Chapter 26

2.5K 373 46
                                    

Telepon pun segera di matikan dan Issei dengan terburu-buru pergi menuju pintu hingga lupa bahwa bau alkohol masih menempel kuat di tubuhnya.

Begitu sampai di depan pintu, Issei seketika membuka pintu dan melihat kakaknya juga keponakannya berdiri di depan pintu.

"Aku tidak tahu kalian sudah pulang." Kata Issei dengan kaget.

"Ya, kami baru saja dari bandara." Balas nyonya Itoshi.

Sae dan Rin menyimak pembicaraan Ibu dan paman mereka, namun indra penciuman mereka bisa mencium bau alkohol dari Issei.

Nyonya Itoshi itu pun ikut mencium bau alkohol kuat dari Issei.

"Issei, kamu mabuk?" Tanya Nyonya Itoshi bingung. Karena pasalnya Issei bukanlah orang yg suka meminum alkohol dan bermabukkan.

Mendengar pertanyaan itu, Issei seketika menyadari bahwa dirinya diselimuti oleh bau alkohol.

"T-t-t-tidak!" Jawab Issei panik.

Issei seketika menerima tatapan tajam dari kakaknya.

"Sungguh! Aku tidak mabuk!" Jawab Issei lagi.

Nyonya Itoshi hanya menatap tajam pada sang adik.

"Berusaha berbohong? Padahal jelas-jelas bau alkohol melekat di tubuh mu." Jelas Nyonya Itoshi dengan sedikit ketus.

"Ugh- baiklah, aku minum alkohol sedikit..." Jawab Issei dengan nada kekalahan sambil mengalihkan pandangannya.

Nyonya Itoshi hanya menghela nafas kesal dengan perilaku adiknya tersebut.

"Ngomong-ngomong, dimana Yoichi?" Tanya Sae yg dari tadi penasaran dengan keberadaan adiknya.

Tiba-tiba Issei tersentak mendengar pertanyaan Sae.

"Oh, dia sedang pergi keluar." Jawab Issei berusaha tenang.

"Hah? Aku tidak tahu Yo-nii suka pergi keluar." Kata Rin dengan bingung.

"Yoichi bilang dia mau pergi ke taman." Kata Issei lagi.

"Eh? Kalo begitu taman mana? Kami akan menjemputnya." Kata Nyonya Itoshi.

"Oh itu, aku tidak tahu, dia bilang mau pergi ke taman saja." Jelas Issei dengan suara tenangnya.

"Kalo begitu telepon saja." Usul Rin yang sudah tidak sabar.

"Justru itu, Yoichi meninggalkan handphone nya." Ucap Issei lagi.

"Baiklah, kalo bagitu kami akan menunggu di sini. Tidak masalah bukan?" Ucap Nyonya Itoshi kepada Issei.

"E-e-eh!? T-t-tapi b-bukankah kalian lelah? Sebaiknya pulang untuk beristirahat dulu! Aku kan mengabari kalian apabila Yoichi sudah pulang." Jelas Issei dengan sedikit panik.

"Eeehhhh...tapi aku ingin segera bertemu Yo-nii!!!" Rengek Rin yang sudah lelah menunggu.

"Y-Y-Yoichi bilang dia mungkin agak lama di luar..." Kata Issei berusaha menjelaskan dengan keadaan sedikit panik.

"Tidak masalah, kami bisa menunggunya." Kata Sae kemudian.

Tiba-tiba ada suara pecahan kaca terdengar dari dalam rumah. Mereka semua pun kaget mendengar suara itu.

"Bunyi apa itu?" Tanya Nyonya Itoshi dengan curiga.

"O-o-oh sepertinya peliharaan ku memecahkan barang lagi." Ucap Issei dengan sedikit panik.

"Peliharaan?" Tanya Nyonya Itoshi lagi.

"I-i-itu benar! Aku baru saja memelihara kucing beberapa hari yang lalu." Jelas Issei lagi.

Hal itu semakin membuat Sae dan Rin curiga.

"Sudahlah, kami akan menunggu Yoichi di sini." Tegas Nyonya Itoshi dan membuat Issei semakin panik.

Tiba-tiba sang Ayah atau bisa di bilang Tuan Itoshi datang menghampiri mereka.

"Ada apa? Kenapa lama sekali?" Tanya Tuan Itoshi dengan bingung.

"Oh, Issei bilang Yoichi sedang pergi keluar dan kami berencana untuk menunggunya di sini hingga Yoichi kembali." Jelas Nyonya Itoshi kepada sang suami.

"Paman Issei tidak membolehkan kita menunggu Yoichi di sini." Ucap Rin dengan nada sedikit kecewa.

"Hah? Kenapa?" Tanya Tuan Itoshi dengan bingung.

"Lagi pula kami hanya menunggu sampai Yoichi kembali saja." Ucap Tuan Itoshi lagi.

Issei semakin panik karena desakan oleh keluarga kakaknya.

Tiba-tiba terdengar suara lemah dari dalam rumah, dan muncul sosok familiar dari lorong rumah itu.

Overprotective SiblingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang