BAB. 31

886 63 12
                                    

Halo!

Welcome and welcome back dengan cerita KENAN!

Sebelum baca jangan lupa vote, komen dan share cerita ini biar makin banyak yang tau!!

Jangan jadi pembaca gelap ya!

@allaboutjulyehere @wpstory.zulfa

Happy reading all!

•••

Perihal masalah di kantin membuat mood Ghea jadi hancur meski sebenarnya dia sudah terbiasa. Tapi tetap saja, kenapa semua orang sangat suka bergosip? Apa untungnya bergosip? Tidak ada. Ghea heran sendiri kenapa semua orang sangat suka dengan hal tersebut, bahkan bergosip hingga berjam-jam, duduk hingga bokong panas hanya untuk mendengarkan berita yang belum tentu benar.

Semua orang suka berspekulasi sendiri, suka menebak-nebak, suka merancang cerita hingga berlebihan, padahal nyatanya mereka tidak tahu bagaimana cerita aslinya dan bagaimana yang terjadi.

"Duh, bisa diem gak sih? Mulut lo semua gak capek apa ngoceh mulu dari tadi?" Venus berdecak kesal.

Tidak di kantin, tidak di koridor, tidak di lapangan, tidak di kamar mandi, semua orang selalu membahas hal yang sama! Membahas tentang masalah sahabat baiknya, Ghea.

"Cih, suka-suka kita salahin temen lo kenapa problematik!" Sahut para perempuan yang bergosip itu.

"Bukan temen gua yang problematik, lo aja yang gak tau berita asli, orang pinter gak akan pernah kemakan berita murahan," Venus membalas dengan angkuh, pasalnya yang menjawab itu adalah salah satu siswi berprestasi di sekolah.

"Kalau gua problematik, kenapa lo yang ribet? Harusnya gua dong? Perasaan gua sekolah juga gak heboh banget, lo kayaknya harus ngaca deh biar tau diri, lo bahkan lebih problematik dari gua," Ghea menjawab dengan tegas dan angkuh.

"Gua gak problematik, gua anak berprestasi di sekolah ini, penyumbang piala dan mendali terbanyak!"

Ghea memutar bola matanya malas, tangannya mencekal Venus saat gadis itu akan melabrak siswi yang adu debat dengan mereka.

"Orang hebat gak pernah ngakuin dirinya hebat, tapi di akuin oleh orang lain!"

•••

Kenan berdecak saat pak Bondan mengoceh lantaran dia tertidur di pelajaran guru tersebut, salah sendiri kenapa mengajar fisika Kenan mana paham pelajaran Albert Einstein dan Issac Newton itu.

Yang Kenan tahu adalah biologi yang membahas tentang tumbuhan dan makhluk hidup, kalau biologi Kenan sudah pro, tapi kalau disuruh hitung berapa jarak jatuhnya apel dari pohon, bergesernya meja atau berpindahnya bangku , gak dulu deh.

Kalau kata Kenan tu, "Ngapain sih meja geser dihitung? Kan gak dapat uang!"

"Kenan kamu dengerin saya gak?!" Pak Bondan berdecak kesal, kedua tangannya dipinggang dan salah satu tangannya mengelus kumis pendek dan tebalnya.

"Iya denger," jawab Kenan malas.

Kenan mana dengar apa yang diucapkan oleh pak Bondan, dia hanya sibuk mengocehi balik pak Bondan dalam hati.

"Bagus kalau kamu dengar, saya harap kamu gak tidur lagi di pelajaran saya atau nilai kamu di raport saya kosongkan!" Ucap pak Bondan lalu kembali kedepan dan menjelaskan kembali rumus kimia.

"Dasar guru kumis!"

•••

Setelah mata pelajaran pak Bondan tadi, sekarang mereka malah duduk didepan masjid sekolah sambil menunggu adzan Dzuhur berkumandang, berandal-berandal gini mereka masih taat sama agama dan kepercayaan masing-masing.

KENAN [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang