🍑12

61.8K 6.5K 307
                                    

Entah sudah berapa lama Deziana berkeliling hutan. Semua peserta berpencar sesuai dengan peta masing-masing. Tujuan ditempatkan berbeda adalah menghindari hal tidak diinginkan. Seperti, bukannya hewan yang dipanah malah tinggal peserta yang dipanah.

Beberapa meter dari tempatnya, Deziana melihat dua ekor rusa sepertinya sedang kawin. Bukan sepertinya tetapi memang lagi iya-iya.

Deziana mengalihkan pandangan, menurutnya kedua rusa itu tak perlu diganggu. Apalagi sedang enak-enak. Manusia saja kalau diganggu kegiatan ekhem-ekhemnya pasti akan marah.

"Hewan apa yang bisa aku bunuh." keluhnya seraya duduk di tanah. Penampilannya sudah acak-acakan, itu karena Deziana sempat salah membaca peta hingga menyebabkan dirinya tersesat sebentar di semak-semak.

Puk! Puk!

Deziana berdecak lantaran banyak nyamuk menggigitnya. Lantaran si Alodia ini memiliki kulit putih, jadi gigitan nyamuk-nyamuk tadi meninggalkan ruam kemerahan yang kentara di kulitnya.

"Kenapa gak nyamuk-nyamuk ini saja yang ku persembahkan sebagai hasil perburuan." usulan konyol itu muncul di otaknya, tetapi Deziana buru-buru menggeleng.

Deziana harus mengharumkan nama kerajaan Ziria. Bila dia gagal, sama saja Deziana sudah mencoreng keluarga kerajaan.

"Yosh, semangat Deziana. Buktikan bahwa kau adalah wanita hebat, wanita kuat, wanita serba bisa," Deziana bangkit, semangatnya kembali berkobar.

"Doli, demi Ziria kita harus berjuang. Oke?" Deziana berujar mantap yang ditanggapi kuda itu dengan dengusannya.

🍑🍑🍑

Satu-persatu peserta mulai muncul dari hutan beserta hasil buruan ditempat masing-masing

Semua mendapat sambutan dari dukungan, begitupun Lilyza yang disambut oleh Gava dan Lore.

"Wah, Kak Lily dapat kijang!" seru Lore bertepuk tangan heboh. Gava tersenyum kemudian pandangannya mengedar.

"Oh ya, di mana ibu?" satu pertanyaan Lore membuat dua orang itu saling bertukar pandang.

"Bentar lagi mungkin ibu bakal muncul." ujar Lilyza dengan intonasi tenang. Tangannya terulur mengelus surai hitam adiknya, meski perasaan khawatir merambatinya.

"Sambil menunggu dia, alangkah baiknya semua mulai mengumpulkan hasil buruan. Nanti akan ada penilaian." tutur Gava sembari mengkode Lilyza bergabung bersama nona bangsawan yang lain.

"Baik, Kak." Lilyza mengajak Lore ikut bersamanya, lalu pandangannya kembali pada hutan lebat.

"Ck, di mana dia?" decaknya berbalik memanggil Zry. "Zry, kerahkan praju—" ucapan Gava terpotong lantaran suara pacuan kuda terdengar.

Berbalik, sosok yang ditunggu-tunggu akhirnya muncul juga. Kehadiran Deziana tentu menyita semua orang.

"IBUU!!"

"LORE!!!!" bak adegan dalam sinetron kedua orang berbeda umur itu saling melempar senyum lebar. Gava yang melihatnya hanya mendengus lirih.

Turun dari kudanya, Deziana memikul hasil buruannya di pundak. Lore segera memeluknya, memberi kode bahwa Lore amat merindukannya.

"Untung Ibu kembali. Kau tau aku sudah khawatir. Apalagi tahun ini Doli belum kawin."

Senyum penuh kebahagiaan Deziana seketika luntur. Menunjukkan mimik kesalnya, Deziana berujar.

Ibu Tiri?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang