✧ 6 ✧ Hari Seleksi

91 4 1
                                    

✧ H E L E N A ✧

6. HARI SELEKSI

Helena keluar dari kamar ganti menggunakan setelan sport-nya. Legging ketat hitam dan kaos putih polos. Helena juga memakai tanktop di dalamnya. Barangkali ia akan sering-sering mengangkat tangan, maka perutnya tidak akan kelihatan.

Selain itu, Helena memakai kardigan rajut yang diberikan oleh Tante Ratih. Ia tidak terlalu nyaman karena kaos putihnya lumayan ketat di bagian dada. Maka, ia akan memakai kardigan itu dan melepasnya di lapangan nanti.

Dari pintu sebelah, muncul Kaylee yang berpenampilan agak terbuka. Legging-nya sama seperti Helena-hitam ketat. Atasannya ia hanya memakai bra sport warna hitam juga, dengan sedikit corak putih. Menampilkan sempurna lekuk tubuhnya yang sempurna.

"Gue nggak sabar!!" pekik Kaylee seraya berjingkrak.

Helena tersenyum, ikut senang dengan ke-antusiasan Kaylee. "Seleksinya susah nggak ya?"

"Nggak," jawab Kaylee mantap. "Dari yang sebelum-sebelumnya, seleksinya bebas. Kita bebas mau nampilin gerakan apa aja, semacam yel-yel. Nanti ... mereka yang akan nilai."

"Yang dinilai berarti kelincahan?"

"Yap. Dan juga semangat sih, tentunya," ucap Kaylee. "Udah, tenang aja. Lo pasti bisa kok."

"Kita," ralat Helena. "Kita pasti bisa."

Setelah mengatakan itu, keduanya keluar dari ruang ganti dengan saling rangkul. Helena merasa cocok dengan Kaylee. Gadis itu tak jauh berbeda dengan Zelda-periang dan cantik. Semoga tidak ada yang membuat Kaylee sedih. Terlalu disayangkan.

"Gue ke toilet dulu ya, Hel. Lo duluan aja ke lapangan," ujar Kaylee.

Helena langsung menggeleng. "Gue tunggu lo aja. Ntar ngang ngong ngang ngong lagi di sana, nggak kenal siapa-siapa."

"Yaa lo duduk di tribun dulu kan bisa," balas Kaylee. "Gue bakal agak lama soalnya."

"Mau berak ya lo?" tebak Helena.

"Sialan! Nggak usah diperjelas juga kali!" kesal Kaylee. Namun, ujungnya ia tertawa juga.

Helena juga ikutan tertawa singkat. "Ya udah, gue ke lapangan dulu. Takut baunya sampe luar toilet."

Setelah mengatakan itu, Helena langsung berlari menjauhi Kaylee. Tak menghiraukan temannya yang berteriak kesal setelah itu.

"Bener-bener sialan lo ya, Hel!" teriak Kaylee.

Helena tertawa dalam larinya. Ternyata, Kaylee asik juga kalau diledek. Apa lagi ia gampang bad mood, gampang kesal, tapi tidak baperan sama sekali. Menggemaskan dalam waktu yang bersamaan.

Belum sampai lapangan dan masih dalam posisi berlari, sebuah tangan cowok menarik bagian kerah kardigan sekaligus kaosnya. Kasar. Sampai tubuhnya sedikit terangkat sebelum akhirnya punggungnya membentur dinding yang keras-di samping art room.

Sudah jelas kalau jam pulang sekolah sudah berlalu. Sekolah sudah sepi dan sebagian besar ekstrakurikuler dilaksanakan di lapangan, indoor maupun outdoor. Sekitar art room juga hanya ruang-ruang kelas dan dekat dengan kantin belakang.

"Apa-apaan sih lo?!" bentak Helena dengan murka. Ia segera berdiri tegak untuk melihat lawannya, melawan rasa sakit di punggungnya.

"Lepas kardigan lo!" ujar cowok itu balas membentak.

Plak!

Tamparan Helena mendarat di pipi kanan cowok itu, meninggalkan warna merah pada kulit. Cowok kurang ajar! Helena hanya bisa menatap penuh amarah dan kekesalan.

HELENA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang