Aku masih memandangi ketiga orang di depanku. Lisa, Randy dan Qiara.
"Eh, kawanmu tempo hari itu kawan SMA ya? Tanya Qiara pada Lisa.
"Ya... dia kawan SMA aku. Orangnya baik, asik juga." Ujar Lisa sambil menyeruput minumannya.
Mendengar itu aku melihat Randy hanya mendengus. Kami pun menatap Randy hampir bersamaan.
"Keknya Randy dari awal gak suka banget ya sama Yanti." Ucap Lisa. Kembali aku mengingat perjumpaan pertama kala itu. Aku segera menyenggol kaki Randy di bawah meja.
"Kisah hidup dia kasihan lho." Jelas Lisa lagi. Kini Qiara yang mulai tertarik. Ia memberikan gesture seakan ia mendengar dengan seksama.
"Dia dari keluarga broken home. Ibunya di Jedda jadi TKW dan menikah disana. Kalau bapaknya sudah dari SMA gak ketemu. Neneknya juga meninggal. Sedari kuliah pontang-panting buat bertahan hidup." Mata Lisa menyorotkan kesedihan. Oke. Drama. Pandai juga si janda setan itu mempengaruhi tunanganku
"Dan berapa banyak uang yang sudah lo gelontorkan buat 'sahabat' lo itu?" Ejek Randy tak mau kalah. Aku mendelik menatapnya. Sedang Qiara kulihat hanya menyikut lengan Randy dengan sedikit hentakan.
"Lho... ini logis lho. Coba kita telaah. Seorang Veronica Arlisa Hendrawan berteman dengan seseorang yang bukan apa-apa. Gak kebayang berapa tahun dan berapa banyak uang yang lo sumbangin ke dia." Sarkas Randy sambil memotong steaknya. Mengunyah perlahan tanpa memerdulikan mata kami yang memandangnya.
"Dia bukan tipe orang yang memanfaatkan. Dia kuliah sambil jual nasi uduk sama neneknya, juga kerja di minimarket kampus pulang kuliah. Bahkan pernikahan yang sudah berjalan 6 tahun saja kndas karena suaminya mau poligami untuk dapat keturunan." Lisa memandang lurus ke arah Randy. Ia seakan menjelaskan dulu kepada kawannya itu karena yang lain tak begitu protes. Baiklah. Sinetron ala indonesia sekali. Jadi itu alasannya mendekati Om Alif, benar-benar rubah.
"Termasuk tabah ya..." tambah Qiara.
"Katamu kemarin dia sudah nikah kan?" Qiara kembali memandang Lisa. Tapi kutangkap reaksi gadisku itu berwajah muram.
"Iya... sudah sih..."
"Lho kok reaksimu begitu?" Qiara bertanya lagi, penasaran. Kulihat Lisa hanya tersenyum tipis.
"Gak apa... cuma aku kurang setuju aja dengan pernikahannya yang ini..." ucap Lisa seolah mengetahui sesuatu.
Ya... ya... ya...
Mengadu rupanya. Memangnya apa yang tiba-tiba membuat Lisaku itu tak menyetujui suami si Janda sial? Bahkan tunanganku saja tidak tahu kan kalau Randy itu suaminya.
Miris.
Memang janda laknat kau!
Bisa juga ia memecah belah kami.
"Jangan ikut campur urusan rumah tangga orang sayang. Aku nggak mau konsentrasimu pecah hanya memikirkan urusan temanmu itu." ujarku sambil menyetir mobil.
Kami sudah selesai makan malam. Melihat gelagat Randy yang berwajah masam, aku bertaruhia pasti akan adu mulut lagi dengan janda sial itu.
"Aku Bukannya mau ikut campur mas Al.. aku hanya nggak mau Yanti mengulang nasibnya yang sama seperti dulu."
Aku menyeringai. Nasibnya yang dulj? Nasib kish sinetronnya? Habis slberapa series? Atau malah diangkat ke layar lebar?
"Aku dulu yang mendorong Yanti untuk menerima lamaran dari Ridwan, melihat perlakuan Ridwan dan keluarganya terhadap Yanti aku benar-benar merasa bersalah. Aku seolah-olah sudah menjerumuskan sahabatku sendiri ke tangan orang yang salah. Memang benar Ridwan mencintai Yanti. Tapi setelah bertahun-tahun mereka bersama, dan tidak memiliki momongan, terlebih gagalnya bayi tabung, Semua terlihat begitu menyedihkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Ingin Bahagia (TAMAT)
Ficción GeneralYanti adalah seorang janda yang sudah bercerai dengan suami pertamanya dikarenakan belum memiliki momongan. Dirinya dianggap mandul dan tidak sanggup bila suaminya ingin menikah lagi. Satu tahun setelah perceraian, Yanti ahirnya menemukan hidup nya...