25. Kabar Pilu

503 61 2
                                    

2023

Dewi yang berusaha meraih gelas di samping ranjangnya tanpa sengaja malah menjatuhkan benda itu.

Suara berisik tadi jelas membuat keluarganya terhenyak. Tangannya belum terlalu kuat untuk sekedar memegang gelas kaca di sana.

"Astagfirullah, Nduk. Bilang kalau mau minum, biar mama ambilin."

Terlanjur. Semua sudah berantakan. Dewi menggumam kata maaf. Ia merasa tenggorokannya sangat kering dan seperti terbakar.

"Ini, minum ini dulu, Mbak."

Davan memberikan botol minuman air mineralnya. Baru saja Dewi mendekatkan sedotan ke mulut, ia tiba-tiba merasakan mual yang teramat.

Ia mendorong botol minuman adiknya menjauh dan menutup mulutnya.

"Pa! Ma! Dav! A-ada kecelakaan di parkiran. Dan Pak Langit, Pak Langit korbannya! Dia ditabrak mobil merah di parkiran keras banget. Dia nggak sadar. Dibawa ke IGD. Darahnya banyak banget."

Devan, si anak ceplas ceplos yang kurang tahu aturan itu berteriak dari pintu.

"Innalillahi."

Di saat bersamaan, Dewi tak dapat menahan rasa sakit dan mualnya lagi. Ia memuntahkan apa yang sudah membuat kerongkongannya sedari tadi bereaksi.

Darah berwarna hitam keluar dari sana. Tiga kali ia memuntahkannya sebelum pingsan.

***

1960

"Sersan, bagaimana kondisimu?"

Sosok tinggi tegap dengan nama Tjakra menempel di baju seragam khas militernya menyapa.

"Ndan."

Langit hanya menggumam. Ia mendengar nama 'Komandan Tjakra' atau 'Ndan Tjakra' beberapa kali.

"Istirahatlah dulu. Tapi sejujurnya, tim kita membutuhkanmu. Kita butuh segera mengambil bantuan medis dari ibu kota. Jalur darat terlalu lama. Satu-satunya cara adalah dengan jalur udara."

Tunggu, apa maksudnya?

Langit mencoba mencerna kata-kata sang komandan. Baru bangun saja ia sudah diserang berita tentang hari pernikahannya dengan Dewi. Sekarang, ia juga baru tahu jika dirinya adalah seorang Sersan Mayor. Mimpi apa dia menjadi seorang prajurit?

Benar memang ia adalah seorang pilot. Ia lulusan terbaik sebuah pilot academy di Bandung. Namun, dia bukan prajurit. Dan dia sudah meninggalkan dunia penerbangan sejak setahun lalu karena permintaan sang ayah. Ia sekarang tengah meneruskan studi tehnik arsitektur sembari mengembangkan bisnis di bidang konstruksi.

"Ndan, maaf, ingatan saya tidak baik. Kepala saya belum sinkron dengan tubuh saya."

Langit pun berusaha untuk menjelaskan.

"Mas Tjandra!"

Dewi tergopoh-gopoh, berlari menuju ke arahnya dan tanpa aba-aba menabrak tubuhnya.

"Mas."

Tjakra melipat tangan di dada. "Hei! Hei! Hei! Seperti itukah seorang muslimah berlaku? Hm? Satu kesalahanmu bisa mencoreng nama kaummu."

Dewi pun paham. Ia melepas pelukannya. "Ma-maaf, Ndan. Maaf. Saya... terlalu kangen sama Mas Tjandra."

"Kangen? Apa itu?" Tjakra mengernyit.

"Rindu. Rindu. Kata itu populer di tahun 2023." Dewi menjelaskan.

Ya, Dewi kembali ke dunia ini. Ia begitu merindukan Tjandra-nya.

"2023?" Langit menggumam.

"Ya, calon istrimu ini selalu mengaku dia berasal dari tahun 2023 dimana semua hal sudah sangat canggih."

Terbang Ke Masamu (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang