🍑48

55.7K 7.4K 1K
                                    

Seberapa persen rindu kalian terhadap story ini?

🍑🍑🍑

Kembalinya Deziana setelah seminggu menghilang menjadi angin segar bagi penghuni istana.

Lilyza berlari menghampiri iring-iringan Gava. Kedua netranya berkaca-kaca ketika netranya menangkap eksistensi seseorang yang mana membuat satu istana tidak bisa tidur memikirkannya.

"Kakak ipar!" seru Lilyza.

Ezelio yang sejak dua hari lalu bertugas menjaga istana kekaisaran tersenyum lantaran Deziana kembali dengan selamat meski kondisi tubuhnya kini jauh dari kata baik.

Deziana ingin menyambut pelukan Lilyza namun Gava tak mengizinkan dan malah mempererat pelukannya.

"Di mana Alerion?" tanyanya. Deziana teramat merindukan anaknya itu. Tiada yang dia pikirkan selain putra semata wayangnya selama beberapa hari ini.

"Huh, aku baru saja menidurkannya. Sulit memang, tapi berkat seseorang dia jadi menurut." jawab Lilyza sambil mengikuti langkah Gava yang sedang menggendong Deziana sedangkan Ezelio berjalan beriringan bersama Lilyza.

"Seseorang? Siapa?" tanya Deziana penuh kebingungan.

Apa Nana?

Karena setau Deziana, baik Alerion maupun Nana cukup dekat

Lilyza tak langsung menjawab begitupun Ezelio. Sampai pada akhirnya pertanyaan menggantung itu mendapat jawaban.

Deziana termangu mendapati sosok remaja berdiri tak jauh dari ruang utama.

"Lore." Deziana menggumamkan nama itu dengan nada bergetar. Ternyata dia adalah orangnya.

"Gava turunkan aku." pinta Deziana yang dibalas Gava gelengan.

"Aku masih bisa berdiri kok. Tolong, ya."

Akhirnya Gava tidak memiliki pilihan ketika Deziana menunjukkan wajah memelasnya. Menurunkan Deziana secara perlahan, Gava memberi kode agar Lore mendekat lantaran kondisi kaki Deziana yang pincang akibat rantai dan pasung.

"Lore, astaga aku sangat merindukanmu." ujar Deziana memeluk Lore meski tidak terlalu erat.

Lore hanya diam, bahkan kedua tangannya senantiasa masih bergantung di kedua sisi tubuhnya.

Melepaskan pelukan sepihaknya, Deziana tersenyum sambil mengelus rambut lebat Lore.

"Kau tumbuh semakin baik. Bahkan tinggimu sudah mengalahkan Ibu."

"Ibu?" Lore mengulang kalimat terakhir Deziana hingga wanita itu tersadar akan sesuatu.

Segera setelahnya Deziana menjauhkan tangannya. Dia mundur beberapa langkah ketika menyadari Lore tak sehangat beberapa tahun lalu.

"Banyak yang terjadi belakangan ini. Lore, apabila aku menyakitimu entah sengaja ataupun tidak disengaja. Aku minta maaf. Mungkin sekarang kau membenciku, tapi tak akan aku permasalahkan. Itu hak mu." usai mengatakan itu Deziana kembali pada Gava dan dengan gercep Gava menggendongnya kemudian melangkah pergi meninggalkan orang-orang yang menatap kedua pasangan itu dengan pandangan berbeda-beda.

🍑🍑🍑

Tak hentinya tangan Deziana mengelus surai coklat terang Alerion. Sedari Deziana pulang ke istana, Alerion tak pernah mau menjauh darinya. Melihat tingkahnya ini, Deziana tidak bisa tidak untuk menggeleng pelan.

"Coba bilang Rrrrr."

"Lllrlrrlllr." Alerion mengikuti Deziana namun yang ada malah kesan cadelnya bertambah kental. Deziana meringis dibuatnya, padahal kebanyakan anak seumuran Alerion sudah bisa berbicara salah satu huruf abjad tersebut.

Ibu Tiri?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang