✧ 12 ✧ Glenn

79 4 1
                                    

✧ H E L E N A ✧

12. GLENN

Siang menjelang sore, di dalam mobil Alya warna putih itu hanya ada mereka berdua. Sepasang kekasih. Bersembunyi dari ramainya siswa-siswi MHS yang lalu-lalang, meninggalkan sekolah untuk pulang ke rumah.

Baru mendudukkan pantat di jok mobil, cowok di samping Helena segera memeluknya erat. Dagunya diletakkan di pucuk kepala, sesekali mencium kecil. Menghirup aroma rambut Helena yang bercampur aroma panas matahari.

"Gue bau asem, Glenn," ujar Helena seraya hendak melepaskan pelukan Glenn.

Namun, cowok itu tak mengindahkan. Malah mengeratkan pelukannya pada sang kekasih. "Gue tetap sayang kok, Hel."

Helena tertawa kecil. "Geli, ah." Kemudian, balas memeluk Glenn dengan sama eratnya.

Keduanya mempertahankan posisi itu selama tiga menit lebih. Merasa nyaman. Bahkan, Helena yang menyandarkan kepala di dada Glenn merasa mengantuk. Mungkin akan ketiduran kalau berpelukan lebih lama lagi.

"Kok bisa tiba-tiba ke Bandung?" tanya Helena setelah kedua saling melepas dekapan.

"Bisa, dong! Surprise! Mumpung gue nggak ada kelas hari ini dan ...." Glenn menggantung ucapannya. Kemudian, berbisik lirih, "Hari ini anniversary satu tahun kita."

Helena membekap mulutnya, matanya melotot. Meskipun tidak kelihatan bibirnya, Glenn tahu kalau gadis itu tersenyum sambil membuka mulut. Bisa dilihat dari kerutan-kerutan di pipi.

"Oh, iyaa ya! Gue lupa!" seru Helena, melepas bekapan mulutnya sendiri.

"Tuh kan, udah gue duga," balas Glenn. Wajahnya sedikit cemberut.

Helena memeluk lengan kekar Glenn dari samping, serta menyandarkan kepalanya. "Sorry deh ... gue beneran lupa, Glenn."

"Iya, nggak papa. Lo pasti sibuk banget di sekolah baru, sibuk beradaptasi," ujar Glenn memaklumi sambil mengusap rambut Helena. "Gue juga keingetnya pas udah siang, langsung ke sini aja deh."

Helena menegakkan tubuhnya sambil tersenyum. "Berarti udah ke rumah?" Yang dimaksud adalah rumah Helena.

"Udah tadi. Mama Arana lagi sibuk nyiapin arisan buat sore ini. Gue ikut bantuin dikit-dikit," jawab Glenn.

"Sip, makasih yaa."

Di antara Helena, Zelda, Glenn dan Brian, mereka saling memanggil orang tua yang lain dengan sebutan Mama Papa. Menunjukkan kalau keluarga mereka begitu akrab walau tidak ada hubungan darah. Persahabatan antara orang tua mereka benar-benar abadi.

Semoga saja ... akan terus seperti itu ke depannya. Tidak ada masalah, tidak ada konflik yang berarti. Semoga saja.

"Kalo Mama Raya sama Papa Grevan sehat?" tanya Helena.

"Sehat, kok. Bisnis tour and travel Papa lagi berkembang pesat, Mama sampe bantuin buat ngurus," jawab Glenn. "Zelda sama Bang Brian juga sehat, Zelda udah dapet temen baru. Pacarnya Bang Brian."

"Hah? Bang Brian punya pacar?" Helena terkejut sekaligus senang. "Sama siapa dia?"

"Temen sekampus katanya, namanya Biana." Glenn bersemangat menceritakannya. Karena Helena jauh dari mereka, Helena tak akan tahu jika tidak diceritakan.

HELENA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang