That girl is mine 02

55.2K 419 16
                                    

Angga dan Carmel sekarang sedang di dalam mobil Angga yang di kendarai Ali. "Kamu tinggal dimana" tanya Angga.

"Di jl. Pondok indah" kata Carmel.

"Pondok indah? Saya tak asing dengan jalan itu, Bukankah itu area perkontrakan" sahut Angga.

"Iya"

"Kau mengontrak bersama orangtuamu atau disini merantau?" Tanya Angga diangguki iya sama Carmel.

"Disini saya merantau, saya sudah tidak punya orang tua" ucap Carmel lirih sembari menahan air matanya yang mau keluar, Carmel lemah jika ditanya yang menyangkut kedua orangtuanya.

"Lalu dulu kau tinggal dimana?" Tanya Angga. "Panti asuhan" sahut Carmel.

Angga yang melihat raut muka Carmel merasa kesihan, Angga tak bermaksud membuat Carmel sedih, karna Angga juga tak tahu kalau orangtua Carmel gaada.

"Maaf, aku telah menanyai hal yang bikin kamu sedih" ucap Angga.

"Ekhem" dhem Ali.

"Apa!" Angga menatap tajam kaca spion.

"Gak"

Tak terasa mereka pun sampai di depan mansion yang sangat mewah, megah, dan juga indah. Carmel menatap bingung kenapa mobil ini berhenti di mansion besar ini.

"Ali nanti lo wakilin gua dulu meeting sore" titah Angga.

"Iyaa"

"Ayo turun" ajak Angga kepada Carmel yang masih bingung saat ini. "Kenapa berhenti disini, rumah saya masih jauh tuan" kata Carmel.

"Turun" ucap Angga tegas, membuat Carmel langsung menurut saja. Ia sedikit takut ketika Angga memasang wajah serius. Carmel dan Angga keluar dari mobil lalu mereka masuk kedalam mansion besar itu.

Ali pun kembali melajukan mobilnya menuju kantor Angga.

"Indah banget mansionnya" batin Carmel kagum.

"Apa ini mansion tuan?" Tanya Carmel sambil menatap sekeliling kagum, Angga mengangguk.

"Trus kenapa tuan membawaku kesini? Apa tuan mau menjadikan ku pembantu disini?" dipikiran Carmel masih banyak pertanyaan, salah satunya itu dan dimansion sebesar ini terlihat sepi, seperti hanya di huni Angga saja.

"Bisa tidak kalau kamu jangan menyebutku tuan, panggil saya Angga. Saya bukan tuan mu" ujar Angga.

"Baik tu- eh Angga" ucap Carmel merasa gugup memanggilnya Angga.

"Tuan eh, Angga kamu belum menjawab pertanyaan saya"

"Kamu akan tinggal disini sekarang, dan selamanya" Angga langsung to the poin.

"Hah? Tinggall? Selamanyaa? disini?" Kaget Carmel ketika mendengar jawaban Angga seperti itu, kenapa harus disini selamanya.

"Iya" ucap dari mulut Angga.

"Tap-" ucap Carmel kepotong Angga.

"Saya tidak suka di bantah, turuti saja. Dari pada kamu membuang buang uang kamu hanya untuk tinggal di kontrakan kecil sana" ketus Angga, Carmel mendengus kesal. Sepertinya Angga orang yang keras kepala dan menyebalkan pikir Carmel.

"Ayo saya antarkan kamu ke kamar mu" ajak Angga memegang tangan Carmel. Carmel mengangguk, ia hanya diam saat di pegang Angga. Jantungnya terasa berdetak kencang seperti habis lari maraton.

"Kenapa saat dipegang Angga aku rasanya nyaman" batin Carmel.

Carmel dan Angga menaiki tangga, mereka menuju kamar baru carmel. Sesampainya di depan pintu kamar yang mewah mereka berhenti.

That Girl Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang