"A-aku ha-hamil zev" ucap dari mulut Carmel membuat muka Zeva seperti marah.
"APAAAAA?"
"LO HAMILLL?" Teriak Zeva
Zeva yang teriak sedikit Carmel terkejut, ia langsung menutup mulut sahabtnya.
"Suttttt, pelan pelan Zeva" kata Carmel.
"Gimana gw ga pelan, lo-lo aggrhhhh" Zeva mengacak ngacak ramputnya frustasi.
"Lo beneran hamil?" Tanya Zeva memastikan, takutnya Carmel bicara itu hanya candaan.
"Beneran, nii, meskipun emang perut aku lurus gini, disini ada janin, sepertiny blum lama, aku juga gatau umur kandungan aku berapa" jawab Carmel.
"Kok bisaa si mel" tanya Zeva.
"Aku kan pernah cerita sama kamu kalau aku pernah dilecehin sama Angga" kata Carmel.
"Fixx, si Angga bukan cowo baek baek, dia brengsek, anjing diaa emang, udah bikin lo hamil gini, gabisa dibiarin ini mel, dia harus tanggung jawabbb!!!" Kata Zeva emosi nya mulai memuncak.
"Sabar dulu Zeva, dia bukan cowo brengsek, dia emang baik, buktinya dia selalu ngasih apa yang aku butuhin" ketus Carmel.
"Astaga mell, lo ini kayak bocah, lelaki baik itu yang berani tanggung jawab" kata zeva.
"Kali sekedar pacaran mah ngapain, mending dinikahin, perut lo makin hari bakal makin besar!!" lanjut Zeva. Carmel pun diam, ia juga masih berfikir apa Angga beneran akan bertanggung jawab sungguhan atau enggak.
"Awalnya aku takut aku hamil Zeva, aku takut Angga membenciku trus dia ninggalin aku, tapi setelah dipikir pikir, aku gapapa kalau Angga tak mau tanggung jawab, aku bisa ngurus anakku nanti, sendiri" kata Carmel lalu tersenyum dan mengelus perutnya yang masih rata.
"Lo pikir mudah ngurus anak? Mau ngasih makan apa lo sama anak lo nanti kalau Angga gamau tanggung jawab, lo mau kerja di bar sialan itu lagi?" Kata Zeva.
"Kalo Angga gamau tanggung jawab biar gua bilang bang liam agar-" lanjutnya langsung berhenti.
"Bang Liam apa?" Tanya Carmel.
"Ehh, eemm, enggak maksud gua biar bang Liam hajar si Angga gitu maksudnya" kata Zeva.
"Hadeh pake keceplosan lagi mulut gua" Batin Zeva.
"Emm pokoknya Angga harus tanggung jawab mel, gua gamau anak lo nanti status nya gajelass" lanjut Zeva.
"Zev, kamu jijik ya sama aku?" Kata Carmel.
"Jijik lo bilang? Gua ga pernah sedikitpun jijik atau benci sama lo, gua benci dan jijik sama Angga kalau dia ga tanggung jawab" Zeva kekeh.
"Akuu, akuu yakin Angga mau tanggung jawab" ucap Carmel lalu tersenyum.
"Gua pegang keyakinan lo, kalau Angga gamau tanggung jawab, BILANG GUA!" kata Zeva, Carmel pun mengangguk.
"Makasih ya Zev, kamu selalu bikin aku happy gini, aku beruntung punya sahabat kayak kamu, aku beruntung bangett" kata Carmel lalu memeluk Zeva dengan erat.
"Sama sama Mel, gua juga terimakasih sama lo udah mau jadi sahabat gua yang tomboy inii" Zeva membalas pelukannya.
Sekitar 2 menit Zeva dan carm5el saling berpelukan, carmel meneteskan airmatanya di bahu Zeva, ia juga sedikit terisak isak.
"Kebawah yo, kita ketaman, udah lama ga nyari udara segar bareng kamu" ajak Carmel lalu melepaskan pelukannya.
"Gass" sahut Zeva.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Girl Is Mine
Fiction généraleAngga Malik Wijaya seorang CEO tampan yang kaya raya namun dingin dan cuek, ia menjadi incaran para gadis, bagaimana tidak, ia tampan dan juga mapan diusia yg bisa dibilang masih muda bisa menjadi CEO terbesar yang berpengaruh dengan dunia. Namun de...