"Yo-nii! Ada apa!?" Tanya Rin panik menghampiri Yoichi.
Melihat keadaan Yoichi, Sae dan Rin langsung berusaha untuk memenangkannya.
Sae memeluk Yoichi berharap agar cara itu berhasil memenangkannya, namun sepertinya cara itu tidak terlalu berhasil.
"Yoichi! Tenanglah!" Kata Sae sambil memeluk Yoichi untuk memenangkannya.
Rin memutuskan untuk mengambil telepon yg terjatuh karena di lepaskan Yoichi tadi.
"Siapa kamu!?!?" Tanya Rin marah kepada orang yg ada di telepon.
"Oh, hai Rin. Bagaimana kabarmu?" Kata orang itu di telepon dan membuat Rin kaget mendengar suara yg sangat dia benci.
"APA YG KAU LAKUKAN LAGI KEPADA YO-NII!?!?!?" Tanya Rin dengan amarah yg tidak terkendali.
"Jahat sekali, aku hanya menanyakan kabar kalian." Kata orang itu dengan acuh tanpa rasa bersalah sedikitpun.
"DENGAR INI. JANGAN PERNAH KAU MENELPON ATAU MENGHUBUNGI KAMI LAGI, APALAGI BERHUBUNGAN DENGAN ITOSHI YOICHI!!!" Bentak Rin dengan marah tanpa menahan sedikitpun amarahnya.
Rin langsung mematikan telepon itu dan hanya fokus dengan kondisi Yoichi.
"Yo-nii, tidak apa-apa. Tenanglah, kami ada di sini." Ucap Rin yg panik dan khawatir dengan kondisi kakaknya.
Yoichi hanya bisa diam di pelukan Sae dan kesulitan mengatur napasnya.
"Asmanya kambuh." Kata Sae khawatir melihat Yoichi di pelukannya.
Rin mengambil Yoichi dari pelukan Sae, dan menggendongnya menuju kamar.
Di kamar>>>
Rin membaringkan Yoichi di atas kasur dan menutupnya dengan selimut.
Sae mencari inhaler dan obat-obatan Yoichi, dia menemukannya di dalam laci meja sebelah kasur Yoichi.
Yoichi hanya bisa menutup matanya dan terbaring lemah di kasur sembari berusaha untuk bernapas.
Sae membuat Yoichi dalam posisi setengah duduk dengan tubuh Sae sebagai penopangnya, lalu memasukkan inhaler kedalam mulut Yoichi.
Napas Yoichi perlahan mulai tenang sehingga Sae memasukkan beberapa pil obat ke mulut Yoichi.
"Yoichi, minumlah obatmu." Kata Sae lembut.
"Ugh-" Rengek Yoichi sambil menelan obatnya.
"Bagus, anak baik." Kata Sae sambil membaringkan kembali Yoichi di kasur dan mengelus kepalanya supaya tenang.
Yoichi perlahan mulai tenang namun tanpa sadar dia mengeluarkan air mata sehingga di usap oleh Sae menggunakan jari telunjuknya.
"Hey Rin, apakah yg tadi itu 'dia'?" Tanya Sae kepada Rin yg duduk di pinggir kasur Yoichi.
"Hm, ya. Itu 'dia'." Jawab Rin dengan nada marah dan wajah muramnya yg memperhatikan Yoichi yg tertidur.
"Setelah bertahun-tahun tidak ada kabar setelah kejadian itu, 'dia' menghilang. Namun sekarang dia tiba-tiba menghubungi kita, dan membangkitkan trauma lama Yo-nii lagi." Lanjut Rin dengan suara pelan namun terdapat perasaan marah di suaranya dan tangannya mengepal erat.
Ruangan itu hening sejenak, sampai kemudian Sae mulai berbicara.
"Kembalilah ke kamarmu." Kata Sae kepada Rin.
"Tidak, aku menolak." Balas Rin singkat.
"Jangan keras kepala, kau tahu Yoichi tidak akan suka apabila melihatmu khawatir ataupun kelelahan karena dirinya." Jelas Sae yg membuat Rin tidak bisa membantah.
"Itu juga berlaku untukmu Sae-nii." Kata Rin sambil perlahan bangkit dari kasur.
"Ya, aku tahu. Aku akan memantau kondisinya sebentar lagi, kemudian pergi beristirahat." Ucap Sae sambil memperhatikan Yoichi yg tertidur.
Setelah itu Rin perlahan pergi meninggalkan kamar Yoichi dan berjalan menuju kamarnya sendiri.
Sementara itu Sae menatap Yoichi yg tertidur dengan dengan wajah tanpa emosi.
"Hey, Yoichi. Bagaimana cara kami agar bisa membantumu melupakan trauma yg dibuat oleh 'orang itu' terhadap dirimu?" Gumam Sae sambil mengelus kepala Yoichi tanpa membangunkannya.
Setelah merasa kondisi Yoichi cukup stabil, Sae perlahan bangkit dari kursi dan pergi untuk beristirahat di kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Overprotective Siblings
FanfictionItoshi Yoichi merupakan putra ke-2 dari keluarga Itoshi, dia memiliki satu kakak laki-laki yang bernama Itoshi Sae dan juga adik laki-laki bernama Itoshi Rin. Sae dan Rin sangat protektif terhadap Yoichi, bahkan mereka bisa saja menyembunyikan keber...