A Tale of Bara 4

5.2K 235 39
                                    

Warning! 17+
.
.
.
.
.

Ada apa dengan Randy?

Katanya ia tidak menyintaimu.... tapi apa ini? Rasanya aku siap mematahkan rahangnya saat pertama kali kudapati ia menciummu di kamarmu. Jelas-jelas ia berani memasuiki rumah pribadiku tanpa seizinku! Bajing*n!!

Kenapa?

Belum lagi kau pelaku marital rape!

Demi Allah... rasanya tanganku sudah gatal memukul kepalamu dan menginjak-i.njak juniormu itu!

Kau pikir aku tak tahu?

Kau menyelinap malam itu. Malam sebelum kau menikahi Qiara. Demi Tuhan... laknat kau!!

Walau samar, aku tahu aroma ini. Aku yakin Yanti sudah bersusah payah menghilanhkan aroma ini dari kamarku. Terlebih dengan seprai yang diganti.

Apa...

Apa yang membuat Yanti luluh tak melawan dengan kegilaanmu?

Terbukti benar, kan?

Jam itu milikmu, sialan!

Aku sudah tak tahan ingin menghajarmu sampai mati!

Lagi...

Lagi dan lagi kau lakukan sesuka hatimu!

Kau menculikanya, bangs*t!

Kau memerkosanya di belakang mobilmu, kan?

Aku bisa lihat tisu yang berserakan itu.

Oohh... begitu rupanya...

Kau ternyata terobsesi padanya...

Bahkan juniormu tidak bisa berdiri di depan istrimu sendiri! Rasakan kau!

Tapi cukup... cukup kau menyentuhnya... ini terakhir kali kau menyentuhnya di hotel ini...

"Kamu ngapain malam-malam disini?! Masih ada Randy di lantai ini juga!" Sergah ku yang mau tak mau menarik Yanti untuk masuk ke dalam kamar.

Kami terdiam di balik pintu kamar. Aku memalingkan wajah tak berani menatapnya. Bagaimana aku bisa memalingkan wajah? Siang tadi saat kutemukan kau dan Randy bersama aku tak bisa melupakan keadaanmu.

Hanya berbalut selimut.

Mata dan pipimu basah air mata.

Pundak kecilmu terbuka pertama kalinya di hadapanku.

Belum lagi hickey yang tergambar jelas di pundak hingga lehermu.

Sungguh.

Mungkin kalau tak ada siapa pun, aku yang akan ganti menerkammu tadi.

Aku sungguh bajing*n, bukan?

Tapi mataku kini menatap apa yang tengah ia bawa.

"Itu apa?" Aku bertanya tentang barang yang Yanti bawa. Segera saja barang itu Yanti majukan ke depan ku. Aku yang melihat bahwa itu adalah jas yang tadi ia pinjamkan segera mengambilnya dari tangan Yanti dan tersenyum.

"Bisa kamu kembalikan besok kok. Atau nanti saat kita di rumah." Ucapku lembut.

Mataku sebisa mungkin tidak melihat bekas hickey yang mulai berwarna gelap dan ada yang membiru tersebut. Aku yakin, karena menginap di hotel, ia tak menduga akan mendapatkan perlakuan bejat suaminya. Ia tak memperhitungkan pakaian yang dibawanya.

Tapi saat ku menatap lehernya, mataku beralih menangkap wajah Yanti yang seakan menahan sakit. Sejenak kuangkat jemariku ingin menyentuh pipi Yanti, sebelum...

Hanya Ingin Bahagia (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang