"Hebat, kenapa ga kerja buat nambahin penghasilan" tanya Ali
"Ngapain kerja, ngemas ngemis pake ijasah, gua itu berpendidikan tinggi bukan buat ngemis ke orang dan kerja, tapi jadi sukses menjadi boss" jelas Zeva.
"Ouhh, hebat hebat" kata Ali. "Lo jawab hebat trus dari tadi jawab yang lain kek" omel Zeva.
"Jawab apa?" Ketus Ali.
Zeva menggelengkan kepalanya.
***
"Emang mau berapa hari disana?" Tanya Carmel.
"Blum tau, nanti kalau urusan aku udah selesai kita bisa langsung kesini lagi" jawab Angga sembari membereskan perlengkapan nya untuk pergi pulang ke Indonesia.
"Kenapa kita ga netep di Indonesia sii?" Tanya Carmel.
"Aku gamau kamu sama calon anak kita kenapa napa, jadi kita harus netep dulu disini sampai anak kita udah besar" jawab Angga lalu berdiri menatap Carmel.
"Emangnya aku bakal kenapa kalo di Indonesia?" Tanya Carmel bingung.
Tiba tiba Angga memeluk Carmel, cukup lama Angga memeluk istrinya. Carmel membalas pelukan suaminya.
"Kamu kalau ada masalah di Indonesia cerita sama aku, kamu lagi ada masalah disana?" Tanya Carmel dengan suara pelan.
"Enggak, aku ga ada masalah disana. Cuman feeling aku ga tenang kalau kita harus tinggal di Indonesia lama, aku tenang kalau kamu jauh dari mansion itu" kata Angga membuat Carmel semakin bingung apa yang dimaksud oleh suaminya.
"Aku ga ngerti sama apa yang kamu bicarakan" kata Carmel sembari melepas pelukannya.
"Gapapa, udah jangan dipikirin, ayo kita berangkat" ujar Angga lalu membawa 2 koper besar.
"Sini aku bawa satu" tawar Carmel.
"Udah biar aku aja, kamu lagi hamil" tolak Angga.
Mau tak mau Carmel ya pasrah pasrah aja, lagian dia juga tengah hamil besar jadi pastinya akan berat jika ia membawa koper besar itu, untungnya Angga sebagai suami sangat lah pengertian.
Merekapun berangkat menuju bandara dan sampai di Indonesia sekitar jam 7 malam.
Sesampainya di bandara Angga dan juga Carmel sudah dijemput oleh Sabahat + asisten nya Angga.
Ali mengantar Angga dan Carmel tapi bukan ke mansion Angga, melainkan mereka pergi ke apartemen milik Angga, entah apa alasan Angga kenala harus tinggal di apartemen miliknya, padahal di mansion lebih gampang.
"Kenapa kita ga ke mansion kamu aja sayang?" Tanya Carmel.
"Di mansion lagi ada keributan, kita sementara disini aja" kata Angga.
Mungkin mansion suaminya itu tengah di renovasi kali, pikir Carmel.
Ia tak mau ngambil pusing, bebas mau tinggal dimana juga, toh suaminya yang minta.
Carmel dan Angga begitupun dengan Ali ikut masuk kedalam apartemen.
"Kamu pasti cape, istirahat dulu ya. Aku ada urusan sebentar" kata Angga.
Carmel pun mengangguk.
"Sayang aku lagi kepengen rujak" pinta Carmel.
"Iya nanti aku bawain rujak ya" ujar Angga.
"Yang pedes"
Angga mengangguk kan kepalanya, lalu ia mencium kening istrinya.
"Inget langsung istirahat, jangan beresin ini itu" pesan Angga.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Girl Is Mine
General FictionAngga Malik Wijaya seorang CEO tampan yang kaya raya namun dingin dan cuek, ia menjadi incaran para gadis, bagaimana tidak, ia tampan dan juga mapan diusia yg bisa dibilang masih muda bisa menjadi CEO terbesar yang berpengaruh dengan dunia. Namun de...