✧ 13 ✧ Maaf

65 3 0
                                    

H E L E N A

13. MAAF

Bel tanda jam istirahat pertama berbunyi dengan nyaring. Terdengar desah napas bahagia dari para murid, seolah-olah sejak tadi mereka tengah ditawan. Guru yang mengajar pun tersenyum, mengerti yang dirasakan oleh anak-anak didiknya—karena dulunya juga pernah merasakan.

Mengepak buku-buku pengetahuan yang membantunya memberikan materi, guru itu berniat untuk keluar dari ruang kelas. Jam pelajarannya sudah usai, setelah jam istirahat sudah berganti guru.

"Baiklah, terimakasih untuk perhatian kalian. Tugas yang tadi saya berikan harus selesai minggu depan dan dikumpulkan," ujar guru perempuan yang merupakan pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia itu.

"Baik, Bu," jawab para murid di kelas Helena dengan semangat. Padahal sejak tadi lemas. "Terimakasih atas ilmu dan kesabaran yang diberikan. Semoga Ibu Handini sehat selalu."

Saat awal tahun ajaran, Mrs. Arianne yang merupakan wali kelas mereka mengajarkan kalimat itu. Para murid harus mengucapkannya ketika guru yang mengajar hendak keluar dari kelas.

Bukan apa-apa. Guru juga memerlukan ucapan terimakasih atas ilmu yang diberikan dan juga kesabaran. Karena barangkali, bahkan selalu, setiap jam pelajaran berlangsung pasti ada-ada saja murid yang nakal. Guru patut diberi terimakasih atas hal itu.

"Lo tahu kelas Grey? Yang ketua W-Wolf itu?" tanya Helena ketika Bu Handini sudah keluar dari kelas.

Mendengar nama Grey beserta gelarnya di W-Wolf, beberapa teman sekelas Helena menengok. Merasa tidak wajar bahwa gadis secantik dan se-kalem Helena mencari cowok seperti Grey.

"Ngapain lo nyariin dia?" tanya Kaylee dengan dahi berkerut.

"Kasih tahu aja. Lo tahu nggak?" Helena tampak ngotot.

Setelah Kaylee memberitahu kelas Grey—yang menjadi rahasia umum siswa-siswi MHS, Helena langsung keluar dari dalam kelas. Bahkan Helena setengah berlari, tampak buru-buru.

"HEL!" Kaylee yang memanggilnya dengan suara keras pun tidak dihiraukan Helena.

Sebenarnya, Helena hanya ingin meminta maaf kepada Grey atas apa yang terjadi kemarin. Ketika Helena ingat janji dengan Grey malam harinya, ia merasa sangat tidak enak. Gadis itu sudah mengabaikan Grey termasuk chat dari cowok itu pun tidak sempat ia balas.

Helena sudah mengirimkan permintaan maaf panjang lebar melalui chat, sekaligus alasannya tadi malam juga. Tapi Grey sama sekali tidak membaca, apalagi membalasnya. Padahal chat itu terkirim dan Grey juga online.

Dan karena tadi Helena berangkat agak siang, membuatnya tidak sempat mencari-cari Grey. Maka, di jam istirahat pertama ini lah ia akan menemui cowok itu. Meminta maaf secara langsung.

Sungguh, Helena tadi malam tidak bisa tidur saking tidak enaknya dengan Grey.

Tok .. tok .. tok ....

Helena mengetuk pelan pintu ruang kelas itu. Tentunya setelah ia memastikan bahwa guru yang mengajar sudah keluar.

"Cari siapa ya?" tanya seseorang yang keluar dari dalam kelas itu bersama temannya.

HELENA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang