✧ 22 ✧ Collapse Back

65 2 1
                                    

✧ H E L E N A ✧

22. COLLAPSE BACK

Detik demi detik, menit demi menit pun berlalu. Waktu sudah menunjukkan pukul satu dini hari kurang sepuluh menit. Kedai kaki lima yang tadinya sudah ramai itu pun bertambah ramai.

Zevan mengajak Helena untuk menyudahi acara malam ini dan kembali ke MHS. Ia terlihat benar-benar tidak mau kalau Helena sampai terlambat. Makanya ia tak masalah waktunya bersama Helena berkurang.

Dia cowok baik-baik dan memang perhatian. Helena bersyukur mendapat 'pasangan satu jam' seperti Zevan. Besok-besok, ia akan menyapa jika bertemu cowok itu lagi.

"Besok-besok jangan lupain gue loh, ya!" ujar Zevan seolah bisa membaca pikiran Helena.

"Tenang aja, ntar gue sapa kok kalo ketemu di sekolah," sahut Helena sambil memakai helm.

"Cuma disapa doang?" tanya Zevan.

"Ya mau apa lagi? Sapa sambil jedotin pala lo ke tembok gitu?" Helena kesal-kesal gemas dengan Zevan.

Cowok itu pun tertawa. "Minim traktir es teh kantin lah."

"Idih! Yang tadi aja kita bayarnya masing-masing, gue nggak punya utang sama lo ya," balas Helena.

Zevan mendorong dahi Helena dengan telunjuknya. "Lo yang nggak mau dibayarin dan gue nggak pinter bujuk-bujuk cewek."

Helena tertawa kecil. Kemudian, keduanya naik ke atas motor untuk segera menuju ke MHS. Kali ini, Zevan tidak mengebut karena jaraknya dekat dan waktunya tidak mepet.

Dengan itu, Helena menyempatkan membuka ponsel di perjalanan. Tadi ia merasa ponselnya bergetar saat masih di kedai. Namun, Helena mengabaikannya karena tidak enak hati dengan Zevan.

Dan betapa terkejutnya ketika Helena membaca chat-chat yang masuk ke ponselnya. Jumlahnya ada banyak, semuanya ia dapatkan dari Kaylee.

Kaylee:
| Hell!
| Tolongin gue!
| Please jemput gue sekarang!
| Greon mau macem-macem ke gue, Hel!
| Jemput gue di Jl. Raya Kenanga!
| Please! Help Me!
| Hel!
| Helena!

Baru saja Helena hendak meminta pada Zevan untuk menepikan motor, motor itu sudah diberhentikan lebih dulu. Rupanya mereka berdua sudah sampai di gerbang MHS.

Helena segera turun dari motor, serta memberikan helm dan jaket milik Zevan. Tangannya yang memegang ponsel gemetar, ia harus segera memastikan keadaan Kaylee setelah Zevan pergi.

"Makasih ya," ucap Helena. Raut wajahnya jelas berbeda, sudah tidak seceria yang tadi.

"Sama-sama," balas Zevan. "Gue pulang dulu."

Helena mengangguk singkat. "Hati-hati."

Tepat ketika motor Zevan melaju meninggalkan MHS, Helena menelepon Kaylee. Satu kalinya, ia tidak mendapat jawaban. Detak jantungnya sangat cepat, ia tidak mau ada hal buruk yang terjadi.

Mencoba lagi, Helena mendapat jawaban dari Kaylee saat menelepon kedua kalinya. Sahabatnya itu mengangkatnya.

"Lo di mana?" tanya Helena dengan cepat.

"Rumah."

Tut.

Telepon terputus setelah satu kata yang diucapkan oleh Kaylee itu. Sudah jelas kalau Kaylee marah dengan Helena. Namun di satu sisi, Helena juga lega karena berarti Kaylee sudah aman di rumahnya.

Helena pun masuk ke gedung MHS, kembali menuju ke lapangan indoor. Dalam hati, ia memiliki niat untuk mampir ke rumah Kaylee pulang dari sini.

Sesampainya di tempat tujuan, semua orang yang ada di sana memberinya tepuk tangan. Begitu pun dengan Mia yang sudah berada di sana lebih dulu. Apakah ini berarti ... hanya ia dan Mia yang lolos di pengukuhan ini?

HELENA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang