That girl is mine 03

40.5K 316 1
                                    


"Iya seneng, jujur pertama kali aku datang ke club itu melihat mu aku langsung tertarik kepadamu" goda Angga.

"Kenapa pipi mu jadi merah honey? Kau sakit ? Haha" kekeh Angga.

"Diam, ga lucuu" Carmel kesel sama Angga. Tak kerasa mereka mengobrol ngobrol ternyata sudah hampir sampai di mall, Angga menghentikan mobilnya.

"Kita sampai, yo turun" ajak Angga, mereka pun keluar dari mobil.

"Ayo" mereka berjalan menuju mall, angga memegang pinggang carmel posesif, lagi lagi carmel Baper. ( Eh emang bener bener ya si carmel hobinya baperr mulu ) Merekapun berjalan jalan mencari toko baju untuk Carmel. Angga menghentikan langkahnya.

"Kenapa berenti?" Tanya Carmel.

"Kita ke Louis Vuitton sana" tunjuk Angga lalu melangkahkan kakinya kembali, Carmel hanya mengikuti arahan Angga. Sesampainya mereka di dalam toko Angga memilih milih baju yang cocok untuk calon istrinya itu.

Carmel hanya diam mengikuti langkah Angga.

"Silahkan kamu pilih sendiri, bebas apa yang kamu mau" ujar Angga. "Iya" sahut Carmel. Carmel pun memilih milih baju dress mini di bawah lutut.

"Menurut mu bagusan merah, hitam, atau merah muda?" Tanya Carmel menunjukkan dress mini itu.

"Kalau kamu suka ketiganya, ambil saja" kata Angga.

Carmel mengangguk, Carmel kaget ketika melihat harga 1 dress mini itu, harga dress itu kalau dihitung bisa 20 kali gaji nnya saja tidak cukup.

"Eh ga jadi yang ini deh" sahut Carmel.

"Loh kenapa? Bagus itu cocok di kamu" kata Angga. 'Gamau, harganya mahal" kata Carmel.

"Jangan pikirin harga, sini biar aku aja yang bawa" Angga merebut ke 3 dress mini itu.

"Ayo kita ke kasir" ucap Angga, carmel hanya mengangguk iya.

Angga dan Carmel pun menuju kasir, mereka menyerahkan belanjaan nya itu.

"Eh bentar aku lupa sesuatu, tunggu ya" kata Angga lalu Angga pergi.

Carmel masih berdiri didepan kasir sambil menunggu Angga.

"Ini mbak" kata Angga sambil menyerahkan 4 lingerie ke mbak kasir.

"Totalnya 16.000.000.000 tuan" ucap kasir itu. Carmel melongo serta kaget dengan harga yang ia dengar.

"Ini mbak" Angga mengeluarkan blackcard nya. "Terimakasih tuan" sahut kasir itu mengembalikan blackcard angga.

Angga dan Carmel pun keluar dari toko Louis Vuitton, dan meninggalkan mall itu. Ketika di perjalanan di dalam mobil sangat hening, Angga dan Carmel saling diam, mereka lurus memandangi jalan.

"Berapa umurmu?" Tanya Angga memulai obrolan.

"23 tahun" jawab carmel.

"Ouhh"

"Seperti apa tipe pria yang kamu inginkan?" Lanjutnya.

"Tidak banyak, tipe pria yang aku inginkan baik dan mapan" jawab carmel.

"Sepertinya aku masuk kategori pria tipe mu" ketus Angga. "Hah?" Carmel pura pura tidak mendengar.

"Gajadi" ketus Angga kesal sama carmel yang tak mendengar kannya.

"Kenapa perlakuan Angga ke aku makin memberi harapan. Suttt Carmel jangan baperr sama Angga, kamu tau kan Angga itu CEO terkenal dan disegani ga mungkin mau sama aku, meskipun Angga kemaren udah ngelecehin aku tapi gak bakalan mungkin bikin aku hamil" batin Carmel.

"Ekhem" dehem angga. Carmel menoleh "kenapa?" "Udah sampai" ucapnya. Carmel dan Angga pun keluar dari mobil, mereka masuk kedalam mansion.

"Aduh angga lepasin aku bisa jalan sendiri" kata Carmel kaget tiba tiba di gendong Angga.

"Suttt, diam" ucap angga dingin membuat Carmel diam seketika. Angga berjalan menaiki tangga yang masih menggendong carmel. Kini sudah di depan pintu kamar carmel. Mereka masuk, Angga menidurkan carmel di ranjang.

"Bentar aku kebawah ambil minum dulu, ini kamu pakai baju tidur yang warna merah" titah Angga lalu ia pergi kebawah.

Carmel heran kenapa Angga membelikan baju tidur. Carmel membuka tas belanjaan nya mencari baju tidur yang Angga maksud. Kini Carmel menemukan 4 lingerie yang Angga beli tadi warna merah hitam dan biru.

"Ini baju tidur? Kenapa tipis kini kayak saringan" kata Carmel polos.

"Yaudah deh gapapa, mungkin ini baju tidur zaman sekarang, dari pada aku pakai dress kan ribet" lanjutnya.

Lalu Carmel pergi ke ruang ganti, mengganti pakaiannya itu. 5 menit kemudian Carmel keluar dari ruang ganti, lalu ia bercermin.

"Astagaa, baju tidur macam apa ini, kenapa seperti saringan air" ucap Carmel melihat dirinya tubuhnya di cermin yang memakai lingerie.

Ceklekk..

Carmel yang mendengar suara pintu terbuka langsung lari loncat ke ranjang lalu memakai selimut, ia malu dengan penampilan saat ini.

Angga membuka pintu lalu ia melihat carmel yang sedang rebahan memakai selimut, pasti ia sudah memakai lingerie pikir angga.

"Ni minum, kenapa memakai selimut" tanya angga. Carmel menggelengkan kepalanya lalu mengambil air yang angga kasih, kebetulan carmel sedang haus.

Carmel pun langsung meminum air dari angga, angga tersenyum smirk ketika melihat carmel meminum habis airnya.

Sesudah meminum air itu carmel diam sejenak, badannya terasa sangat panas, perasaan nya pun mulai gelisah.

"Kenapa badan ku terasa sangat panas, punyaku juga jadi terasa gatal" batin Carmel.

Carmel ingin rasanya membuka selimut itu tapi malu ada Angga.

"Panas hmm?" Sahut angga. "Kamu masukin apa di minuman itu" tanya Carmel.

"Perangsang" ucapnya lurus.

"Perangsang apaan dah aku gatauu" batin Carmel.

"Perangsang itu apa?" Tanya carmel polos. "Kamu tidak tau perangsang?" Ucap Angga diangguki Carmel.

"Perangsang itu obat untuk seneng seneng" jawab Angga. "Seneng seneng?"

"Yaa"

"Tapi kenapa punya ku di bawah terasa gatal dan panas" kata carmel. "Milikmu itu mau dimasukin sesuatu" jawab angga menarik selimut Carmel sampai terlihat carmel yang memakai lingerie dengan menampakkan lekuk tubuhnya dengan sangat jelas.

Carmel buru buru menutup badannya dengan tangan. "Udah gausah malu, kita kan pernah kemaren" ketus Angga.

"Masih gatal kan? Sini aku garukin" lanjutnya. "Gamauu maluu" jawab Carmel.

"Suttt diam biar ga gatal aku garukin ya" ucap Angga Carmel pasrah.

Angga naik ranjang lalu mendudukan tubuhnya, ia membuka bawah Carmel lalu menampakkan kain segitiga Carmel yang sangat kecil dan tipis.

Angga membuka melemparkan kain segitiga itu lalu menjilati vagina Carmel dengan rakus.

Slurrrppp

Slurrppp

"Ihh Angga kamu jorokk" omel Carmel.

Angga tak merespon ia malah semakin cepat menjilati vagina Carmel membuat Carmel sedikit mendesah.

"Emhhh, ahh" desah Carmel, Angga melepas jilatannya.

"Desahin aja honey, jangan ditahan" ucap Angga.

Angga memasukan 1 jari ke vagina Carmel dengan memaju mundurkan pelan.

Carmel tercekat saat merasakan ada yang masuk ke dalam miliknya, jarinya bergerak maju mundur hingga lipatan itu makin basah, Carmel sendiri sudah bergerak seperti cacing kepanasan.

Mereka melakukan aktivitas suami istri seperti malam sebelumnya. Bener bener ya Angga

Jangan lupa vote + komen

That Girl Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang