✧ 23 ✧ Satu Permintaan

65 3 1
                                    

✧ H E L E N A ✧

23. SATU PERMINTAAN

Hari ini terasa sangat buruk bagi Helena. Ia merasa kesepian dan kehabisan cara untuk membujuk Kaylee yang masih marah. Bahkan, gadis itu tidak mau duduk dengan Helena lagi.

Saat baru berangkat sekolah pagi tadi, Kaylee sudah menempati bangku kosong di paling belakang. Sendirian. Meninggalkan Helena yang juga sendirian.

Tatapannya juga sebal kepada Helena. Yang lebih parah lagi, Kaylee tidak mau berbicara sepatah kata pun. Meski sudah jelas-jelas Helena berbicara kepadanya. Tidak seperti tadi malam yang masih mau marah-marah.

Bagi Helena, mendengarkan Kaylee marah-marah jauh lebih baik dari pada didiamkan seperti ini. Bingung. Helena tidak tahu harus bagaimana.

Di jam istirahat pun, Kaylee tidak menyahut ketika Helena mengajaknya ke kantin. Gadis itu hanya diam saja sambil meletakkan kepalanya di atas meja. Memalingkan wajah dari Helena.

Helena menghembuskan napas, parah. Kemudian, ia teringat dengan sesuatu. Dengan langkah cepat, ia segera keluar dari ruang kelas dan mencari seseorang.

"Mau ke mana lo, Hel?" tanya Grey yang kebetulan melintas di depan kelas Helena.

Wajah Helena seketika berseri ketika matanya melihat Grey. Ia akan memanfaatkan kesempatan ini.

"Lo bisa temenin gue? Lo kenal Greon anak MHS Basketball?" tanya Helena bertubi-tubi.

Helena jelas anak baru di sini. Walau pun pernah bertemu Greon sebelumnya di kantin—saat ia sedang bersama Kaylee, ia tetap merasa segan. Helena butuh teman.

"Hah?" Grey terkejut, tentu. "Gue nggak berurusan sama atlet-atlet, Hel."

"Arghh!" Helena terlihat frustasi. Ia sampai mengacak-acak rambutnya hingga berantakan.

"Heh! Jangan diacak-acak gitu! Berantakan rambut lo," ucap Grey seraya menghentikan gerakan tangan Helena. Cowok itu juga sempat merapikan kembali  rambut Helena.

"Gue bingung banget tahu nggak?!"

Bingung, kesal, marah, sedih dan kesepian bercampur menjadi satu. Helena mendudukkan dirinya di bangku panjang yang ada di depan kelasnya. Sedangkan Grey masih tetap berdiri.

"Kenapa sih?" tanya Grey.

"Pokoknya temenin gue ketemu Greon dulu, Greyy!" ujar Helena sedikit memaksa. "Gue nggak berani sendirian."

Grey tersenyum miring, misterius. "Oke, gue temenin. Tapi nggak gratis."

"Iyaa ayo! Lo ntar boleh minta apa aja ke gue," sahut Helena dengan cepat.

Grey tersenyum puas. Senyum yang sangat lebar dan penuh misteri. Membuat Helena tersadar dengan ucapannya yang tadi.

Helena mematung. Kini, ia tambah bingung karena sudah menciptakan kebingungan baru. Bagaimana tidak? Ia salah mengatakan kalimat tadi.

Grey pasti akan minta yang macam-macam.

"Ayo ayo ayoo!" ajak Grey.

HELENA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang