"Udah zev sabar aku gapapa, aku disuruh tinggal sama dia" kata Carmel. "Siapa nama pria itu?" Tanya Zeva."Angga" sahut Carmel. "Angga apa?" Tanya nya lagi.
"Gatau, dia cuman memperkenalkan nama panggilnya saja" ucap Carmel.
"Udah makan blum lo, pesen aja yang lo mau gua traktir" sahut Zeva.
"Blum sempet sarapan, boleh ni?"
"Boleh carmell lo kek sama siapa aja, buruan pesen, diliat liat badan ke makin kurus" ketusnya.
"Yee kamu mah, aku ini udah berusaha pengen agak berisi tapi susah banget" jawabnya.
***
"Tuan Angga, makasih atas kerja samanya" ucap rekan kerja Angga.
"Iya tuan Steven, makasih kembali" kata Angga berjabat tangan dengan tuan Steven.
"Kalau gitu saya pamit duluan tuan Angga" pamit tuan Steven sopan diangguki Angga.
"Kapan lo nikahin gadis itu" ucap seseorang yang tiba tiba datang. "Gatau" jawabnya singkat.
"Yee lo mah ngawinin anak orang tapi ga dinikahin" ketus Ali. Angga tak menjawab ia hanya menyelonong pergi ke ruangannya.
"Anjir punya bos ples sahabat dingin amat" kesal Ali.
Diruangan Angga terus memikirkan gadis di mansion nya, Carmel. ia kangen sekali sama gadis itu. tapi apa gadis itu akan kabur begitu aja? Angga mengkhawatirkan hal itu. "Kira kira carmel sedang ngapain sekarang ya?"
"Telpon Biksih aja lah nanyain Carmel lagi apa" lanjutnya.
Angga mengambil handphone nya di dalam saku jas nya lalu menelpon Biksih.
"....."
"Carmel lagi ngapain bik" tanya Angga.
"....."
Seketika muka Angga berubah panik mendengar Carmel pergi tanpa bilang siapapun di mansion itu. Angga langsung mematikan teleponnya lalu beranjak buru buru pergi mencari gadis itu.
Saat membuka pintu jalannya terhalangi Ali. "Mau kemana lo buru buru gitu" tanya Ali yang baru saja sampai.
"Carmel pergi tolong cariin ntar gaji lo gua naiikin" sahut Angga lalu pergi menuruni lift.
"Carmel pergi? Pergi kemana? Hadeh se khawatir banget jadi cowo, blum juga jadi istri, pacar aja blum jadi" ketus Ali, ia kembali ke bawah menyusul Angga pergi.
***
"Carmel kemana ya kenapa gabilang bilang mau pergi" gumam Angga.
"Ah iya gua lupa. gua gapunya nomornya" lanjutnya Angga sambil menepuk keningnya.
"Kemana Carmel pergi ya, apa dia kabur atau kerja kembali di club itu atau diculik" pikir Angga kacau khawatir terjadi apa apa sama gadisnya.
Angga terus memutar stirnya melajukan mobilnya dengan sangat cepat lalu berhenti di luar mansion. Angga berlari masuk ke mansion mencari biksih.
"BIK!BIKSIHHH!" teriak Angga. "Iyaa tuann" sahut biksih.
"Carmel pergi kemana, sama siapa dia pergi" tanya Angga dengan nada tinggi dan muka yang serius.
"Saya tidak tau nyonya Carmel pergi kemana Tuan, tapi waktu saya mau mengambil piring kotor di kamarnya nyonya dikamar sudah tidak ada nyonya" kata Biksih.
"Nyonya pun sepertinya tidak sempat sarapan, makanan di piring masih pada utuh" lanjutnya. Angga yang mendengar penjelasan Biksih kembali lari keluar.
Putri yang tak sengaja mendengar percakapan Angga dan Biksih makin tak suka sama Carmel, sedangkan Angga adalah pria yang sedang Putri crush in.

KAMU SEDANG MEMBACA
That Girl Is Mine
General FictionAngga Malik Wijaya seorang CEO tampan yang kaya raya namun dingin dan cuek, ia menjadi incaran para gadis, bagaimana tidak, ia tampan dan juga mapan diusia yg bisa dibilang masih muda bisa menjadi CEO terbesar yang berpengaruh dengan dunia. Namun de...