Chapter 25

2.5K 362 42
                                    

Tidak terasa 1 minggu pun berlalu, dan hingga sekarang keluarga Itoshi tidak mendapat kabar sedikit pun dari putra ke-2 mereka yaitu Yoichi.

Kini keluarga Itoshi sedang berada di dalam pesawat dalam perjalanan pulang dari luar negeri. Mereka tidak mengabari Issei juga Yoichi karena ingin memberikan kejutan tentang kepulangan mereka. Namun entah kenapa firasat mereka terasa tidak enak semenjak tidak mendapat kabar sedikit pun dari Yoichi.

Mereka terus bertanya kepada Issei tentang Yoichi namun jawabannya selalu.

Sedangkan di rumah Issei>>>

"Yoichi~ dimana kamu....?" Tanya Issei dalam keadaan mabuk berat sambil membuka pintu ruangan tempat Yoichi di kurung.

Yoichi sedikit tersentak ketika melihat Pamannya memasuki ruangan.

Kemudian Yoichi hanya menatap Issei dengan mata kosongnya.

Begitu Issei melihat Yoichi, dia langsung melempar botol kaca yg di pegangnya ke arah Yoichi yg berdiri di ujung ruangan.

"Ugh-" Rengek Yoichi pelan karena merasa sedikit perih di lukanya yg terkena cairan alkohol.

Lagi-lagi luka bertambah di lengan Yoichi, karena berusaha berlindung dari pecahan kaca.

Yoichi hanya sedikit meringis melihat lengannya dipenuhi luka dan mengeluarkan darah.

Issei mendekati Yoichi lalu menjambak rambutnya dengan kasar.

"Hm? Apakah aku harus menghabisimu sekarang?" Tanya Issei dengan wajah mabuknya.

Yoichi hanya menatap dengan mata kosong seakan tidak peduli apa yg terjadi dengan dirinya.

"Tapi aku masih belum puas melihat wajahmu yg menderita itu~" Kata Issei dengan nada senandung.

"Hm..baiklah untuk sekarang ku biarkan dulu." Ucap Issei kemudian melepaskan jambakan nya.

Issei pun pergi meninggalkan ruangan.

Yoichi hanya diam menatap pintu dengan mata kosongnya.

Yoichi sudah tidak bisa memikirkan apa-apa lagi karena pengaruh penyiksaan mental dan fisik yg dilakukan oleh Issei. Kini Yoichi hanya bisa diam sambil membiarkan Issei menyiksanya walaupun sesekali berusaha berlindung atau pun menghindar dari Issei, meskipun semuanya berakhir gagal.

Yoichi membiarkan rasa pusing merayap ke kepalanya hingga akhirnya kehilangan kesadarannya.

Tidak terasa beberapa jam berlalu dan keluarga Itoshi sudah sampai di bandara. Sang Ayah kemudian memanggil supir pribadi keluarga mereka untuk menjemput mereka.

Sae dan Rin sangat bahagia karena akhirnya mereka bisa bertemu Yoichi lagi. Mereka bahkan meminta untuk langsung menjemput Yoichi sekarang juga dan tidak peduli dengan rasa lelah yg merayap di tubuh mereka.

Sang supir pun hanya bisa mengikuti perintah majikannya.

Kini mereka pun sedang dalam perjalanan menuju rumah Issei untuk menjemput Yoichi. Tapi, tanpa mereka ketahui ternyata hal buruk sudah menanti mereka di sana.

Kurang lebih 30 menit berlalu dan mereka sudah sampai di kediaman Isagi.

Sae dan Rin pun langsung ke luar mobil dan langsung menuju pintu sambil di ikuti oleh sang Ibu.

Sang Ibu kemudian menekan bell rumah.

Setelah beberapa saat menunggu namun tidak ada tanggapan sama sekali. Kemudian sang Ibu menekan kembali bell tapi berakhir sama seperti sebelumnya, tidak ada yg membuka pintu.

Sang Ibu akhirnya memutuskan untuk menelepon adiknya.

Telpon berdering sebentar hingga akhirnya Issei merespon.

"Hah? Kakak? Ada apa?" Tanya Issei dalam keadaan mengantuk.

"Buka pintunya." Ucap Nyoya Itoshi dengan singkat.

"Hah? Apa maksudmu kak?" Tanya Issei dengan bingung lagi.

"Kami ada di depan rumahmu, jadi buka pintunya." Jawab Nyonya Itoshi.

"Eh- APA!?!?" Teriak Issei dengan panik.

Overprotective SiblingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang