EPILOG

2 0 0
                                    

Lima belas gadis memasuki lapangan sepak bola yang sangat luas itu. Rumputnya indah dan teratur, berstandar internasional. Tepuk tangan terdengar dari seluruh orang yang ada di tribun, pun sorak-sorai menyemangati. Mereka semua dari berbagai negara, berkumpul di Singapura untuk International Football High School.

Musik mulai terdengar dari sound-sound besar yang dipasang di seluruh sudut lapangan. Menggelegar hingga ke luar stadion itu. Wajar lah kualitas sound-nya juga bagus, jernih pula. Bass-nya sangat jelas dan terasa menjedag-jedug jantung.

"Five, six, seven, eight!" seru leader Starlight dengan nyaring, memberi aba-aba kepada Fifteen Girls yang sudah di formasi masing-masing, untuk memulai gerakan.

Mereka mulai bergerak ke sana kemari mengikuti musik. Sangat lincah dan bersemangat, dengan doa dalam hati, "Semoga tidak ada kesalahan."

Tidak ada yang dapat mengalahkan mereka dalam segi kelincahan. Juga wajah-wajah yang tersenyum manis itu, seolah tidak ada pegal-pegalnya karena tidak berhenti tersenyum. Itulah yang terjadi kalau kalian suka dan bakat melakukan sesuatu.

Akan menjadi ... sangat menakjubkan!

"STARLIGHT CHEERLEADER, MANA SUARAMUU?!!" Leader Starlight kembali berteriak. Terdengar keras walau tanpa toa, karena musik sudah diatur untuk berhenti sebentar dan penonton fokus pada penampilan mereka.

"YAAAA!!" teriak Fifteen Girls dengan semangat seraya mengangkat pompom tinggi-tinggi ke udara.

"SIAPA PEMBERI SEMANGATT?!!"

"KAMI PEMBERI SEMANGAT! KAMI PEMBERI SEMANGAT!" sahut Fifteen Girls lagi sambil melakukan gerakan ke kanan dan ke kiri. Tak lupa dengan pompom di kedua tangan yang divariasikan, menambah ramai penampilan.

"STARLIGHT CHEERLEADER! TUNJUKKAN AKSIMU!!" Setelah leader Starlight meneriakkan itu, musik kembali terdengar.

Kali ini, musiknya lebih bersemangat dan berbeda dengan yang tadi. Sebab, inilah pertunjukkan puncaknya. Mereka berpindah formasi dengan lincah, meliuk ke kanan dan ke kiri. Ada yang bersalto dan juga split. Mengombinasikan itu semua dengan gerakan-gerakan menjadi perpaduan yang spektakuler.

Semua orang di sana tidak bisa berkedip. Mereka tidak mau melewatkan satu detik pun pertunjukkan Starlight Cheerleader.

Apa lagi saat gerakan mengangkat flyer ke udara. Membuat seperti menara manusia yang seimbang, hanya bisa dilakukan oleh profesional yang sudah rajin melakukan latihan. Gerakan itu dilakukan beberapa kali. Naik dan diangkat, turun dengan melompat sambil memutar badan. Yang tentunya, ada bagian Fifteen Girls yang menangkap flyer

Hingga di akhir pertunjukan, menara manusia yang dibentuk lebih tinggi. Mencapai tiga tingkat dengan leader Starlight berada paling atas. Tepat setelah leader Starlight itu mengangkat kedua tangannya yang memegang pompom ke udara—tegak lurus, musik berhenti.

Pertunjukkan selesai, tidak terlalu cepat ataupun terlalu lambat dengan musiknya. Tepat, akurat dan tanpa kesalahan. Gerakan mereka benar-benar lincah.

Penonton sampai bengong sebentar karena terkagum-kagum dengan penampilan Starlight Cheerleader itu. Jeda beberapa detik sebelum akhirnya kesadaran mereka kembali, lantas bertepuk tangan dengan sangat meriah.

ICU juga tersenyum. Sepertinya, Starlight Cheerleader akan mendapatkan gelar cheerleader terbaik di dunia tingkat high school lagi tahun ini.

Setelah itu, di luar lapangan, wanita muda yang berumur sekitar dua puluh lima tahun itu bersorak menyambut Fifteen Girls. Gadis-gadis itu baru saja masuk ke ruangan di dalam stadion, tempat para cheerleader berkumpul. Ruangannya cukup luas, apa lagi atlet-atlet juga ada di ruangan yang terpisah.

HELENA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang