Ada yang aneh hari ini. Semuanya tak luput dari perhatian orang-orang yang melihat sang kaisar muda itu menebar senyum.
"Maaf Yang Mulia, s-saya tidak sengaja." ujar salah satu pelayan yang tidak sengaja menjatuhkan cangkir kosong tepat di hadapan Gava.
"Tidak apa-apa. Lain kali hati-hati. Aah~ satu lagi, gaji kalian bulan ini naik." ucap Gava sambil memamerkan senyum lebarnya dan berlalu dari sana meninggalkan orang-orang yang menatapnya tidak percaya.
Di hari itu satu penghuni istana dibuat geger oleh terciptanya senyum cerah Gava. Semuanya tak luput dari Lilyza dan Ezelio yang masih terdiam seribu bahasa melihat pemandangan yang tidak mungkin terjadi tetapi nyata terjadi.
"Apa kakakmu baik-baik saja?" tanya Ezelio usai eksistensi Gava sudah tidak terlihat.
Lilyza menoleh ke arah suaminya kemudian menggeleng. "Kemarin dia masih waras, tapi aku tidak tau apa yang terjadi hari ini."
Ezelio mendengus geli kemudian mengulas senyum manis.
"Lebih manis senyum kakakmu atau senyumku ini?"
Kini gantian Lilyza yang menatap heran Ezelio. Sepertinya virus Gava sudah menyebar cepat merambati orang-orang.
"Tentu kakakku yang paling manis. Namun karena kau sudah menjadi suamiku, maka di mataku kaulah yang paling manis." tukasnya menutup wajah bersemunya dari hadapan Ezelio.
🍑🍑🍑
Sudah sebulan kasus penculikan itu terjadi. Yang Deziana dengar, Gava memberi Oliver kesempatan dan mengirim pria surai ungu tersebut ke suatu wilayah cukup jauh dari Ziria dan dengan pengawasan ketat tentunya.
Lore sudah kembali ke academy sejak sebulan lalu juga. Deziana masih ingat, sehari sebelum anak itu pulang, dia sempatkan mengajaknya berbicara.
"Jika sekali lagi kau meninggalkan istana seperti beberapa tahun lalu, maka jangan harap aku akan sudi menemuimu atau mengajakmu berbicara."
Meski perkataannya dibumbui bubuk cabe, namun deziana tak ambil pusing. Baginya, mendengar Lore menegurnya sudah lebih dari cukup.
"Ale, mana ibumu?"
Suara berat milik pria yang dikenalinya masih Deziana dengar.
"Ibu lagi siram tanaman."
Deziana tak mampu menyembunyikan senyumnya usai mendengar Alerion akhirnya bisa berbicara R. Huh, bila Deziana tidak kuat melatihnya, pastilah anaknya itu masih cadel sampai sekarang.
Tak lama, terdengar suara langkah kaki menuju ke arahnya. Tanpa mau repot-repot berbalik, Deziana melanjutkan aktivitasnya.
Ciuman singkat di pipinya membuat Deziana menaruh atensi pada sosok jangkung yang sekarang ini mengambil alih tugas Deziana.
"Pelayan! Cepat siram tanaman ini!" seruan Gava segera dilaksanakan beda halnya Deziana yang merasa keberatan.
"Gava, biar aku saja. Lagipula aku bosan bila tidak melakukan apa-apa." tutur Deziana memelas.
Memang setelah ungkapan Gava serta permintaan pria itu yang mengatakan untuk tidak terus menerus melihat sisi buruknya, maka Deziana mulai berani mencobanya. Dan memang selama sebulan ini, Deziana mampu merasakan nyaman ketika berada didekatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ibu Tiri?!
FantasiLAPAK INI BUKAN TEMPAT UNTUK KALIAN NYINYIR! BILA TIDAK SESUAI SELERA KALIAN, BAIK UNTUK PEMERANNYA ATAUPUN ALURNYA, TIDAK USAH DILANJUTIN BACANYA DIBANDING HARUS KECEWA KARENA GAK SESUAI EKPSPETASI KALIAN. 🍑🍑🍑 Dalam hidupnya, Deziana Lorena tak...