Chapter 30
Gadis itu mematikan mesin motornya yang sudah masuk ke dalam garasi. Gelap sekali ketika lampu motornya ikutan mati, sebab garasinya tidak memiliki lampu. Hanya cahaya bulan yang menjadi satu-satunya penerang.
Helena sengaja pulang larut. Sepanjang sore tadi, ia hanya duduk di sebuah cafe—bangku paling pojok, menyendiri. Padahal, di sekolah ia juga sudah menyendiri di perpustakaan sekolah. Ia tidak kuat untuk terlihat di depan siswa-siswi MHS karena banyak sekali yang mengejeknya.
"Ternyata new star itu drama queen, ya?"
"Udah gue duga sih, dia emang sebenernya nggak sehebat itu. Nggak bisa nandingin Caitlin."
"Caitlin kok dilawan? Tapi wajar sih, murid baru, haha."
"Kalo mau jadi The BS, nggak perlu ngejelek-jelekin mereka juga kali!"
"Dia pacarnya Grey di ketua geng sampah itu kan? Pantes. Ketularan bobroknya."
Masih banyak lagi kata-kata menyakitkan yang Helena dengar di sekolah. Semuanya jahat-jahat, semuanya hanya asal bicara tanpa tahu kebenarannya.
Grey juga sebenarnya sudah berusaha menghibur. Dia sendiri tidak ambil pusing, karena seumur hidup ... ia sudah biasa mendengar semacam itu untuk White Wolf. Namun, Helena menolak. Ia ingin sendiri, tidak mau ditemani.
Alhasil, Grey hanya bisa menemani dari jauh. Sampai tadi, cowok itu mengikuti Helena pulang sampai depan gerbang rumahnya. Dalam diam, tidak saling berbicara sepatah kata pun.
Dan Helena menghela napas kasar ketika mendapati sebuah motor lain di garasi—motor yang ia kenal. Membuatnya merasa sangat lelah menjalani satu hari yang panjang ini. Penuh kejadian.
"Ke mana aja kamu, Hel?" Arana langsung menghampiri begitu Helena masuk ke dalam rumah.
Helena tidak menjawab. Ia hanya menatap ke arah Glenn yang duduk di sofa ruang tamu, di samping Candra.
"Glenn udah nungguin dari tadi sore, loh," lanjut Arana.
"Mama bilang ke Glenn?"
Belum sempat Arana menjawab, Helena sudah meninggalkan ruangan itu dan menuju ke kamarnya.
Helena lelah. Sungguh. Padahal, masalah ini juga hasil dari apa yang ia buat. Tapi ia belum sanggup untuk menghadapinya sekarang. Setidaknya, jangan hari ini.
Brak!
Pintu kamar ditutup dengan kencang, lantas dikunci dari dalam.
Selang beberapa detik, pintu diketuk beberapa kali. "Hel, gue mau ngomong sebentar," ucap si pengetuk pintu itu.
Helena terduduk di lantai, bersandar pada pintu yang terkunci. Rasa lemahnya yang ia tahan sepanjang hari ini, akhirnya keluar juga. Ia tetap lemah ketika sudah berada di kamarnya, di mana tidak ada satu orang pun yang melihat dirinya.
Tok! Tok! Tok!
"Hel?"
"Besok aja, Glenn. Gue capek," balas Helena dengan suara bergetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELENA (End)
Teen Fiction(SEKUEL ARANDRA) *BEBERAPA PART DIPRIVAT ACAK, FOLLOW UNTUK MEMBACA* Ini kisah tentang "Helena", gadis cantik nan baik hati yang disukai semua orang. Ia berbakat dalam banyak hal dan dengan bakat itu lah ia bisa masuk ke ... Starlight Cheerleader-se...