Qiara yang baru saja pulang dari luar kota langsung menuju kediamannya dengan Randy. Ia begitu lelah dan memutuskan untuk yak langsung menemui Shelomita dan membawa beberapa hadiah untuk adik iparnya tersebut yang baru saja melangsungkan pertunangan yang dengan berat hati harus ia lewatkan.
Melihat sedan mewah Randy yang sudah terparkir dengan apik membuat Qiara tersenyum. Setelah memastikan pagar terkunci, ia segera memasuki rumah. Langsung saja ia menuju ke lantai atas dimana kamarnya dan Randy berada. Tubuhnya yang lelah akan begitu segar bila ia bertemu dengan shower dan mandi di bawah guyuran air dingin.
Membuka pintu kamar tak didapati suaminya disana. Seketika Qiara mengernyitkan dahi. Seingatnya hanya tiga kamar dirumah itu. Suaminya tak ada di kamar utama. Masih memegang tasnya Qiara beralih ke ruang pribadinya. Nihil. Tak juga ia temukan suaminya. Seingatnya Randy juga tak ada di lantai dasar saat ia masuk.
Perlahan Qiara menuruni tangga. Ia melintasi dapur dan melihat ke taman samping, beeharap suaminya disana menyiram tanaman atau sekedar menyabut rumput. Tak juga sosok itu ia temukan. Lantas ia segera merogoh ponselnya dan menekan nomor suaminya.
Suara ponsel Randy terdengar. Qiara terdiam beberapa saat di taman samping tersebut. Ia jelas mendengar suara ponsel Randy. Matanya beralih pada kaca jendela tak jauh dari dirinya. Ia dekati jendela itu, ia dekatkan telinganya. Benar. Suara ponsel suaminya lah yang berbunyi. Tak juga diangkat, Qiara segera mematikan dan semakin menempelkan telinganya penuh rasa penasaran.
"...Yanti... terus... cuma kamu yang buat aku puas..."
Qiara menutup mulutnya dengan kedua tangannya yang langsung gemetar. Ia begitu terkejut mendengar desahan sang suami di dalam kamar yang ia tahu selalu terkunci tersebut.
Ia dekatkan lagi telinganya. Ia sungguh tak menyangka bahwa Randy tega menyelingkuhinya dengan membawa masuk perempuan ke dalam rumah mereka. Sedangkan dirinya yang sudah dua bulan lebih menikah belum pernah disentuh oleh suaminya.
Air mata Qiara menetes. Sebisa mungkin ia menahan diri dan martabatnya agar tak mendobrak pintu itu. Kaki Qiara melemas untuk sekedar melangkahkan kakinya kembali menuju dapur dan menutup pintu.
Ia melangkah persis di balik tembok dapur.
"Berengsek..." lirih Qiara. Dengan kasar ia hapus air matanya dari pipinya yang putih itu.
Tak lama sosok Randy keluar dari ruangan itu. Hanya memakai training dan bertelanjang dada. Qiara amati dengan seksama menunggu hingga perempuan yang Randy simpan di ruangan itu keluar. Tapi nihil. Randy justru mengunci pintu tersebut dan menggantungnya di balik pigura fotonya.
Qiara terdiam. Ia tahu sekali ruangan itu hanya kamar tamu dan tak memiliki akses kamar mandi. Jadi bagi Qiara apa mungkin bila Randy justru mengurung wanita simpanannya di dalam sana.
Memastikan Randy menuju ke atas dan terdengar suara shower, Qiara langsung mengambil kunci dari balik pigura tersebut. Pikirnya ia masih punya waktu untuk melihat apa yang disimpan suaminya hingga ruangan itu selalu terkunci.
KLAK
Begitu pintu terbuka, aroma ruangan langsung menusuk penciuman Qiara. Tak ada apa-apa disana. Hanya tempat tidur kosong, sehelai pakaian dan tisu yang berserakan.
Qiara tutup pintu itu. Dengan jemari gemetar, ia angkat tisu yang sudah tergulung itu. Ia terhenyak seketika dan melempar tisu tersebut jauh darinya. Bahkan dirinya lebih terhenyak ketika ia mendapati sehelai pakaian wanita yang diyakini itu bukanlah miliknya. Dirinya langsung terperosok ke lantai saat ia melihat dengan jelas cairan yang sangat ia yakini berasal dari suaminya.
Qiara nyaris memuntahkan isi perutnya. Ia begitu mual dengan aroma ruangan ini. Kini ia paham. Suaminya bukanlah seorang gay maupun impotent. Suaminya tak bisa berhubungan suami istri dengannya karena kelainan yang dimiliki oleh suaminya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Ingin Bahagia (TAMAT)
Ficción GeneralYanti adalah seorang janda yang sudah bercerai dengan suami pertamanya dikarenakan belum memiliki momongan. Dirinya dianggap mandul dan tidak sanggup bila suaminya ingin menikah lagi. Satu tahun setelah perceraian, Yanti ahirnya menemukan hidup nya...