✧ 16 ✧ Fifteen Girls

69 2 0
                                    

✧ H E L E N A ✧

16. FIFTEEN GIRLS

Cowok dengan botol minuman di tangannya itu duduk, menempati sebuah kursi kosong di kantin belakang. Pandangannya tampak melamun saat ia bergabung dengan teman-temannya di sana.

"Ajarin gue nembak cewek," ujarnya kemudian.

"Uhuk uhuk!"

Semua teman-teman W-Wolf nya jelas terkejut. Felix yang sedang meneguk es teh sampai terbatuk-batuk karena tersedak. Bahkan Mbok Jum menjatuhkan kanebo buluk yang ia gunakan untuk mengelap kaca samping.

"Lo mau nembak siapa anjir?!" ujar Frank.

"Ada lah," jawab Grey sekenanya. Ia tak ingin pamer dulu sebelum resmi pacaran.

"Cewek?" tanya Felix.

Frank menoyor kepala Felix dengan keras, sampai kepala kembarannya itu terlempar. "Bego! Ya cewek lah. Jomblo-jomblo gitu, Grey masih normal kali."

Grey menghela napas. Kemudian, ia menatap Arion dengan penuh harap. Membuat cowok kalem itu terlihat tertekan.

"Lo yakin minta ajarin gue soal begituan?" tanya Arion.

Felix dan Frank tertawa bersama, terdengar renyah. Mereka tak bisa membayangkan kalau Arion memberi saran soal pacaran. Dia kan seumur hidup belum pernah dekat dengan makhluk bernama perempuan.

Sama seperti Grey. Bedanya, Grey lebih mending karena ia punya adik cewek. Ia jauh lebih baik dari siapapun kalau soal me-ratu-kan cewek.

"Gini gini, menurut gue ... lo harus pake cara yang unik dan heboh biar berkesan di hati calon pacar lo itu," ucap Frank. "Dia sekolah di MHS juga kan?"

Grey mengangguk membenarkan.

"Lo bisa nyanyiin dia lagu lewat mikrofon pengumuman, dari ruang BK terus nembak dia. Bisa juga lo pake toa di depan kelasnya, bilang sepatah dua kata sambil kasih bunga. Atau bisa juga lo bikin spanduk yang gede dengan tulisan 'Be mine?', terus pasang di deket kelas dia."

Tiba-tiba, datang cowok dari dalam kantin belakang yang langsung menjitak kepala Frank. "Kampret lo, Frank! Lo nyesatin Grey itu namanya. Cewek mana suka sama yang begituan."

Adalah Geri, penakluk cewek cewek MHS yang terkenal. Dia memang tidak blasteran bule-bule seperti yang lain. Dia Indonesia tulen tapi justru itu pesonanya. Ia sangat menarik dan terkenal romantis.

"Nah, mari kita dengarkan saran dari peternak bidadari ini," ucap Felix, kemudian bertepuk tangan menyambut Geri.

Geri berbangga hati, menepuk dadanya dua kali dengan wajah songong.

"Yang bener kalo kasih saran," ucap Grey. "Gue serius nih."

"Gue juga serius, dengerin gue baik-baik." Geri berdehem sebelum memulai. "Yang pertama dan yang paling penting, lo harus pastiin cewek yang mau lo tembak punya perasaan sama lo. Nggak harus perasaan yang muluk-muluk, cukup dia tertarik sama lo .. maka lo beruntung. Mau lo pake cara apa pun, di mana pun, kapan pun lo nembak dia, banyak kemungkinan dia bakal nerima."

"BETUL!" sahut Frank dan Felix bersamaan. Felix dengan mengacungkan ibu jarinya.

"Kedua, lo harus perhatiin karakternya. Kalo dia tipe yang 'cewek banget', kemungkinan besar dia suka hal-hal romantis. Lo bisa tembak dia lewat dinner yang romantis, atau bawa dia ke tempat wisata santai bertemakan keindahan alam. Apalagi kalau senja-senja. Behh! Lo pasti diterima. Dan kalo dia tipe yang agak tomboy dan petakilan, dia bakal suka cara yang heboh. Kayak yang Frank bilang tadi contohnya."

HELENA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang