya. Melakukan ini sama saja Gava menginginkan Deziana merasakan benci yang begitu dalam pada rakyat yang masih tidak menyukainya.
Atau, tujuan Gava memang ingin membuatnya dibenci secara terus menerus oleh rakyatnya?
"Jadi kau masih menganggap semuanya adalah kebohongan?" tanyanya yang dibalas anggukan mantap Deziana. Memang siapa yang akan percaya, sedangkan Deziana sendiri sempat membaca novel My Lilyza meski belum selesai. Dan di sana tertulis jika Alodia Deziane adalah selir kedua kaisar Zareon.
"Aku tau kau akan berkilah." setelah mengatakan itu, Gava bergerak menuju meja kerjanya dan mengobrak-abrik laci nakasnya.
Tak lama pria itu menghampiri Deziana lalu melemparkannya sebuah kertas terbungkus apik yang segera ditangkap Deziana.
Netranya menatap Gava bingung akan tetapi pria itu hanya menatapnya datar.
Memutuskan membukanya, sebuah kertas coklat dengan tulisan tangan yang rapi menjadi fokus Deziana. Dia membaca seksama bait tiap tulisan dan segera setelah itu Deziana menganga tidak percaya.
Bagaimana tidak, kertas ini merupakan surat pernikahan. Bila di dunianya dahulu, semacam buku pernikahan. Dan di kertas coklat berukiran emas di pinggirnya ini juga mencantumkan nama Gava Sea Drisyanio Ziria dan Alodia Deziane Ziria, sebagai pasangan suami istri. Jangan lupakan adanya cap darah di bagian bawahnya.
"Bagaimana mungkin?! Jadi selama ini kalian menipuku!" sentaknya tidak terima.
Deziana bagai orang dungu selama beberapa tahun ini, tapi bagaimana dengan Alodia? Apa Alodia juga tidak tau?
"Apa? Menipumu? Jelaskan bagian mana aku menipumu?" Gava maju dua langkah dan meraih lengan Deziana untuk ia cengkram.
Meski merasakan sakit, Deziana tetap berujar. "Kau tidak mengatakannya selama ini. Pun begitu ke semua orang. Mereka mengenalku sebagai mantan selir, bukan istri dari anak kaisar Zareon."
"Kau lucu sekali. Seharusnya aku yang bertanya padamu, ada apa hingga kau melupakan pernikahan serta janji pernikahan kita? Selain aku, kau pun turut terlibat, Zia. Ku akui kau memainkan peran begitu apik hingga orang-orang sekitar percaya." Gava menarik tubuh Deziana hingga wajah keduanya kini berhadapan. Bahkan hembusan napas masing-masing dapat mereka rasakan.
Diam tak bersuara. Sepertinya Deziana butuh waktu untuk memproses, jadi Alodia juga tau. Dan selama ini, wanita itu menggoda Gava yang bukan berstatus anak tirinya, melainkan sebagai suaminya.
Apakah ini yang dinamakan plot twist dalam cerita My Lilyza?
Gava tersenyum puas ketika Deziana kehabisan kata. Kedua netra berbeda warna itu saling bersibobrok dengan pandangan sulit diartikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ibu Tiri?!
FantasyLAPAK INI BUKAN TEMPAT UNTUK KALIAN NYINYIR! BILA TIDAK SESUAI SELERA KALIAN, BAIK UNTUK PEMERANNYA ATAUPUN ALURNYA, TIDAK USAH DILANJUTIN BACANYA DIBANDING HARUS KECEWA KARENA GAK SESUAI EKPSPETASI KALIAN. 🍑🍑🍑 Dalam hidupnya, Deziana Lorena tak...