✧ 25 ✧ Felicity

72 4 3
                                    

✧ H E L E N A ✧

25. FELICITY

Sore ini—untuk kesekian kalinya, Mrs. Vallen mengadakan latihan untuk Fifteen Girls dan Starlight Cheerleader. Latihannya berbeda, terpisah, tapi tetap di dalam satu lapangan yang sama. Lapangan sepak bola outdoor MHS.

Ah, sepertinya gerombolan Helena itu tidak bisa disebut Fifteen Girls lagi. Jelas, karena anggotanya sudah berkurang tiga orang; Sea, Aqila dan Kaylee. Apakah sekarang kita harus menyebutnya Twelve Girls?

No. Karena latihan yang bersamaan ini juga bertujuan untuk memilih anggota lagi. Untuk menjadi cheerleader yang menyemangati Lion MHS Football tingkat provinsi. Mereka akan terus menyeleksi, mengukuhkan, dan akhirnya mendapatkan yang terbaik.

Hanya yang terbaik yang pantas mendapatkan semua itu.

Begitu pun Helena, ia tetap mengikuti latihan dan bertahan di Fifteen Girls. Sekalipun Kaylee tidak ada bersamanya. Tidak lagi bertegur sapa di kelas, bahkan gadis itu menyatakan keluar dari Starlight Cheerleader.

Sangat disayangkan. Padahal, masuk ke ekstrakurikuler terbaik di MHS itu sudah menjadi impian Kaylee sejak dulu. Tapi ya ... Helena bisa mengerti juga. Bukan hal mudah untuk melalui semua ini dan ia akan mencari tahu lebih jauh, mencari bukti-bukti juga.

Gerakan demi gerakan dilakukan oleh Helena. Sendirian. Sedang berlatih mandiri menghafalkan gerakan-gerakan sebelum dilakukan bersama-sama dengan tim. Yang lain juga begitu, berusaha menghafal.

Kecuali Caitlin yang merupakan si pencipta gerakan. Ia duduk-duduk di tribun paling bawah lapangan bersama Mrs. Vallen. Mengobrol dengan santai sambil memperhatikan yang lain.

"She's talented. ICU—International Cheer Union, bahkan sudah mencari informasi tentang dia," ucap Mrs. Vallen.

"Apa maksud Anda, Mrs. Vallen? Saya adalah yang terbaik di sini. You said that too, right?" sahut Caitlin.

Pendengaran Helena tajam, ia bisa mendengar itu. Ditambah dengan jarak mereka yang cukup dekat dibandingkan yang lain.

"Kalau begitu, buktikan. Buktikan kalau ICU hanya akan melirik kamu. Saya hanya membutuhkan anak-anak yang berbakat, yang berusaha dan dapat terus membawa Starlight Cheerleader ke puncak," ujar Mrs. Vallen. "Entah kamu, atau dia."

"Saya." Satu kata itu penuh penekanan. Wajah Caitlin memang tersenyum, tapi tetap tak bisa menyembunyikan bahwa ia tertekan dan sedikit marah.

"Kamu bahkan tidak becus mengurus Fifteen Girls, kita kehilangan tiga anggota--"

"Mereka tidak profesional, Mrs. Mereka tidak layak," ucap Caitlin, memotong ucapan dan sangat tidak sopan.

Kemudian, Mrs. Vallen yang sedari tadi memandang ke arah lapangan pun mengalihkannya ke arah Caitlin. Menatap tepat ke mata gadis itu yang berwarna kehijauan, memakai softlens.

"Three days." Mata Mrs. Vallen menajam. "Lion MHS Football akan bertanding tiga hari lagi dan Fifteen Girls belum siap."

Caitlin memutar bola matanya, kemudian tertawa kecil. "Anda tenang saja, semua akan berjalan sesuai waktu dan rencana. Lagi pula, kita punya THE BS kan?"

HELENA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang