"Aa!"
"Iya?"
Alis mataku bertaut mendapati wajah muram Ayesha berjalan mendekat dari arah pintu kamar mandi. Menghentikan kegiatan mengancingkan kemeja yang tersisa dan memperhatikannya.
Tubuhnya masih terbalut handuk kimono ungu selutut, dengan rambut yang tergulung ke atas meski sedikit berantakan. Tapi bagiku penampilan Ayesha yang seperti ini membuat hatiku kembali berperang.
Sudah Vino, kasihan istrimu. Kemarin kamu hampir membuat dia tak bisa tidur semalaman.
Aku mengulas senyum untuknya,"Ada apa?"
"Yah, bulan madu kita gagal donk."
Ayesha bersungut-sungut hingga kedua lengan kecilnya mengalung manja di pinggangku. Sedikit bingung dengan maksud perkataannya.
"Gagal gimana, lusa kita jadi kok berangkatnya."
"Tapi Aa...."
Suara yang terdengar sendu itu membuat diriku mulai cemas. Apa telah terjadi sesuatu? Atau ada kabar yang tidak baik datang dari keluarganya, makanya Ayesha bersikap demikian.
Aku berusaha melihat wajahnya ke bawah yang masih saja muram,"kenapa, apa terjadi sesuatu?"
Anggukan Ayesha membuat nafasku tercekat. Kalau diingat-ingat kembali berapa biaya yang sudah keluar untuk persiapan ke Turki. Dari membeli pakaian untuk digunakan ketika di sana hinga visa dan lain-lainnya.
Sesaat kepalaku terasa pening.
Aku memandang Ayesha sekali lagi untuk memastikan.
"Yang jelas donk sayang, apa yang sudah terjadi?"
Entah apa yang ada di pikiran istriku ini, tadinya dia menunjukkan wajah sedih setengah mati sekarang malah cikikikan. Dahi ku semakin kusut melihatnya.
"Tamu bulanan Ayes datang," ucapnya.
Mulutku spontan membulat kedua bahu yang tegang tadi jatuh ke bawah,"Astaghfirullah Ayesha, Aa kira bakal dapat kabar jelek, cuma datang bulan doank?"
Dia masih saja cikikikan seraya mengangguk,"emang Aa kira apaan?"
Aku gemes, mencubit kedua pipinya,"Aa kira ada kabar duka atau apalah."
"Bagi Ayes tamu bulanan bulan ini kabar duka, Aa," jelasnya kembali bersungut-sungut.
Aku semakin tidak mengerti, juga tidak bisa mencerna. Tapi yang paling aku syukuri adalah. Semalam untung aja sempat, kalau tidak aku bisa puasa selama 10 hari berturut-turut. Wakakaka!
"Nggak boleh ngomong gitu, Jelasin kenapa dianggap kabar duka?"
Ayesha tampak semakin malu-malu,"soalnya kalau kita jadi traveling ke Turki untuk bulan madu, terus kegiatan kita nggak bisa terlaksana dengan baik gimana? Gara-gara Ayes lagi masa haid nanti jadi sia-sia."
Perlahan mulutku kembali mengulas senyum yang lebar. Mulai mengerti atas maksud istriku ini.
Ternyata dia begitu bersemangat berbulan madu.
"Emang Ayes kira kita ke Turki berapa hari?"
Dia tampak berpikir,"Seminggu?"
Ketawaku pecah dan di sambut oleh cubitan-cubitan kecil Ayesha yang merasa malu.
"Kok ketawa sih!"
Pantas saja wajahnya kecewa sekali keluar dari kamar mandi. Semingguan di Turki untuk menghabiskan bulan madu selama dia mendapat tamu bulanan memang akan jadi sia-sia. Kegiatan kami mungkin akan sedikit terganggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penantian Ayesha (Lanjut S2)
RomansaPart lengkap, untuk bagian dua tersedia di Innovel dan Dream** Bekasi, 5 Januari 2019 Untuk Miyas Alvino Assalamualaikum Apa kabarnya? aku berharap kamu dalam keadaan sehat dan selalu dilindungi oleh Allah, Aamiin. Sudah lama tidak berjumpa ya, maa...