Chapter 17

2.8K 413 7
                                    

Pulang sekolah pun tiba. Sae, Yoichi, dan Rin berjalan bersama menuju gerbang sekolah. Di depan gerbang sudah ada mobil hitam yg panjang dan mewah menunggu mereka.

"Ini sangat mencolok." Gumam Rin sambil mengerutkan kening ketika melihat mobil itu.

"Silahkan masuk, Tuan Muda." Kata sang supir yg keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Sae, Yoichi, dan Rin.

Sae, Yoichi, dan Rin pun masuk ke dalam mobil. Untung saja sekolah sudah mulai sepi, sehingga tidak ada yg terlalu memperhatikan mereka.

Mobil pun mulai bergerak. Perjalanan menuju perusahaan orang tua mereka memakan waktu kurang lebih 20 menit, hingga tak terasa mereka sudah sampai di depan gedung yg begitu besar dan bertingkat-tingkat.

Supir membuka pintu untuk mereka, kemudian mereka pun masuk ke dalam gedung. Saat mereka masuk tiba-tiba semua tatapan pekerja yg ada di sana tertuju kepada mereka bertiga.

Salah satu pekerja di sana menghampiri mereka.

"Tuan Besar dan Nyonya Besar, sudah menunggu Tuan Muda sekali di lantai atas." Kata pekerja itu dengan sopan.

Sae memberikan anggukan sebagai respon dan pergi menuju lift sambil diikuti Yoichi dan Rin di belakangnya.

Sae menekan tombol untuk menuju lantai paling atas dan lift pun mulai bergerak.

"Entah kenapa aku merasakan firasat buruk." Gumam Yoichi sambil menunggu lift sampai ke tujuan mereka.

Beberapa menit berlalu dan mereka pun sampai di lantai paling atas tempat orang tua mereka menunggu.

Begitu lift terbuka mereka disambut oleh kedua orang tua mereka.

"Selamat datang, jarang sekali bukan kalian berkunjung kesini?" Kata sang Ayah sambil tersenyum yg sedang duduk dikursi dengan meja yg berisi tumpukan dokumen.

"Jadi? Ada apa kalian memanggil kami ke sini?" Tanya Sae tanpa basa basi.

"Kemarilah." Panggil sang Ibu yg duduk di sofa dan memanggil putra-putranya untuk ikut duduk di sofa.

Sae, Yoichi, dan Rin berjalan menuju sofa dan duduk di tempat yg mereka inginkan.

"Sebenarnya kami ingin kalian mengerjakan sesuatu." Kata sang Ayah kemudian meminum tehnya yg ada di meja.

"Dan pekerjaan itu?" Tanya Rin sambil memakan biskuit yg disuguhkan di atas meja.

Sang Ibu mengambil tehnya dan meminumnya, kemudian berkata "Kami ingin kalian menjadi model untuk perusahaan kita." Kata sang Ibu sambil tersenyum dan meletakkan cangkirnya kembali ke meja.

Perkataan itu langsung membuat Sae, Yoichi, dan Rin tersentak bahkan membuat Yoichi yg sedang minum hampir tersedak.

"Apa?" Tanya Sae tidak percaya sambil mengerutkan kening.

"Kalian akan menjadi model untuk iklan kita." Ucap sang Ibu sambil tersenyum.

"HAH!?" Teriak Sae, Yoichi, dan Rin serentak.

Mereka bertiga menatap tidak percaya kepada orang tua mereka.

"Tidak, tunggu dulu! Bukankah kalian biasanya menggunakan model dari luar!?" Tanya Yoichi dengan panik dan heran.

"Itu benar, kenapa tiba-tiba kami menjadi model!?" Tambah Rin yg ikut bingung dengan ide orang tua mereka.

"Alasannya?" Tanya Sae sambil mengerutkan kening.

"Mudah saja, itu karena sayang sekali apabila ketampanan kalian di sia-siakan." Ucap sang Ibu dengan senyuman polosnya.

"Itu benar, dan juga banyak para penggemar dan konsumen yg bertanya kenapa kalian tidak pernah muncul di publik." Kata sang Ayah sambil tersenyum lembut.

"Tapi! Tetap saja ini terlalu tiba-tiba!" Balas Rin yg masih tidak percaya dengan ide orang tua mereka.

"Tenang saja, kami sudah menyiapkan segalanya. Kalian hanya perlu berpose dan berdiri di depan kamera." Kata sang Ibu dengan bahagia.

Sae, Yoichi, dan Rin hanya bisa pasrah dengan kekalahan mereka dari orang tua mereka sendiri.

"Besok, sepulang sekolah. Kalian bisa langsung memulainya, dan seperti tadi supir akan menjemput kalian di sekolah." Jelas sang Ayah yg kemudian meminum tehnya lagi.

"Yg benar saja!?" Kata Yoichi yg masih tidak percaya.

Orang tua mereka hanya memberikan senyuman dan anggukan sebagai respon.

Overprotective SiblingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang