Untuk yang pecinta badgirl, aku saranin lapak ini gak bakal cocok buat kalian.
Because, karakter Deziana udah aku setting seperti ini. Jadi jangan kecewa bila karakternya gak sesuai ekspetasi kalian.🙏
Absennya dulu yang nungguin cerita ini🙋
H A P P Y R E A D I N G
🍑🍑🍑
Keduanya terus berlari hingga memasuki pedalaman hutan.
Deziana sudah tidak merasakan pening. Ketakutannya lebih mengalahkan sakit di kaki serta kepalanya.
Yang dikatakan Gava memang benar. Mereka berjumlah banyak. Mungkin bila Gava tidak mengingat kondisi Deziana pasti pria itu akan memilih menghadapi mereka dibanding kejar-kejaran seperti ini.
Hutan lebat ditambah struktur tanah yang tidak rata menjadi kendala tersendiri bagi Gava yang sedari tadi mengendong Deziana.
"Mereka sudah tidak lagi terlihat." ujar Deziana setelah menoleh kebelakang.
"Mereka sedang berpencar. Maka dari itu kita harus mencari tempat persembunyian untuk sementara waktu," katanya yang kini memilih berjalan kaki.
"Kau cukup berat ternyata." singgungnya menjadikan Deziana mencebik.
"Kau bisa menurunkanku."
Dan Gava benar-benar melakukannya, padahal Deziana tak serius mengatakannya.
"Jalanlah." tutur Gava mengamati Deziana yang kesusahan berdiri. Setelah sekian lama, sakitnya baru terasa.
Dengan segenap tenaga, Deziana akhirnya bisa berdiri. Ia berjalan mendului Gava meski terpincang-pincang. Tak lama Deziana merasakan tubuhnya melayang, ternyata Gava mengendongnya. Bedanya kali ini dari depan.
"Tidak perlu sok lemah dihadapanku." sungutnya menginjak kalajengking yang berada di bawah kakinya.
"Aku kan bisa sendiri, kau bisa membiarkanku jalan." balasnya sambil mengeratkan pegangannya di leher Gava.
Selanjutnya perjalanan mereka dihiasin keheningan. Walau begitu pikiran mereka tidak pernah kosong. Seperti Deziana, dirinya tak habis memutar peristiwa mengerikan yang terjadi padanya.
"Ada gua. Kita berteduh dulu di sana." suara Gava berhasil menarik Deziana dari pikirannya. Dan baru juga ia sadari hujan turun meski belum terlalu deras.
Mereka akhirnya memasuki gua yang gelap. Gava menurunkannya, keduanya tak jauh dari bibir gua.
"Kotor sekali." gerutu Gava membuka rompinya dan menaruhnya di atas tanah sebagai alas untuk duduknya.
Menyandarkan tubuhnya pada dinding, Deziana melempar tatapannya keluar, dan hujan semakin deras. Tanpa disadarinya, ia kembali melamun hingga beberapa menit kemudian fokus Deziana teralih oleh sentuhan pada kakinya.
"Kakimu harus segera dibersihkan. Tapi bagaimana caranya?" Gava bertanya bingung lalu netranya melirik keluar. Tanpa kata Gava keluar memetik daun lebar untuk kemudian dia jadikan sebagai wadah dengan merubahnya menjadi corong.
Deziana mengamatinya, bagaimana pria itu menyugar rambut basahnya menjadikan nilai ketampanannya semakin bertambah.
"Aku baik bukan? Kau adalah orang pertama yang aku sentuh kakinya." celetuk Gava di sela mengusap kaki Deziana guna membersihkan sisa darah dan kotoran di sana.
"Kenapa kau bisa di tempat itu?" Deziana bertanya setelah menyadari kehadiran Gava yang tidak disangka-sangka.
Beberapa hari tak bertegur sapa nyatanya membuat Deziana merasa canggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ibu Tiri?!
FantasyLAPAK INI BUKAN TEMPAT UNTUK KALIAN NYINYIR! BILA TIDAK SESUAI SELERA KALIAN, BAIK UNTUK PEMERANNYA ATAUPUN ALURNYA, TIDAK USAH DILANJUTIN BACANYA DIBANDING HARUS KECEWA KARENA GAK SESUAI EKPSPETASI KALIAN. 🍑🍑🍑 Dalam hidupnya, Deziana Lorena tak...