✧ 14 ✧ Is This a Dating?

64 4 0
                                    

✧ H E L E N A ✧

14. IS THIS A DATING?

Gerakan demi gerakan dilakukan dengan baik oleh seluruh anggota Starlight Cheerleader. Semuanya tampak lincah dan sangat bersemangat, walau hari sudah menjelang petang. Mentari sudah hampir tenggelam.

Dari sini, siapapun bisa menyimpulkan bahwa tidak semua orang layak untuk masuk ke Starlight Cheerleader. Seleksinya begitu sulit, hanya dipilih sepuluh di antara ratusan. Dan pilihan Mrs. Vallen serta Caitlin tidak pernah salah—mata mereka jeli dalam menilai bakat.

Sudah sulit, gerakan yang diperagakan sudah sulit. Namun indah. Apa lagi gerakan yang mengangkat-angkat orang, seakan-akan dilemparkan ke atas sana. Yang pastinya butuh ketepatan agar tidak menimbulkan bahaya.

Tiga puluh orang jumlahnya, dari tiga angkatan. Caitlin memang hebat dalam membuat gerakan yang seindah itu, serta mengkoordinasikan semuanya dengan baik. Meski dibantu oleh The BS, tetap Caitlin yang terbaik.

"Good job, girls!"

Bahkan, Mrs. Vallen mengakui itu. Sangat-sangat bangga pada Caitlin serta anggota Starlight Cheerleader yang lainnya. Selama lebih dari tujuh tahun menjadi pembina ekstrakurikuler itu, tahun dengan Caitlin sebagai Leader adalah yang terbaik. Selalu membawa piala-piala untuk MHS.

Maka dari itu, Mrs. Vallen tak mau mengubah organisasi Starlight Cheerleader. Sejak ia menyadari bakat Caitlin, ia menunjuk gadis itu menjadi Leader dan itu keputusan yang tepat. Sejak Caitlin kelas sepuluh, sampai sekarang.

Barisan cheerleader dibagi menjadi tiga dengan gerakan yang seirama dengan musik. Senyum-senyum mengembang, tampak bersemangat, keringat membanjiri seluruh tubuh. Dua baris ada di pinggir-pinggir untuk melakukan gerakan yang sama, kompak. Satu barisnya ada di tengah.

Caitlin serta The BS ada di barisan tengah. Karena mereka adalah The Brightest Star, bintang paling terang yang selalu ditonjolkan. Tentu saja yang menjadi Flyer adalah Caitlin, ia berada di paling tengah dan diangkat-angkat oleh yang lain.

Padahal tubuhnya cukup berisi dan tinggi. Tapi tidak jadi masalah jika dilakukan bersama-sama, akan menjadi ringan.

Tiba-tiba saja, seseorang di sisi Helena terjatuh. Langsung terduduk di atas lapangan berumput dan meringis kesakitan. Tangannya memegangi pergelangan kaki, sepertinya terkilir.

Mrs. Vallen yang tak jauh dari speaker pun mematikan musik pengiring. Membuat semua gerakan langsung berhenti dan menyadari situasi. Gadis yang jatuh itu menjadi pusat perhatian.

"Are you okay?" tanya Caitlin menyibak kerumunan.

Helena ingat gadis itu, namanya Queenie. Dia pernah bertanya pada Caitlin saat latihan, saat itu juga ia menyebutkan nama.

Queenie meringis kesakitan, masih memegangi pergelangan tangannya dengan lemah. Tidak kuat. Sudut matanya juga mengeluarkan air mata. Hanya sedikit, namun semua orang pasti bisa melihatnya.

"Kayaknya kaki gue terkilir," ucap Queenie.

Mrs. Vallen yang sampai di tengah lapangan pun jongkok, memeriksa sekilas kondisi Queenie. Pergelangan kaki itu tampak memar.

"Kita akhiri latihan hari ini," putus Mrs. Vallen kemudian. Lagi pula, sudah waktunya mereka pulang. "Kamu bisa bawa dia ke dokter, Queenca?"

Caitlin mengangguk cepat. "Bisa, Mrs."

Mrs. Vallen mengarahkan pandangannya pada Queenie. "Tidak apa-apa kalau saya pulang duluan?"

Queenie menjawab dengan anggukan singkat. Ia masih kesakitan dan harus ditangani.

HELENA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang