Mana nih terompetnya🎉
Dibanding SPAM, komen tiap paragraf itu jauh lebih bagus loh.
🍑🍑🍑
Deziana menatap lamat pemandangan di depan sana dengan kosong.
Kedua tangan serta kakinya masih terikat di masing-masing sisi tiang. Besok adalah hari pelantikan, dan sudah seharian ini Deziana berada di posisi sama sebagai bentuk hukuman karena telah menyakiti Erina.
Memejamkan mata saat pusing menyerangnya, Deziana menggigit bibir. Dia teramat merindukan Alerion. Sudah seminggu lebih Deziana tak menjumpainya sebab Gava tak memberikan kesempatan se-inci saja untuk keluar dari istana. Bahkan tempo hari Deziana dilarang mendekati pintu gerbang istana.
Dan lagi kehadiran Nana di istana masih dipikirkannya hingga kini.
"Bagaimana rasanya berdiri di sana, heh?" suara medusa berbentuk siren terdengar memuakkan di telinga Deziana. Dia hanya menundukkan kepala, malas sekali meladeni si ular beracun itu.
"Lihat, dia sangat sombong."
Deziana merotasikan bola matanya malas, rasa ingin meludahi wajah songong itu begitu tinggi.
"Cuih! Ada debu masuk ke dalam mulutku tadi." sahut Deziana pura-pura merasa bersalah lantaran meludah tepat di bawah kaki Erina.
Erina terpekik, tak menyangka akan gerakan tiba-tiba Deziana barusan.l begitupun teman yang ikut serta menemani Erina.
"Kurang ajar! Kau— Yang Mulia Kaisar!" Erina beralih memanggil Gava yang kebetulan ingin menuju kamarnya.
Kaisar muda itu hanya mengangkat alisnya, sedikit bingung lantaran sudah mendapati wajah menangis Erina.
"Yang Mulia. Pelayan Alodia mencoba meludahiku. Ini adalah penghinaan terbesar bagi Aluska. Saya tidak menerimanya, Yang Mulia." adu Erina menangis tergugu di hadapan Gava. Sementara Deziana mencibir menyaksikan drama murahan si medusa berbentuk siren itu.
Tatapan Gava beralih pada Deziana yang dengan cepat mengubah mimik mukanya menjadi merasa bersalah.
"Saya tidak sengaja. Saya sudah mengatakan ada debu yang mendadak masuk ke dalam mulut saya, Putri Erina." balas Deziana.
"Putri Erina, dibanding itu lebih baik Anda menyiapkan diri untuk pesta malam nanti. Dan dia, biarkan di sana. Kau tidak usah meladeninya." timpal Gava berlalu dari sana meninggalkan Erina dan Deziana yang kini saling melempar tatapan sengit.
Deziana tak akan segan pada anak bau kencur itu. Selama dia berada di wilayah Ziria, maka gadis itu tak akan bisa menyentuhnya. Cukup saja hukuman ini yang dia dapatkan sampai matahari terbenam.
Malam harinya, pesta akhirnya digelar dengan begitu meriah. Gava memutuskan untuk mengundang semua kerajaan yang mana calon kandidat akan dipilih besok.
Netra peraknya mengamati para bangsawan yang menikmati perhelatan acara ini.
Kemudian maniknya jatuh pada seorang wanita dengan pita pink di rambutnya. Gava mengamatinya, tau sekali bahwa pelayan pribadinya itu akan menghampirinya dengan kipas berukuran sedang di tangannya.
Tak lama Gava memicing usai melihat Deziana dicegat oleh pria yang Gava ketahui mantan tunangan wanita itu. Terlihat Deziana begitu khawatir, dan beberapa kali mencoba menolak untuk berinteraksi jauh dengan Zin.
Gava bangkit saat Deziana menggenggam tangan Zin dengan kepala menggeleng. Setelahnya Deziana pergi meninggalkan Zin yang terpaku melihat kepergiannya.
Sedangkan di sisi lain, Deziana berhasil keluar dari aula istana setelah memberi pengertian pada Zin. Meski hubungan mereka sudah berakhir, tetapi Deziana memutuskan untuk tetap menjadi akur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ibu Tiri?!
FantasyLAPAK INI BUKAN TEMPAT UNTUK KALIAN NYINYIR! BILA TIDAK SESUAI SELERA KALIAN, BAIK UNTUK PEMERANNYA ATAUPUN ALURNYA, TIDAK USAH DILANJUTIN BACANYA DIBANDING HARUS KECEWA KARENA GAK SESUAI EKPSPETASI KALIAN. 🍑🍑🍑 Dalam hidupnya, Deziana Lorena tak...